- Kumpulan Puisi Hardiknas 2-4 Bait untuk SD hingga SMA Puisi #1: Ki Hajar Dewantara Puisi #2: Pendidikan dan Harapan Puisi #3: Pendidikan Bukan Pengajaran Puisi #4: Pendidikan Puisi #5: Tujuan Ilmu Puisi #6: Para Pelajar Puisi #7: Belajar Puisi #8: Menggapai Impian Puisi #9: Perjuangan Meraih Mimpi Puisi #10: Literasi Puisi #11: Pendidikan Masa Lalu Puisi #12: Bersahabatlah dengan Ilmu Puisi #13: Ilmu Abadi Puisi #14: Waktu Adalah Ilmu Puisi #15: Hatinya Rupawan meskipun Rusak Badan Puisi #16: Suara Murid Masa Kini Puisi #17: Seuntai Syukur
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati tiap 2 Mei. Peringatan tersebut tidak terlepas dari sosok Ki Hadjar Dewantara, pelopor pendidikan Indonesia di masa penjajahan.
Tahun ini, tema Hardiknas 2024 yang diusung adalah "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar". Peringatan kali ini juga bertepatan dengan pencanangan Mei 2024 sebagai Bulan Merdeka Belajar.
Ada banyak hal yang bisa dikerjakan selama peringatan Hardiknas, misalnya membaca puisi. Bagi detikers yang sedang mencarinya, berikut kumpulan puisi Hari Pendidikan Nasional 2-4 bait untuk SD hingga SMA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kumpulan Puisi Hardiknas 2-4 Bait untuk SD hingga SMA
![]() |
Puisi #1: Ki Hajar Dewantara
Karya: A.K. Wardhani
2 Mei engkau dilahirkan
Tanggal itu pula kami abadikan
sebagai hari Pendidikan Nasional
Karena jasamu,
Mengentaskan kebodohan
Memerangi penjajah dengan cahaya pengetahuan
Putra ningrat yang merakyat
Pengasingan tak menghentikan langkah
Serbuan kritik tajam kau arah
Jiwamu menahan amarah
Dalam doa dan tengadah
Dalam tulisan penuh amanah
Ki Hajar Dewantara... Ki Hajar Dewantara!
Pekik namamu harum kukenang selalu
Engkaulah pendiri Taman Siswa
Engkaulah pejuang Tiga serangkai
Teladanmu terlukis nyata penuh wibawa
Dalam perjuanganmu!
Dalam tulisanmu!
Dalam dedikasimu!
Semboyanmu akan selalu terpatri
Ing ngarsa sung tuladha
Ing madya mangun karsa
Tut Wuri handayani
(Sumber: Laman resmi Dinas Kebudayaan Kabupaten Kendal Jawa Tengah)
Puisi #2: Pendidikan dan Harapan
Karya: Dwi Arif
Pendidikan adalah tangga harapan
Tangga itu menuntun manusia untuk mencapai tujuan
Semua manusia berhak untuk menggunakan
Untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan
Tangga itu tidak boleh disembunyikan
Dari semua insan yang ingin perubahan
Tangga tersebut tidak boleh disalahgunakan
Hanya untuk meraih keuntungan
Tangga itu harus benar-benar kuat
Agar mampu merubah manusia menjadi bermartabat
Tangga tersebut harus selalu dirawat
Agar bisa membimbing kita meraih akal sehat
Tangga itu harus bisa beradaptasi
Dari jaman yang begitu kencang berlari
Tangga itu tidak boleh dinodai
Agar bisa mengantar kita menjadi manusia bermoral yang hakiki
(Sumber: Buku Pijar Antologi Puisi Pendidikan - Universitas Katolik Soegijapranata)
Puisi #3: Pendidikan Bukan Pengajaran
Karya: Ritawati Parhusip
Yang ada "Hari Pendidikan" bukan pengajaran
Itulah arti penting pendidikan
Dirayakan dan dimeriahkan oleh orang peserta didik
Didampingi oleh pendidik
Hari Pendidikan bukan hari pengajaran
Pendidikan diusahakan
Pendidikan diwariskan
Pendidikan diteruskan
Pendidikan dimuliakan
Pendidikan disuarakan
Pendidikan digelorakan
Pendidikan harus dikedepankan
Bukannya pengajaran
Semangat pendidikan harus disebarkan
Semangat pendidikan harus ditebarkan
Semangat pendidikan harus diabadikan
Semangat pendidikan harus ditegakkan
Semangat pendidikan harus dibudayakan
Semangat pendidikan harus diselaraskan
Semangat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
(Sumber: Antologi Puisi "Doa dan Asa Dari Tapal Batas Untuk Indonesia Maju"' oleh Martiman S Sarumaha, dkk)
Puisi #4: Pendidikan
Karya: Sriyatun
Beribu makna terkandung dalam huruf dibacaanmu "Pendidikan"
Pondasi kokoh peradaban bangsa
Empati dan etitut tercermin dalam jabaran dan pelaksanaanmu
Negeri maju dan berkembang karena tuntunan
Dedikasi diri untuk kemajuan dan kemandirian bangsa
Indeks prestasi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan adalah tujuan utama
Dunia luas dinaungi kemajuan teknologi menjadi tantangan terbesar
Inspirasi dari setiap insan yang bernaung di duniamu menjadi pemenang
Koreksi adalah semangat untuk melihat peluang
Antarkan bangsa menuju peradaban besar yang mampu bersaing
Nominasi tertinggi mampu bangsa raih bila maknanya dalam penerapan
Itulah pendidikan bagiku
Pendidikan yang berkarakter dalam etika
Pendidikan yang berspiritual dalam tindakan
Pendidikan yang bersosial dalam pergaulan
(Sumber: Goresan Pena: Antologi Puisi Pendidikan oleh Ni Nengah Restari, dkk)
Puisi #5: Tujuan Ilmu
Karya: David Aribowo
Aku melangkah tanpa arah tujuan
Hingga impian menjadi suram
Aku berimajinasi seperti elang
Hingga rintangan terlihat ringan
Aku membuang waktu untuk tujuan
Hingga pengetahuan tampak luas dan terang
Aku berhasil menuntut ilmu
Hingga pekerjaan terasa kesenangan
(Sumber: Pijar: Antologi Puisi Pendidikan oleh Benny D Setianto dkk, Civitas Akademika Unika Soegijapranata)
Puisi #6: Para Pelajar
Karya: Elfrida Octaviani
Kami tumbuh untuk Indonesia
Kami hidup untuk Indonesia
Kami berdiri untuk Indonesia
Kami mati untuk Indonesia
Tidak semata mata kami hanya meminta
Dengan jeritan dan ronta
Tapi kami juga mengalirkan
Ilmu sebagai terapan yang meringankan
Malam tergelap tepat sebelum fajar
Rintangan dan halangan selalu mengajar
Esa hilang dua terbilang
Tak akan ada harapan yang hilang
(Sumber: Pijar: Antologi Puisi Pendidikan oleh Benny D Setianto dkk, Civitas Akademika Unika Soegijapranata)
Puisi #7: Belajar
Karya: Agnes Valentina Christa
Ketika matahari terbit memancarkan sinarnya
Seketika itu jiwa ragaku terbakar
Terbakar oleh semangat belajar
Demi mencapai tujuan mulia
Belajar ...
Menjadi jalan yang menyakitkan demi mencapai sebuah tujuan
Luka, ejekan, perih terasa selama belajar
Namun, hati tetap teguh dalam belajar
Belajar ...
Menjadi jalan cita dan harapan bagi masa depan
Belajar seakan menjadi semangat untuk terus maju
Maju melawan kebodohan
(Sumber: Pijar: Antologi Puisi Pendidikan oleh Benny D Setianto dkk, Civitas Akademika Unika Soegijapranata)
Puisi #8: Menggapai Impian
Karya: Ni Nengah Restari
Senyum terukir tipis
Menghias bibir yang manis
Langkah demi langkah berpijak
Mengejar angan yang bijak
Sejuta harapan kurengkuh
Laksa rintangan kutempuh
Laksa menuju kemenangan
Menggapai impian
Riang gembira jalan hidup
Hati ikhlas bahagia datang
Perjuangan dan doa penuh ikhlas
Bawa berkah yang berlimpah
(Sumber: Goresan Pena: Antologi Puisi Pendidikan oleh Ni Nengah Restari, dkk)
Puisi #9: Perjuangan Meraih Mimpi
Karya: Natasha Maylina
Sejuta angan dan mimpi
Menari di kepalaku
Sejuta harapan
Bergema di dalam hatiku
Ke manakah semua ini kubawa?
Kehidupan yang maha keras
Menghadang impian dengan batu rintangan
Takkan kulepas genggaman mimpiku
Melupakan imajinasi sejenak
Berjerih payah mewujudkan mimpi
Setiap jerih payah pasti terbayar
Berikan banyak harapan
Semangat perjuangan berkobar
Demi mimpi di masa depan
Takkan 'ku berpaling darinya
'Kan kuraih mimpi setinggi bintang
(Sumber: Pijar: Antologi Puisi Pendidikan oleh Benny D Setianto dkk, Civitas Akademika Unika Soegijapranata)
Puisi #10: Literasi
Karya: Kiswo, MPd
Direbahkannya di atas pembaringan badan ini
Terdengar detak waktu menyapa dalam sunyi
Kuingat samar-samar dan kuresapi dalam hati
Yang terlintas tidak ada kata lain kecuali literasi
Membaca penuh makna menjelajah angan
Berbicara menutur kata menelusur impian
Menghitung bintang membayangkan harapan
Menggoreskan pena menulis dalam bayangan
Menyalurkan ekspresi diri mengayuh khayalan
Menatap masa yang jauh akan khasanah bacaan
Berbicara, membaca, bercerita, dan menulis jadi acuan
Muara literasi yang berpengetahuan dan berperadaban
Membaca membuat pikiran sadar
dan tak sadar serentak
Dua potensi dahsyat dalam diri
Saat membaca berdecak
Keduanya menangkap bagian yang sedang berdetak
Yang melahirkan macam-macam literasi indah berkepak
(Sumber: Apresiasiku untuk Pendidikan oleh Kiswoyo, MPd)
Puisi #11: Pendidikan Masa Lalu
Karya: Muhammad Haris
Manusia zamannya
Berpindah ke mana-mana
Di situ berada selalu belajar
Di sana semangat terbakar
Ruang terbuka
Sekat alam manusia
Samudra ilmu
Menyentuh kalbu
Tanpa keluh kesah
Tanpa meratapi masalah
Bisa menyelesaikan
Bisa menuai kesuksesan
(Sumber: Pendidikan Untuk Kemanusiaan: Kumpulan Puisi Masa Kini oleh Muhammad Haris)
Puisi #12: Bersahabatlah dengan Ilmu
Karya: Alberta Michelle
Bersahabatlah dengan ilmu
Maka kehidupan yang cerah memihakmu
Bersahabatlah dengan ilmu
Maka harapan terasa dekat di genggamanmu
Dunia akan selalu membutuhkanmu
Membutuhkan ilmumu
Membutuhkan kerja kerasmu
Membutuhkan semangatmu
Teruslah belajar
Hingga tak lagi mengenal rasa lelahmu
Teruslah belajar
Hingga kesuksesanlah yang menemani hari-harimu
(Sumber: Pijar: Antologi Puisi Pendidikan oleh Benny D Setianto dkk, Civitas Akademika Unika Soegijapranata)
Puisi #13: Ilmu Abadi
Karya: Medina Muncar Irmaranti
Ilmu adalah cahaya kehidupan
Menjadi penerang dalam gelapnya kehidupan
Begitu luas untuk dijelajahi
Ilmu bagaikan petunjuk
Penuntun kejalan yang benar
Menjadi dasar atas apa yang kita lakukan
Ilmu tak pernah lekang oleh waktu
Berkembang seiring berkembangnya waktu
Dan akan terus berkembang hingga akhir kehidupan
(Sumber: Pijar: Antologi Puisi Pendidikan oleh Benny D Setianto dkk, Civitas Akademika Unika Soegijapranata)
Puisi #14: Waktu Adalah Ilmu
Karya: David Aribowo
Untuk bisa terbang harus butuh waktu
Untuk bisa berlari harus menguasai waktu
Untuk bisa berenang harus meluangkan waktu
Untuk bisa melompat harus mengatur waktu
Butuh waktu untuk menguasai materi
Menguasai waktu untuk sukses dari bangku sekolah
Meluangkan waktu untuk mengibarkan ilmu
Mengatur waktu untuk membawa nama baik sekolah
(Sumber: Pijar: Antologi Puisi Pendidikan oleh Benny D Setianto dkk, Civitas Akademika Unika Soegijapranata)
Puisi #15: Hatinya Rupawan meskipun Rusak Badan
Karya: Samsul Hadi
Dia bersua seperti biasa
Menyapa dan bercanda
Namun dia bercita mulia
Bertahan dalam rimba pengetahuan
Kelaparan demi yang lain kecukupan
Perih demi tegaknya kemanusiaan
Adalah dia yang menjadi dambaan dunia
Dialah mutiara indah tak ternilai harganya
Tangan dan kakinya tak mau diam
Perut dan kepalanya terus menerjang
Berjalan membawa senapan siap dibidikkan
Jiwa dan raganya dipertaruhkan
Hidup dan matinya menjadi jaminan
Dengan hati dan pikirannya ia diam dan berjalan
Dia mengarungi samudera kebaikan
Mendaki tebing terjal kebenaran
Rela menderita melebihi apapun
Kesempatannya tak tersia-siiakan
Sanggup melampaui perjalanan jauh berapapun
Sekalipun tinggalkan harta dan kedudukan
Dia aneh dan hina dipandang sebelah mata
Nyatanya ia kaya, mulia, dan tegak perkasa dari yang ada
Tekadnya gigih dalam rencana
Semangatnya kuat bagaikan baja
Hatinya pasrah tinggi ke angkasa
Tawakkal berserah pada sang Penguasa
Meski duri tajam mengoyak tubuh dekilnya
Ia terus melangkah demi ilmu pendidikan
Siapapun yang memandang akan tertawan
Hatinya rupawan meski rusak badan
Kata dan perbuatannya membingungkan
Namun pada pengujungnya semua terbuktikan
Dia sang idaman dicintai Tuhan
(RSKP Dharmais Jakarta, Jumat, 10 Juni 2022)
(Sumber: Aku Ingin Digugu dan Ditiru: Kumpulan Puisi Satire Pendidikan oleh Samsul Hadi)
Puisi #16: Suara Murid Masa Kini
Karya: Pipit Sriwulan
Inginku bebas inginku lepas
Terserah air mengalir ke mana
Melewati pasir, lembah dan telaga
Berlari sekuat-kuatnya yang tanpa batas
Kebebasan mengolah cipta, rasa, dan karya itu hak kami
'Tuk memupuk sejuta potensi yang terpatri di sanubari
Maka waktu, ilmu dan maju akan tumbuh dalam diri
Kemerdekaan dalam bermain dan belajar haruslah ditaati
Dukunglah kami, bimbinglah kami
Menggapai keemasan sebagai wujud dari mimpi
Doakan kami, agar tiada jalan yang tak pantas 'tuk dilalui
Kami hanyalah seekor semut yang pantas 'tuk disayangi
Sungguh pendidikan adalah pusaka
Harus selalu dijaga kemurnian dan keutuhannya
Mengayomi, memfasilitasi mencetak generasi
sesuai keyakinan falsafah negeri
Menopang kuat kemajuan negara,
berakarkan budaya Indonesia
(Sumber: Spirit Guru Penggerak: Kumpulan Puisi Filosofi Ki Hajar Dewantara, Antologi Puisi CGP Angkatan 4 Tulungagung)
Puisi #17: Seuntai Syukur
Karya: Margareta Asti
Teruntuk Dikau, Peri Berilmu
Dari aku yang selalu menyusahkanmu
Panas kemarau yang tak berkesudahan
Dingin penghujan yang tak berujung
Bak merekalah kehebatanmu
Pengabdianmu bagaikan lily yang menawan
Mulia, suci, pun semangatmu enggan mematung
Tiada pernah kau siakan hadirmu
Lihatlah bunga-bungamu yang bermekaran
Tanpamu semua dungu, pandir, pusung!
Tak satu pun dari benihmu kau biarkan layu
Terima kasih, Peri berilmu
Terima kasih untuk hadirmu
Terima kasih atas cintamu
(Sumber: Buku Pijar Antologi Puisi Pendidikan yang diterbitkan Universitas Katolik Soegijapranata)
Demikianlah kumpulan puisi Hardiknas 2-4 bait untuk SD hingga SMA. Selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional, ya, detikers!
(mff/nkm)