Syekh Burhanuddin Ulakan merupakan salah satu ulama besar yang berasal dari Minangkabau. Ia dikenal sebagai ulama pembaharu yang telah memberikan dampak besar terhadap pengenalan agama Islam di Sumatera Barat.
Namun, masih banyak yang belum mengenal sosok Syekh Burhanuddin Ulakan secara mendalam. Lantas, siapakah Syekh Burhanuddin Ulakan? Yuk, simak profil, asal-usul, hingga cerita akhir hidupnya berikut ini.
Profil Singkat Syekh Burhanuddin Ulakan
Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Syekh Burhanuddin Ulakan lahir pada tahun 1646 di Sintuk, Kabupaten Padang Pariaman. Dikenal juga dengan nama Burhanuddin Ulakan Pariaman, ia merupakan seorang ulama pengamal Tarekat Syattariyah yang sangat berpengaruh di daerah Minangkabau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Syekh Burhanuddin Ulakan dikenal sebagai pahlawan pergerakan Islam dalam melawan penjajahan VOC. Mengutip dari situs Universitas Islam An Nur Lampung, ia pernah membantu Kerajaan Pagaruyung yang saat itu tengah dilanda konflik internal dan eksternal akibat kehadiran VOC.
Asal Usul Syekh Burhanuddin Ulakan
Saat masih kecil, ia belum banyak mengenal ajaran Islam. Pasalnya, orang tua serta lingkungan masyarakatnya belum banyak yang mengenal ajaran Islam. Namun, saat memasuki usia dewasa, ia memutuskan untuk merantau dan meninggalkan tempat orang tuanya.
Ia berlayar ke Aceh untuk berguru kepada Syekh Abdurrauf as-Singkili, seorang Mufti Kerajaan Aceh yang berpengaruh. Setelah 30 tahun menuntut ilmu di Aceh, Syekh Burhanuddin Ulakan memutuskan untuk kembali ke tempat asalnya yakni Minangkabau untuk menyebarkan ajaran Islam.
Pada tahun 1680, ia ke Ulakan untuk mendirikan surau di Tanjung Medan. Syekh Burhanuddin Ulakan mulai menyebarkan ajaran Islam sekaligus mengembangkan Tarekat Syattariyah.
Di surau ini, beberapa aktivitas keagamaan dan sosial dilakukan. Mulai dari salat lima waktu, belajar ilmu agama, musyawarah, berdakwah, berkesenian, hingga mempelajari ilmu bela diri. Bahkan, surau ini berkembang secara pesat yang menjadi sebuah pondok pesantren.
Cerita Akhir Hidup Syekh Burhanuddin Ulakan
Mengutip dari situs Kemdikbud, Syekh Burhanuddin Ulakan meninggal pada 20 Juni 1704 saat berusia 58 tahun. Ia dimakamkan di Ulakan, dekat dengan surau miliknya.
Sampai saat ini, makamnya menjadi tempat ziarah bagi para pengikut Tarekat Syattariyah dan masyarakat Minangkabau secara umum. Sebagai informasi, berziarah ke makam Syekh Burhanuddin biasanya dilakukan setiap tanggal 10 Safar yang menjadi ungkapan penghormatan dan pelayanan kepada guru mereka.
Demikian pembahasan mengenai profil, asal usul, hingga cerita akhir hidup dari Syekh Burhanuddin Ulakan. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat ya!
Artikel ini ditulis Berkat Prima Telaumbanua, mahasiswa peserta magang merdeka di detikcom.
(afb/afb)