Universitas Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Nommensen Pematang Siantar berada di Jalan Sangnawaluh (d/h Jalan Asahan) No. 4A Pematang Siantar. Berdirinya universitas tersebut menyimpan sejarah di baliknya.
Melalui tulisannya, Pdt. Sikpan Sihombing menjabarkan tentang sejarah hingga peresmian universitas milik HKBP tersebut. Untuk itu, berikut detikSumut rangkum penjelasan lengkapnya yang wajib detikers simak sampai akhir.
Sejarah Berdirinya Universitas HKBP Nommensen
Sejarah berdirinya Universitas HKBP Nommensen dimulai ketika seorang misionaris bernama Nommensen memasuki Tapanuli Bagian Utara. Kehadirannya untuk menyebarkan injil penuh pergumulan hidup bahkan ancaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Nommensen tetap setia melayani orang Batak dan merintis pelayanan dengan memasukkan kekuatan injil, pengetahuan, dan patriotisme. Sejak saat itu, kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan lambat laun teratasi.
Upaya Nommensen meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat mendukung keberhasilannya dalam menyebarkan injil di Tanah Batak. Sampai akhirnya, Nommensen mendesak masyarakat untuk membangun gereja dan sekolah.
Nommensen mengangkat derajat hidup masyarakat Batak sehingga sosoknya dianggap sebagai Rasul orang Batak. Sekitar 36 tahun sesudah Nommensen wafat, namanya ditetapkan untuk nama perguruan tinggi yang didirikan HKBP.
Pembangunan Universitas HKBP Nommensen awalnya mengalami berbagai rintangan. Dahulu, zending Belanda memberi perhatian bagi HKBP tetapi mereka tidak bisa memberi bantuan langsung karena alasan-alasan politis.
Dewan Zending Belanda meminta bantuan Gereja Presbyterian (Amerika Serikat) tahun 1948 untuk membantu orang Batak tetapi gagal. Sama halnya dengan Commision on Younger Churches and Orphaned Missions (CYCOM) yang kurang antusias.
Rencana mendirikan sebuah universitas milik gereja di Sumatera Utara dimulai pada tahun 1947 tetapi tidak diwujudkan oleh Sinode Godang HKBP sampai tahun 1951. Desakan itu baru mendapat sambutan positif dalam Sinode Godang 1952.
Pembentukan Panitia Persiapan Pendirian Universitas
Pendirian universitas milik gereja diputuskan pada Sinode Godang HKBP tahun 1952. Sinode Godang kemudian memberi kuasa kepada Parhalado Pusat HKBP untuk membentuk suatu panitia yang mempersiapkan rencana tersebut.
Panitia itu dinamakan Panitia Persiapan Universiteit H.K.B.P yang diketuai oleh Ephorus HKBP Dr. Justin Sihombing. Panitia yang terdiri dari orang Batak jemaat HKBP dan orang asing tersebut diresmikan pada awal tahun 1954.
Banyak pekerjaan yang harus dilakukan membuat panitia membentuk seksi-seksi kepanitiaan yang dibagi menjadi:
· Pengurus harian
· Seksi keuangan
· Seksi bangunan
· Seksi teknik
· Seksi ojahan (statute)
· Seksi penerangan
· Seksi humas, dan lain-lain yang dianggap perlu
Penetapan Nama Universitas
Sebelum universitas milik gereja resmi berdiri, ada sejumlah nama yang diusulkan oleh peserta rapat. Masing-masing nama memiliki corak tertentu, seperti kekristenan, kemisionaran, kenasionalan, kedaerahan, dan kesukuan.
· Universitas Merdeka, yang jika ditafsirkan menjadi kemerdekaan bagi orang Kristen.
· Universitas Sisingamangaraja, mengingat Raja Sisingamangaraja XII rela mengorbankan jiwa raganya untuk mengusir penjajah Belanda dari Tanah Batak.
· Universitas Toba, mengingat daerah Toba adalah pusat dan asal-usul suku Batak.
· Universitas Horas, mengingat kata itu adalah bahasa daerah Batak Toba populer yang berarti sejahtera, damai, makmur, sehat, kuat, dan bahagia.
· Universitas Sumatera, sebagai pelampiasan kemarahan kepada pihak penjajah yang tidak mendirikan perguruan tinggi di Pulau Sumatera.
· Universitas Paulus, agar sifat kemisionaran seorang rasul bernama Paulus berkembang terus dan lebih universal.
· Universitas Kristen Batak, mengingat keberhasilan RMG menyebarkan injil bagi orang Batak dan berhasil mengkristenkan sebagian besar orang Batak.
· Universitas Nommensen, sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa Dr. I. L. Nommensen yang meningkatkan sosial ekonomi masyarakat Batak.
Keberhasilan dan jasa-jasa Nommensen melahirkan satu organisasi gereja terbesar di Indonesia yaitu Huria Kristen Batak Protestan. Dari nama-nama tersebut, akhirnya dipilih dan ditetapkan satu nama yakni Universiteit Nommensen.
Pemilihan Lokasi Universitas
Selain penetapan nama universitas, panitia juga bergumul saat menentukan tempat domisili universitas. Setidaknya, terdapat 6 usulan tempat bagi universitas yang datang dari jemaat maupun dari anggota panitia.
· Seminari Sipoholon, yang merupakan pusat pendidikan HKBP dan relatif dekat dengan Tarutung.
· Tarutung, yang merupakan tempat kedudukan Pusat HKBP.
· Balige, dengan harapan kota tersebut semakin berkembang dan lokasinya yang strategis karena terletak di tepi Danau Toba.
· Parapat, sebab kota itu memiliki panorama indah serta berada antara Tarutung dan Kota Medan.
· Medan, yang merupakan ibu kota provinsi dan lebih mudah mencari tenaga pengajar.
· Pematang Siantar, yang merupakan pintu gerbang dari dan ke seluruh penjuru sekaligus menjadi pintu gerbang masuk ke Tanah Batak.
Berdasarkan hasil voting, maka terpilih dan ditetapkanlah Pematang Siantar sebagai lokasi atau tempat berdirinya Universitas HKBP Nommensen.
Peresmian Universitas
Waktu peresmian Universitas HKBP Nommensen dibicarakan dalam rapat panitia yang dilaksanakan tanggal 13 Agustus 1954. Hasil rapat memutuskan tanggal pembukaan atau peresmian universitas tersebut jatuh pada tanggal 7 Oktober 1954.
Peresmian Universitas HKBP Nommensen dilakukan oleh Ephorus Dr. Justin Sihombing dengan teks:
Marhite-hite goar ni Debata Ama, AnakNa Tuhan Yesus Kristus dohot Tondi Porbadia, hubungka ma Universitas Huria Kristen Batak Protestan Nommensen on (dalam Bahasa Indonesia: Dalam nama Allah Bapa, Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus dan persekutuan Rohul Kudus, saya buka Universitas Huria Kristen Batak Protestan Nommensen ini dengan resmi).
(afb/afb)