Cerita Pos Ronda dan Ayam Kampung demi Pemilu Damai

Riau

Cerita Pos Ronda dan Ayam Kampung demi Pemilu Damai

Raja Adil Siregar - detikSumut
Minggu, 18 Feb 2024 13:15 WIB
Kapolresta Pekanbaru Kombes Jeki Rahmat Mustika saat hadiri gotong rotong pos ronda. (Raja Adil Siregar/detikSumut)
Foto: Kapolresta Pekanbaru Kombes Jeki Rahmat Mustika saat hadiri gotong rotong pos ronda. (Raja Adil Siregar/detikSumut)
Pekanbaru -

Kulit keriput dengan tatapan mata kosong terlihat pada wajah kakek tua yang duduk di pos ronda. Ada rompi hijau, borgol, pentungan, dan senter di antara kasur lusuh dekat secangkir kopi hitam.

Kakek tua dengan julukan Babe tersebut adalah pria lanjut usia (lansia) yang hidup sebatang kara di pos ronda berukuran 3x3 meter. Lima tahun sudah, setelah Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019, Babe kembali ke Pekanbaru.

Babe merupakan satu dari 50 orang yang ikut program transmigrasi pada 1989. Program itu khusus berada di tengah Kota Pekanbaru karena merupakan transmigrasi industri yang dilatih membuat kerajinan dari kayu dan rotan pada 1990-an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usia yang tak lagi muda, yakni 67 tahun, membuat Babe tak bisa bekerja berat. Ia hanya biasa menjadi petugas ronda dan memelihara ayam kampung untuk bertahan hidup.

Sayang, lima bulan terakhir, aktivitas ronda di Kompleks Trans Jasa Industri, Jalan Cipta Karya, Pekanbaru, disetop. Mata pencarian Babe pun hilang. Kini ia hanya bertahan hidup dengan memelihara delapan ekor ayam kampung.

ADVERTISEMENT

"Jaga ronda berhenti, jadi hanya pelihara ayam kampung. Ada delapan ekor," kata pria bernama Anwar Rosyid itu lirih saat berbincang dengan detikSumut baru-baru ini.

Dari delapan ekor ayam kampung, Babe memilah telur untuk dijadikan anakan. Sedangkan sisanya dijual ke warung, ditukar dengan beras dan bahan kebutuhan harian.

Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Pertengahan November 2023, ayam kampung peliharaannya hilang dicuri saat Babe bekerja cari upahan.

"Ayam di kandang hilang dicuri, padahal saat itu lagi butuh duit mau berobat. Itu ayam hilang, saya lagi kerja cari upahan," katanya dengan logat khas Betawi.

Tak banyak yang dapat Babe lakukan. Berulang kali ia melihat kondisi kandang yang telah kosong. Masih ada harapan kandang yang dipagari terpal bekas itu kembali terisi ayam kampung.

Cerita pilu yang menimpa Babe itu kemudian sampai ke telinga Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Pekanbaru Komisaris Besar Polisi Jeki Rahmat Mustika. Saat itu, Jeki sedang melakukan sosialisasi Pemilu 2024 di sejumlah lokasi di Kota Bertuah.

Pemilu 2024 ini untuk pemilihan calon presiden dan wakil presiden. Termasuk anggota DPR RI, DPD RI, DPRD provinsi, serta DPRD kabupaten/kota.

Bukan hanya soal cerita ayam kampung, Jeki prihatin melihat Babe tinggal di pos ronda sebatang kara. Alumnus Akpol 1999 tersebut kemudian mengutus Bhabinkamtibmas Aipda Hendri Zen untuk melihat kondisi Babe dan berkomunikasi dengan warga.

"Beliau tidak punya rumah. Dulu warga transmigrasi lalu pindah ke Jakarta, tapi kembali lagi sekitar 5 tahun dan coba cari kerja di sini. Tinggal sebatang kara di sini," kata Ketua RT 01, Damanhuri saat ditemui terpisah.

Melihat kondisi Babe, warga memutuskan membuat rumah singgah tepat di belakang pos ronda. Lokasi itu merupakan fasilitas umum yang dapat dimanfaatkan dan dibuat bangunan permanen oleh warga setempat.

Bak gayung bersambut, Jeki pun ikut berkontribusi. Pos ronda direnovasi, rumah singgah Babe dibangun secara permanen berukuran 7x3 meter seolah jadi kolaborasi bersama kepolisian bersama warga demi terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat.

Bantuan Pos Ronda dan Ayam Kampung

Babe saat memperlihatkam ayam jago pemberian Kapolresta (Raja Adil Siregar/detikSumut)Babe saat memperlihatkan ayam jago pemberian Kapolresta (Raja Adil Siregar/detikSumut)

Hanya dua pekan pengerjaan, pos ronda dan rumah singgah permanen siap dihuni oleh Babe. Bahkan Jeki turun langsung melihat proses pembangunan sambil menyerahkan bantuan ayam kampung.

Delapan ekor ayam kampung diserahkan saat gotong royong pembangunan pos ronda sekaligus sosialisasi Pemilu Damai di Kompleks Trans Jasa Industri pada 7 Januari lalu. Satu ekor ayam kampung jago berjengger merah dan betina hitam pekat diserahkan lengkap dengan kandangnya.

"Ayam ini menggantikan ayam Bapak yang hilang. Semoga bisa beranak dan jadi lebih banyak," kata Jeki saat menyerahkan ayam secara simbolis kepada Babe.

"Terima kasih banyak, Pak," jawab Babe dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca tak bisa banyak bicara.

Selain ayam kampung, perlengkapan ronda juga diserahkan. Jas hujan, senter, borgol, hingga pentungan diserahkan kepada ketua RT dan puluhan pemuda yang hadir saat itu.

"Ini perlengkapan ronda. Rondanya sudah bisa diaktifkan lagi ya, Pak. Jaga kampung, khususnya menjelang Pemilu 2024 ini agar aman dan damai," kata Jeki.

Kepada warga, Jeki berpesan untuk sama-sama menjaga Pemilu 2024 aman dan damai. Termasuk menjaga keamanan kompleks demi kenyamanan bersama.

Selain Trans Jasa Industri, sejumlah pos ronda di Pekanbaru juga diimbau untuk diaktifkan menjelang Pemilu 2024. Mantan Kapolres Rejang Lebong itu menilai pos ronda menjadi benteng utama mencegah terjadi kejahatan.

Khusus pengamanan Pemilu 2024 di Kota Bertuah, ada 710 personel yang disebar. Ratusan personel disebar untuk mengamankan 2.756 tempat pemungutan suara (TPS) yang ada di Pekanbaru sebagai daerah dengan jumlah pemilih terbanyak di Provinsi Riau, yakni 771.497 pemilih.

"Personel yang disiagakan sebanyak 710 personel, melibatkan pengamanan TPS yang tersebar di 2.756 titik di Pekanbaru. Khusus diaktifkannya pos ronda ini juga salah satu variabel kamtibmas dan Babe ini ikut terlibat dalam pengamanan siang sama malam hari," kata pria berbadan tegap dengan tinggi 170 cm tersebut.

Baca selengkapnya di halaman berikutnya...

Ronda Antisipasi Serangan Fajar

Kompleks Trans Jasa Industri saat ini dihuni lebih dari 140 keluarga yang berasal dari berbagai suku. Pada 5 Februari lalu, menjelang Pemilu 2024, aktivitas ronda kembali diaktifkan.

Tiga petugas ronda, yakni Ujang, Wahidun dan Ardi, rutin melakukan patroli malam hari setelah pos bantuan warga dan Polresta Pekanbaru tuntas dikerjakan. Berbekal senter, alat komunikasi handy talkie (HT), dan pentungan, petugas ronda berkeliling kompleks pada pukul 22.00-06.00 WIB.

"Sejak 5 Februari, ronda sudah mulai aktif. Sesuai petunjuk Bapak Kapolresta, kami patroli dan jaga kampung. Ada dua RT yang masuk ke Kompleks Trans Jasa Industri di Jalan Cipta Karya ini," kata Wahidun.

Khusus selama Pemilu 2024, Wahidun mengaku patroli malam diperketat. Salah satu alasannya adalah mencegah 'serangan fajar' demi terciptanya pemilu yang jujur dan adil.

"Sejak jaga malam, tidak ada 'serangan fajar' kami temukan. Semua aman karena selalu berkoordinasi sama Bhabinkamtibmas dan Babinsa," katanya.

Tepat pada pelaksanaan pencoblosan 14 Februari, situasi di Kompleks Trans Jasa Industri aman, lancar, dan damai. Ratusan warga yang terdaftar dalam DPT antusias mencoblos dan menyalurkan hak pilihnya.

"DPT di TPS 01 ada 210, yang mencoblos ada 190. Semua berjalan aman sejak malam persiapan kami pengamanan dan selesai perhitungan surat suara," kata pria berusia 48 tahun tersebut.

Kapolda Imbau Jaga Kamtibmas Selama Pemilu 2024

Kapolda Riau saat pimpin apel pelepasan personel pengamanan pemilu. (Raja Adil Siregar/detikSumut)Kapolda Riau saat pimpin apel pelepasan personel pengamanan pemilu. (Raja Adil Siregar/detikSumut)

Diketahui, Kapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal meminta seluruh personel dan jajaran Polda Riau melakukan patroli sekaligus sosialisasi Pemilu Damai. Hal itu dilakukan demi terciptanya Pemilu 2024 yang aman dan damai.

Bukan tanpa alasan, suami Nindya Iqbal itu menilai pemilu merupakan hal penting bagi negara demokrasi. Demokrasi di Indonesia dibuktikan dengan pemilu yang kini digelar tiap lima tahun sekali.

"Demokrasi yaitu kedaulatan di tangan rakyat, semua menuju untuk kepentingan rakyat. Oleh karena itu, dalam ketatanegaraan, demokrasi sangat penting dan Polri siap mengamankan jalannya proses demokrasi dengan tetap humanis, santun, demi terciptanya Pemilu 2024 yang aman dan damai," katanya.

Terakhir, mantan Kapolda Nusa Tenggara Barat tersebut meminta semua personel yang bertugas selama pemilu memetakan situasi dan kondisi di lapangan. Termasuk mengenali seluruh perangkat, mulai ketua keamanan, ketua RT, ketua RW, petugas KPPS, hingga tokoh masyarakat.

"Kenali semua, petugas keamanan, ketua RT, RW, KPPS, dan semua yang terlibat di pemilu. Pastikan nomor handphone punya untuk sama-sama menjaga kamtibmas dan tetap kerjasama dengan teman-teman TNI," tutup Iqbal.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Viral Becak Motor Freestyle di Depan Polisi, Pelaku Dicari"
[Gambas:Video 20detik]
(ras/nkm)


Hide Ads