Pemilihan presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024 sepertinya tak hanya menjadi harapan besar masyarakat umum. Sebab, bandar narkoba atau drug addict dari Lapas Narkotika di Pekanbaru juga memiliki harapan besar.
Harapan itu terlihat dari balik lapisan pintu baja dan tembok raksasa di bawah dataran rendah Jalan Pemasyarakatan. Ya, Lapas Narkotika Rumbai yang dihuni oleh ratusan narapidana kasus narkoba.
Harapan besar terlihat saat rombongan Dit Narkoba Polda Riau yang dipimpin Direktur Kombes Manang Soebeti berkunjung untuk sosialisasi Pemilu 2024 Januari lalu. Saat itu, ada puluhan narapidana yang memiliki hak pilih dihadirkan petugas lapas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manang yang memimpin rombongan juga didampingi Kasubdit AKBP Boby Putra Sebayang dan Kompol Rian Fajri. Selan itu hadir sejumlah personel lain dan disambut hangat Kepala Lapas Narkotika Henri Alfa Edison Damanik.
Damanik mengajak rombongan berjalan ke salah satu aula di sayap kiri gedung. Ada dua lapis pintu baja yang harus dilalui dan satu pintu kawat setinggi hampir 6 meter di bagian dalam.
Di setiap pintu, terlihat petugas jaga atau sipir telah siaga. Satu persatu rombongan yang masuk dicek dan diberikan tanda pengenal sebagai tamu saat kunjungan ke dalam.
"Silahkan pak, lewat sini," kata sipir dengan atribut lengkap memberikan petunjuk jalan menuju aula dalam lapas berukuran sekitar 12x15 meter.
Setiba di aula, sudah ada puluhan orang pakai kaos berkerah warna cokelat duduk di kursi plastik biru. WBP itulah tulisan di punggung yang artinya Warga Binaan Pemasyarakatan.
Tak mau berlama-lama, Manang langsung memperkenalkan diri dan sosialisasi soal Pemilu 2024. Ia minta warga binaan turut berperan aktif menyukseskan Pemilu 2024 sebagai hak berdemokrasi.
Dalam kesempatan yang sama, Manang juga mengajak mereka berdiskusi terkait peredaran narkoba. Ia memastikan akan membasmi peredaran narkoba di seluruh wilayah Riau.
"Kami ini dilatih untuk mencari, pak. Jadi kalau masih ada yang mau main narkoba silahkan. Pasti kami tangkap," katanya ke puluhan narapidana.
Ungkapan itu disampaikan karena semua narapidana dalam lapas adalah bandar dan kurir narkoba. Bahkan sanksi pidana yang mereka jalani 5-20 tahun penjara.
Meskipun begitu, Manang optimis semua narapidana yang hadir dapat bertaubat. Sehingga tak terlibat peredaran narkoba dan barang haram lainnya setelah bebas.
"Bebas ini mau ngapain?," tanya Manang kepada salah satu narapidana berusia 65 tahun.
"Mau bertani, pak," jawab narapidana itu malu-malu.
"Kalau bertani silahkan. Jangan ulangi ya, pak. Kasihan keluarga," kata Manang lagi.
Khusus Pemilu 2024, Manang minta agar narapidana menggunakan hak pilihnya di TPS Khusus Lapas Narkoba Rumbai. Hal ini sebagai bentuk kebebasan demokrasi dan pilihan.
"Bapak-bapak di sini yang punya hak pilih silahkan gunakan. Ada presiden, ada juga wakil presiden dan anggota legislatif mau pilih siapa silahkan," kata Manang.
"Kami dari Direktorat Narkoba Polda Riau pertama mau mengingatkan bagaimana mereka betul-betul bertobat. Kedua yakni mengajak WBP menggunakan hak pilihnya dan ada beberapa yang tidak mau akhirnya mereka bilang mau memilih," kata Manang lagi.
Sementara Edison Damanik mengaku jika ada 910 WBP di Lapas Narkotika Rumbai. Namun dari jumlah itu hanya 360 orang yang terdaftar dalam DPT untuk nyoblos.
"Jumlah WBP kita saat ini 910 tang punya DPT 360 dan ada 2 TPS Khusus semua di dalam lapas. Sisanya itu pindahan dari luar, jadi memang di sini semua pindahan dari Lapas Narkotika di Riau," kata Manik.
Berbagai upaya sudah dilakukan petugas agar seluruh narapidana bisa mencoblos. Hanya saja ada beberapa yang terkendala administrasi.
"Upaya kita sudah koordinasi dengan pihak Dukcapil. Tetapi memang ada kendala di beberapa administrasi, maka sosialisasi ini baik untuk membina," katanya.
Seorang warga binaan, A mengaku saat itu hatinya tergugah untuk ikut berpartisipasi dan menggunakan hak pilihnya. Ia melihat ada harapan baru dari tiga calon presiden yang akan dicoblos.
"Saya berharap presiden berikutnya betul-betul fokus pemberantasan narkoba. Ini kami semua korban narkoba, maka kami akan ikut menentukan pilihan," katanya di dalam lapas usai sosialisasi.
A yang akan bebas tahun ini berhadap di tahun-tahun berikutnya presiden terpilih dapat membuka lapangan kerja baru. Ia memastikan akan bertaubat setelah bisa menghirup udara bebas.
"Siapapun yang terpilih menjadi presiden, tolong pak perhatikan rakyat. Buka lapak kerja baru, lapangan kerja baru agar kami tak terjerumus ke jalan yang salah," tegas A.
(ras/dhm)