Kenapa Perhitungan Kalender 7 Hari dalam Seminggu? Ini Sejarahnya

Kenapa Perhitungan Kalender 7 Hari dalam Seminggu? Ini Sejarahnya

Tim detikEdu - detikSumut
Jumat, 12 Apr 2024 18:00 WIB
Ilustrasi kalender
Foto: Getty Images/iStockphoto/Jerome Maurice
Medan -

Dalam kalender perhitungan hari dimulai dari Senin hingga minggu. Ada tujuh hari sistem perhitungan di kalender.

Pernahkah detikers bertanya kenapa perhitungan di kalender dalam satu minggu ada tujuh hari? Kenapa tidak 5 atau 6 hari.

Dilansir dari detikEdu, pencatatan waktu diketahui berasal dari pergerakan bumi, bulan, dan matahari, untuk menentukan waktu lama dalam setahun, bulan, dan hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perhitungan 7 Hari Seminggu Dibuat Orang Babilonia

Orang Babilonia adalah orang yang membuat minggu menjadi 7 hari. Walaupun di peradaban lain ada yang menggunakan 8 dan 10 hari.

Dikutip dari Discover Magazine, salah satu peradaban awal yang memainkan peran penting dalam penentuan tujuh hari dalam seminggu adalah orang Babilonia. Mereka, yang tinggal di wilayah Irak modern, telah lama menjadi pengamat dan penafsir langit yang cerdas.

ADVERTISEMENT

Orang Babilonia mengamati tujuh benda langit penting yaitu Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus. Dari pengamatan ini, mereka mendapatkan angka 7 untuk perhitungan benda langit tersebut.

Babilonia membagi bulan lunar mereka menjadi tujuh hari dalam seminggu, dengan hari terakhir dalam seminggu memiliki makna keagamaan tertentu.

Mengingat Bulan memiliki siklus 28 hari, yang terlalu lama untuk diingat. Sehingga, mereka membagi bulan menjadi 4 minggu yang sama berisi 7 hari.

Orang Mesir Gunakan Sistem Kalender 10 Hari dalam Seminggu

Di peradaban lain yakni orang Mesir menggunakan sistem kalender 10 hari dalam seminggu, sementara orang Romawi menggunakan sistem kalender 8 hari dalam seminggu.

Pada akhirnya, penggunaan 7 hari dalam seminggu disepakati banyak orang dan digunakan hingga sampai saat ini.

Penyebaran Penggunaan 7 Hari dalam Seminggu

Peradaban Babilonia punya pengaruh yang kuat di kawasan Asia Barat, Balkan, dan Afrika Utara termasuk Mesir terutama pada abad ke-7 dan ke-6 Sebelum Masehi.

Orang-orang Yahudi, misalnya, mengadopsi konsep tujuh hari dalam seminggu setelah menjadi tawanan Babilonia. Kekaisaran Persia dan Yunani juga mengikuti pola ini.

Berabad kemudian saat kebudayaan Yunani, yang dipelopori oleh Alexander Agung, menyebar ke berbagai wilayah hingga India, konsep tujuh hari dalam seminggu pun ikut merambah.

Para ahli juga mengemukakan bahwa India kemungkinan memperkenalkan konsep ini ke wilayah China pada masa tertentu.

Puncaknya, ketika bangsa Romawi mulai menaklukkan wilayah yang dipengaruhi Alexander Agung. Bangsa ini akhirnya turut menggunakan konsep tujuh hari dalam seminggu.

Kaisar Konstantinus bahkan menetapkan tujuh hari dalam seminggu adalah minggu resmi Romawi pada tahun 321 Masehi, dengan hari Minggu ditetapkan sebagai hari libur umum.

Pada abad ke-20 ada upaya mengubah struktur tersebut seperti usulan penambahan hari dalam seminggu atau penyesuaian lainnya. Namun, hal tersebut tak terwujud karena konsep tujuh hari dalam seminggu telah mengakar di berbagai wilayah.




(astj/astj)


Hide Ads