Mengenal Tan Malaka, Pejuang Revolusioner Indonesia

Mengenal Tan Malaka, Pejuang Revolusioner Indonesia

Salamah Harahap - detikSumut
Kamis, 22 Feb 2024 06:00 WIB
Lukisan Tan Malaka
Tan Malaka. (Foto: Ari Saputra).
Medan -

Tan Malaka adalah tokoh yang terkenal dengan ideologi kiri. Ia menjadi salah satu penggerak partai Komunis dan penentang besar kolonialisme. Perjuangan dan perlawanannya terhadap Belanda menjadikannya sebagai pahlawan nasional.

Lalu, siapa sebenarnya Tan Malaka? Apa saja gerakan yang dilakukannya hingga menjadi pahlawan revolusioner bangsa? Yuk, intip penjelasannya berikut ini.

Profil dan perjalan Revolusi Tan Malaka

Profil Singkat Tan Malaka

Dilansir dari buku Tan Malaka karya Masykur Arif Rahman, Tan Malaka memiliki nama kecil "Ibrahim" dengan gelar adat "Datuk", sehingga ia memiliki nama panjang Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka. Lahir di Nagari Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota pada tahun 1897 dan merupakan anak dari H.M Rasad dan Rangkayo Sinah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tan Malaka menempuh pendidikan ke Rotterdam, Belanda pada 1913. Di sana, ia mulai tertarik terhadap komunisme dan mulai mempelajarinya. Buku-buku favoritnya merupakan karya-karya Friedrich Nietzsche, Karl Marx, Friedrich Engeis, dan Vladimir Lenin.

Perjalanan Revolusi Tan Malaka

Seusai menyelesaikan pendidikannya di Belanda, Tan Malaka kembali ke Indonesia dan memilih untuk menggeluti profesi sebagai pengajar di Perkebunan Tembakau, Sumatera Utara. Di sana ia juga aktif menulis untuk lembaga pers dan salah satu tulisannya yang pernah dimuat adalah "Tanah Orang Miskin" pada harian Het Vrije Woord.

ADVERTISEMENT

Jasanya dalam dunia pendidikan tidak hanya sebatas mengajar saja. Pada tahun 1921 Tan Malaka berhasil mendirikan sekolah rakyat untuk anak-anak Sarekat Islam (SI) di Kota Semarang. Namun setelah itu ia memilih untuk mengajar di Singapura selama 20 Tahun.

Ada banyak perubahan yang dirasakannya setelah kembali ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Dikutip dari jurnal resmi "Pemikiran Tan Malaka dalam Politik Pendidikan Berkarakter Ke-Indonesiaan" karya Faqih Lukman, MADILOG dan ASLIA merupakan karya Tan Malaka yang sudah rampung kala itu.

Pada masa itu pula Tan Malaka berusaha merebut kembali kesejahteraan kaum buruh dengan membangun gerakan bawah tanah di bawah pemerintahan Jepang.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tahun 1945, Tan Malaka semakin melancarkan gerakannya. Dia mengusulkan demonstrasi besar-besaran yang menjadi cikal bakal musyawarah akbar di lapangan Ikada.

Meskipun begitu, Tan Malaka juga mengalami sejumlah pergolakan, khususnya pasca Indonesia merdeka. Pada saat itu, terdapat perbedaan ideologi antara Soekarno, Soedirman, dan dirinya sendiri. Tan Malaka juga sempat di penjara selama 2 tahun dan dibebaskan pada tahun 1948. Tepat pada tahun itu pula ia mendirikan Partai Murba.

Perjalanan Tan Malaka dirangkum pada buku-buku yang ditulisnya. Dan tentunya, perjuangan itu membuatnya memiliki pengaruh besar dalam sejarah Indonesia dimulai dari masa penjajahan, kemerdekaan, bahkan sampai sekarang.

Artikel ini ditulis oleh Salamah Harahap, mahasiswi peserta magang merdeka di detikcom.




(dhm/dhm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads