Ribuan personel kepolisian memadati Jalan Gadjah Mada, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Seorang jenderal bintang dua berdiri tegap di hadapan mereka.
Tatapan mata tajam mengarah ke seluruh personel yang berbaris rapi dengan sikap sempurna itu. Seketika, dentuman kencang disertai asap tebal dan tembakan air dari mobil water cannon memecah keheningan.
Peristiwa yang berlangsung medio Oktober 2023 tersebut menjadi titik awal kesiapan dan komitmen petugas kepolisian mengawal pesta demokrasi dan menciptakan pemilihan umum di Bumi Lancang Kuning, Provinsi Riau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Mohammad Iqbal mengemban tugas penting dengan memimpin langsung simulasi pengamanan pemilu damai tersebut. Iqbal adalah pucuk pimpinan tertinggi di Kepolisian Daerah Riau dengan jabatan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda).
Wajah pria yang selalu mengumbar senyum kelahiran 4 Juli 1970 itu berjalan tegap menuju lapangan pusat simulasi di Jalan Gajah Mada, Kota Pekanbaru. Entakan sepatu dari pakaian dinas lapangan (PDL) mengiringi langkah tegas sosok berbadan tegap tersebut.
Meski mengemban tugas berat mengawal pemilihan umum (pemilu) di Bumi Melayu yang kental akan kemajemukan, kondisi geografis yang tak mudah, serta wilayah yang berhadapan langsung dengan jalur pelayaran internasional dengan beragam potensi gangguan, ia yakin pesta rakyat tersebut harus berlangsung aman dan damai.
Iqbal memiliki energi dan komitmen besar untuk mewujudkan hal itu. Energi besar yang ia tunjukkan dengan menyalami dan menggenggam erat tangan para personel kepolisian seolah menjadi pesan 'kita harus bisa menjaga marwah Riau yang memegang adat ketimuran'.
Genggaman erat serta sapaan hangat Iqbal menyalami satu per satu personel apel seraya terus berjalan hingga akhirnya apel simulasi dipimpin dari podium merah tepat di depan ribuan personel gabungan.
"Tolong sampaikan ke masyarakat, kita mau pemilu. Adik-adik, jaga keamanan dan ketertiban di lingkungan, baik di desa maupun di perkotaan. Tetap humanis," titah Iqbal kepada anak buahnya.
Sejak saat itu, dalam berbagai kesempatan, jenderal bintang dua tersebut senantiasa meminta seluruh kepala kepolisian resor (kapolres) hingga kepala kepolisian sektor (kapolsek) di jajaran Polda Riau bersiap. Termasuk melakukan sosialisasi Pemilu Damai demi tercipta situasi aman dan damai.
Lewat titah khusus, seluruh personel diminta bersama-sama menyukseskan dan mengawal Pemilu 2024. Titah yang paling penting adalah sosialisasi Pemilu 2024 kepada seluruh lapisan masyarakat.
Perintah tersebut tidak hanya putus pada pejabat utama di lingkungan Polda Riau. Titah ternyata sampai hingga ke wilayah pelosok di Bumi Lancang Kuning.
Salah satunya di Kecamatan Sinaboi, personel bergerak cepat melakukan sosialisasi. Jarak tempuh dari Mapolres Rokan Hilir saja 7 jam harus ditempuh jalur darat yang ekstrem, jalur laut, dan berlanjut sampai ke muara sungai menuju sebuah desa kecil di pengujung Negeri Seribu Kubah.
Untuk sampai ke lokasi pun bukan pekerjaan mudah karena wilayah tersebut merupakan habitat buaya muara yang ganas. Sekali saja salah ambil jalur, sang predator lapar sudah siap menerkam.
"Masyarakat memang sering melihat buaya di sungai itu. Jadi anggota harus hati-hati betul dan waspada saat menyusuri sungai menuju tiga desa rawan konflik pemilu," kata Kapolres Rokan Hilir AKBP Andrian Pramudianto saat berbincang dengan detikSumut beberapa waktu lalu.
Perwira menengah dengan pangkat melati dua itu tak ingin ada celah di Pemilu 2024 nantinya. Karena itu, dia melakukan upaya antisipasi penolakan tempat pemungutan suara (TPS) di sejumlah perbatasan antara Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Dumai, yakni daerah Teluk Dalam, Mekar Sari, dan Senepis.
Keberangkatan tim ke lokasi disebut bukan tanpa alasan. Sebab, secara historis, pernah terjadi penolakan keberadaan TPS di ketiga daerah tersebut.
Penolakan pendirian TPS dilatarbelakangi kekhawatiran dari calon anggota legislatif dari Kota Dumai akan suara ganda pada pemilihan. Apalagi lokasinya merupakan wilayah perbatasan yang masuk wilayah Dumai, tapi banyak pemilih mengantongi kartu tanda penduduk (KTP) Rokan Hilir.
Membawa Pesan Jenderal Iqbal Sampai ke Suku Pedalaman Talang Mamak
![]() |
Bergeser ke Kabupaten Indragiri Hulu, Kapolsek Batang Gansal Iptu Cevin Th. B. Djari turun langsung melakukan sosialisasi ke pedalaman suku Talang Mamak. Langkah awal dimulai dengan apel jajaran Polsek Batang Gansal di Mapolsek.
Alumnus Akpol 2019 tersebut memimpin langsung persiapan menuju ke pedalaman suku Talang Mamak. Tepat pukul 08.00 WIB, tim yang dipimpin Cevin berangkat menuju dermaga kampung Desa Rantau Langsat pada pertengahan Desember 2023.
Tak mudah untuk sampai di dermaga. Lima personel didampingi tiga anggota Bhayangkari yang berangkat harus menggunakan mobil dengan dua penggerak roda. Pasalnya, akses untuk sampai ke lokasi cukup sulit dilalui saat musim hujan.
"Kami berangkat dari Polsek pakai mobil double cabin. Ini karena perjalanan yang ditempuh aksesnya sangat sulit, musim hujan," kata Cevin pada pertengahan Desember 2023.
Butuh waktu satu jam dari Mapolsek Batang Gansal untuk sampai di dermaga kampung. Setiba di dermaga tepi Sungai Gansal, personel disambut tokoh suku Talang Mamak, Supriadi, yang lebih dikenal dengan panggilan Tatung.
"Selamat datang, Pak," ucap Tatung saat menyambut rombongan Polsek Batang Gansal.
Cevin, yang membawa sembako, langsung membalas salam hangat dari tokoh suku pedalaman tersebut. Rombongan kembali siap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke pedalaman kampung memakai perahu.
Ada empat perahu mesin yang mengantar Cevin dan rombongan. Perahu melaju, memecah keheningan hutan perawan dan membelah derasnya air Sungai Gansal yang mengalir di Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT).
Kicauan burung bersahutan dari rimbunnya pohon di hutan perawan TNBT. Suku Talang Mamak adalah penduduk asli yang tinggal di hutan yang juga merupakan habitat binatang buas, seperti harimau Sumatera, beruang madu, dan buaya.
Tak terasa, kurang lebih 3 jam suara mesin memecah keheningan Bukit Tigapuluh. Ya, kampung pun mulai terlihat di ujung rimbunnya hutan yang masih lestari.
"Tiga jam perjalanan ke Dusun Nunusan. Itu posisi pertama kali saya dan istri naik perahu melewati hutan, sungai di daerah pedalaman Riau. Sedikit tegang, ya," kata Cevin berseloroh.
Tak mau buang waktu, rombongan mulai mengajak warga berkumpul dan berdiskusi tentang Pemilu 2024. Beruntung, Cevin dibantu Tatung menjelaskan soal pemilu karena tak seluruh warga paham bahasa yang digunakan.
"Kami door to door bersama Pak Tatung di sana. Mengajak masyarakat kumpul dan sosialisasi tentang Pemilu Serentak 2024 mendatang. Termasuk situasi kondusif di daerah Batang Gansal, khususnya sesuai arahan Bapak Kapolres dan Kapolda," imbuh Cevin.
Baca selengkapnya di halaman berikut...
Simak Video "Video Kapolda Riau Bacakan Deklarasi Jambore Karhutla 2025"
[Gambas:Video 20detik]