- Jadwal Puasa Syaban 2024 Terbaru
- Dalil Puasa Syaban
- Hukum dan Ketentuan Hari Puasa Syaban
- Bacaan Niat Puasa Syaban a. Niat Puasa Mutlak di Bulan Syaban b. Niat Puasa Sunah Senin-Kamis c. Niat Puasa Sunah Ayyamul Bidh d. Niat Puasa Sunah Daud
- Tata Cara Puasa Syaban 1. Niat karena Allah Ta'ala 2. Makan Sahur 3. Melaksanakan Puasa 4. Menjaga Diri selama Berpuasa 5. Memperbanyak Amal Saleh selama Berpuasa 6. Menyegerakan Berbuka ketika Sudah Masuk Waktunya 7. Membaca Doa Buka Puasa
- Keutamaan Puasa Syaban a. Menjalankan Sunah Rasulullah di Bulan Syaban b. Mendapat Pahala Setara Hijrah bersama Rasulullah c. Sebagai Latihan Sebelum Memasuki Ramadan
Syakban, sebagai bulan ke-8 kalender Hijriah, memiliki banyak keutamaan. Di bulan ini pulalah Rasulullah memperbanyak ibadah saum sunah.
Salah satu alasannya adalah karena Syakban merupakan waktu diangkatnya amalan ke sisi Allah SWT. Bukan hanya itu, Syakban juga kerap dilewatkan begitu saja oleh banyak orang.
Padahal, beribadah di kala manusia-manusia lain lalai akan mendapat ganjaran setara hijrah bersama Rasulullah. Untuk itu, selama Syakban, kaum muslimin perlu memperbanyak amalan, seperti puasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila hendak mengerjakan amalan ini, simak dulu informasi mengenai puasa Syaban 2024, mulai dari jadwal, niat, hingga keutamaannya.
Jadwal Puasa Syaban 2024 Terbaru
![]() |
Puasa Syaban sudah bisa dikerjakan sejak memasuki bulan tersebut. Tahun ini, 1 Syaban 2024 M/1445 H jatuh pada Minggu, 11 Februari 2024.
Merujuk Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024 dari Kemenag, berikut jadwal puasa Syaban 2024 selengkapnya. Catat baik-baik, ya!
- 1 Syakban 1445 H: Minggu, 11 Februari 2024
- 2 Syakban 1445 H: Senin, 12 Februari 2024 (puasa sunah Senin)
- 3 Syakban 1445 H: Selasa, 13 Februari 2024
- 4 Syakban 1445 H: Rabu, 14 Februari 2024
- 5 Syakban 1445 H: Kamis, 15 Februari 2024 (puasa sunah Kamis)
- 6 Syakban 1445 H: Jumat, 16 Februari 2024
- 7 Syakban 1445 H: Sabtu, 17 Februari 2024
- 8 Syakban 1445 H: Minggu, 18 Februari 2024
- 9 Syakban 1445 H: Senin, 19 Februari 2024 (puasa sunah Senin)
- 10 Syakban 1445 H: Selasa, 20 Februari 2024
- 11 Syakban 1445 H: Rabu, 21 Februari 2024
- 12 Syakban 1445 H: Kamis, 22 Februari 2024 (puasa sunah Kamis)
- 13 Syakban 1445 H: Jumat, 23 Februari 2024 (puasa sunah ayyamul bidh)
- 14 Syakban 1445 H: Sabtu, 24 Februari 2024 (puasa sunah ayyamul bidh)
- 15 Syakban 1445 H: Minggu, 25 Februari 2024 (puasa sunah ayyamul bidh)
- 16 Syakban 1445 H: Senin, 26 Februari 2024 (puasa sunah Senin)
- 17 Syakban 1445 H: Selasa, 27 Februari 2024
- 18 Syakban 1445 H: Rabu, 28 Februari 2024
- 19 Syakban 1445 H: Kamis, 29 Februari 2024 (puasa sunah Kamis)
- 20 Syakban 1445 H: Jumat, 1 Maret 2024
- 21 Syakban 1445 H: Sabtu, 2 Maret 2024
- 22 Syakban 1445 H: Minggu, 3 Maret 2024
- 23 Syakban 1445 H: Senin, 4 Maret 2024 (puasa sunah Senin)
- 24 Syakban 1445 H: Selasa, 5 Maret 2024
- 25 Syakban 1445 H: Rabu, 6 Maret 2024
- 26 Syakban 1445 H: Kamis, 7 Maret 2024 (puasa sunah Kamis)
- 27 Syakban 1445 H: Jumat, 8 Maret 2024
- 28 Syakban 1445 H: Sabtu, 9 Maret 2024
- 29 Syakban 1445 H: Minggu, 10 Maret 2024
- 30 Syakban 1445 H: Senin, 11 Maret 2024 (puasa sunah Senin)
Dalil Puasa Syaban
![]() |
Dalil utama yang menjadi landasan anjuran puasa sunah di bulan Syakban adalah sebuah hadis ketika Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah. Nabi SAW lantas memberi jawaban,
"Bulan Syakban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan." (HR. An Nasa'i, dinilai hasan oleh Al Albani).
Di samping hadis tadi, masih ada riwayat lain yang menjadi landasan dianjurkannya memperbanyak puasa di bulan Syakban.
- Aisyah RA mengatakan, "Aku tidak pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadan. Aku juga tidak melihat beliau berpuasa yang lebih sering ketika di bulan Syakban." (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 782).
- Dalam riwayat Bukhâri, disebutkan bahwa, "Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa penuh pada bulan Syakban." (HR. Bukhari no. 1970).
- Dari Abdullah bin Abi Qays, dia mendengar Aisyah RA berkata, "Bulan yang paling disukai Rasulullah SAW untuk berpuasa adalah bulan Syakban. Karena itulah, beliau menyambungkan puasa pada bulan itu dengan puasa bulan Ramadan." (HR. Ahmad [VI/188]).
Dari semua hadis sahih di atas, dapat diketahui bahwa puasa di bulan Syakban pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sehingga amalan ini tidaklah tergolong bidah atau amalan yang dibuat-buat.
Selain itu, dilansir Rumaysho, mengerjakan puasa di bulan Syakban tak ubahnya mirip dengan ibadah salat rawatib, yaitu ibadah yang mengiringi salat wajib. Ini berarti, puasa di bulan Syakban dapat menyempurnakan ibadah puasa wajib selama Ramadan.
Hukum dan Ketentuan Hari Puasa Syaban
![]() |
Berdasarkan laman Almanhaj, hukum puasa di bulan Syakban adalah sunah. Adapun jenis puasa yang dapat diperbanyak adalah yang termasuk amalan sunah, seperti puasa Senin-Kamis, puasa Daud, ataupun puasa mutlak.
Berapa hari puasa Syaban dilakukan? Terdapat ketentuan yang perlu kaum muslimin perhatikan sebelum mulai mengerjakannya.
Rasulullah sendiri memperbanyak puasa selama Syakban. Meski demikian, umat Islam dilarang untuk berpuasa apabila telah mencapai separuh bulan tersebut.
Dilansir Rumaysho, berikut bunyi hadis larangan puasa setelah pertengahan Syakban yang dibawa Abu Hurairah:
"Jika tersisa separuh bulan Syakban, janganlah berpuasa." (HR. Tirmidzi no. 738 dan Abu Daud no. 2337).
Terkait riwayat tersebut, para ulama sebenarnya khilaf atau berselisih pendapat. Ulama seperti Imam Ahmad dan 'Abdurrahman bin Mahdiy melemahkan hadis yang menyatakan bahwa tidak boleh berpuasa setelah Nisfu Syaban.
Mereka memandang, hadis larangan tersebut bertentangan dengan hadis lain yang memperbolehkan berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadan.
"Janganlah mendahulukan Ramadhan dengan sehari atau dua hari berpuasa." (HR. Muslim no. 1082).
Di samping itu, pada kenyataannya Rasulullah sangat rajin melakukan saum selama bulan Syakban. Bahkan, riwayat dari Ummu Salamah RA menyatakan bahwa Nabi SAW pernah puasa sebulan penuh ketika Syakban.
"Sesungguhnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa sebulan penuh dalam setahun kecuali pada bulan Syakban dilanjutkan ke Ramadan." (HR. Abu Daud no. 2048, sahih menurut Al-Albani).
Dalam video YouTube "Adakah Larangan Puasa Setelah Nisfu Sya'ban?", seorang ulama bernama Buya Yahya mengatakan bahwa memang ada riwayat yang memakruhkan dan bahkan mengharamkan puasa setelah pertengahan bulan Syakban.
Bagi mazhab Syafi'i sendiri, puasa setelah pertengahan Syakban dilarang karena hari-hari setelah tanggal 15 Syakban tergolong hari syak atau hari yang diragukan. Adapun larangan berpuasa karena dikhawatirkan orang tidak sadar jika bulan tersebut sebenarnya sudah memasuki Ramadhan.
Akan tetapi, Buya Yahya menjelaskan, larangan berpuasa itu sebenarnya hanya ditujukan untuk orang yang tidak memiliki kebiasaan berpuasa sunah.
"Kalau orang sudah memasuki Nisfu Syaban dan dia tidak punya kebiasaan (puasa), maka jangan berpuasa," ujar Buya Yahya dalam video tersebut, dikutip detikSumut, Sabtu (10/2/2024).
Dalam hal ini, apabila detikers sudah terbiasa melakukan puasa sunah, seperti puasa Senin-Kamis, puasa Daud, dan lainnya, maka tidak mengapa jika ingin berpuasa pada hari-hari setelah tanggal 15 Syakban.
Lebih lanjut, Buya Yahya mengatakan, kemakruhan dari hadis larangan puasa setelah Nisfu Syaban bisa hilang apabila terpenuhi beberapa hal, yakni
- Melakukan puasa sehari sebelum Nisfu Syaban,
- Memang memiliki kebiasaan berpuasa sunah, atau
- Memiliki utang puasa yang harus dibayar.
Berdasarkan penjelasan di atas, bagi orang yang tidak memiliki kebiasaan berpuasa sunah, maka bisa mengerjakan puasa Syaban dari tanggal 1-15.
Sementara itu, apabila memang terbiasa melakukan saum sunah, terlebih jika masih memiliki utang puasa, maka kemakruhan berpuasa setelah mencapai pertengahan bulan Syakban tidak berlaku. Wallahua'lam bishawab.
Bacaan Niat Puasa Syaban
![]() |
Selama Syakban, kaum muslimin bisa mengerjakan berbagai macam puasa sunah yang diajarkan oleh Rasulullah, mulai dari puasa Senin-Kamis, ayyamul bidh, Daud, hingga mutlak.
Dikutip laman NU Online, berikut bacaan niat puasa Syaban:
a. Niat Puasa Mutlak di Bulan Syaban
نويت الصوم سنة لله تعالى
Nawaitu shauma sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat berpuasa sunah karena Allah ta'ala."
Di samping itu, bacaan niat puasa mutlak yang bisa dibacakan di bulan Syakban adalah
نَوَيْتُ صَوْمَ شَعْبَانَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma sya'bana lilahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat puasa Syakban karena Allah ta'ala."
b. Niat Puasa Sunah Senin-Kamis
Untuk Hari Senin
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnati yaumil itsnaini lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya berniat puasa sunah hari Senin ini karena Allah Ta'ala."
Untuk hari Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnati yaumil khamîsi lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya berniat puasa sunah hari Kamis ini karena Allah Ta'ala."
c. Niat Puasa Sunah Ayyamul Bidh
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta'âlâ."
d. Niat Puasa Sunah Daud
نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma daawuda sunnatal lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat puasa daud, sunah karena Allah Ta'ala."
Tata Cara Puasa Syaban
![]() |
Mengerjakan puasa sunah Syaban juga tak jauh beda dengan puasa pada umumnya. Sebagai pengingat, berikut tata cara puasa sunah Syaban:
1. Niat karena Allah Ta'ala
Segala ibadah dimulai dengan niat. Adapun niat sudah cukup dengan memantapkannya di hati, tanpa perlu dilafalkan.
2. Makan Sahur
Di samping supaya lebih tahan menjalankan puasa seharian, juga terdapat keberkahan dalam makanan sahur. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah." (HR. Bukhari no. 1923)
3. Melaksanakan Puasa
Setelah melaksanakan sahur, selanjutnya melaksanakan puasa. Artinya menahan diri makan, minum dan hal-hal yang membatalkan puasa, mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
4. Menjaga Diri selama Berpuasa
Selama berpuasa, sudah sepatutnya kaum muslimin menjaga dirinya dari hal-hal yang mampu membatalkan ataupun mengurangi pahala ibadah puasa, seperti gibah, berkata kasar, dan lainnya.
5. Memperbanyak Amal Saleh selama Berpuasa
Selama berpuasa, kamu dapat menyibukkan diri dengan memperbanyak amal saleh, seperti mendirikan salat sunah, membaca Al-Qur'an, dan bersedekah.
6. Menyegerakan Berbuka ketika Sudah Masuk Waktunya
Berbuka puasa disunahkan di awal waktu. Jadi, ketika kamu telah mendengar kumandang azan, segera batalkan puasa.
Adab yang satu ini disebutkan dalam sebuah hadis di mana sabda Nabi SAW berbunyi,
"Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Ibnu Majah, sahih menurut Al-Albani).
7. Membaca Doa Buka Puasa
Sudah tahu doa buka puasa yang lebih sahih sesuai ajaran Rasulullah? Berikut bacaan hingga artinya:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahabazh zhoma'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru insya Allah
Artinya: "Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah" (HR. Abu Daud no. 2357, hasan).
Kapan doa ini diucapkan? Seperti yang dipraktikkan Rasulullah, doa buka puasa tersebut diucapkan setelah membatalkan puasa.
Adapun saat makan dan minum untuk membatalkan puasa, detikers cukup membaca basmalah. Setelah hilang dahaga, barulah kita mengamalkan doa di atas.
Keutamaan Puasa Syaban
![]() |
Apa saja keutamaan dari puasa Syaban? Merujuk laman Almanhaj, Rumaysho, dan Konsultasi Syariah, berikut beberapa di antaranya:
a. Menjalankan Sunah Rasulullah di Bulan Syaban
Dengan berpuasa sunah di bulan Syakban, ini artinya seseorang telah terhitung menjalankan sunah Rasulullah. Seperti disebutkan sebelumnya, Syakban adalah waktu Rasulullah memperbanyak puasa.
Dalam hadis Usamah bin Zaid RA, Rasulullah SAW bersabda,
"Bulan itu (Syakban), banyak manusia yang lalai, yaitu (bulan) antara Rajab dan Ramadan, bulan diangkatnya amal-amal kepada Rabb semesta alam, dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa." (HR. An-Nasa'i [IV/201]).
b. Mendapat Pahala Setara Hijrah bersama Rasulullah
Dalam hadis dari Usamah bin Zaid, Nabi SAW menyebutkan bahwa kebanyakan manusia melalaikan Syakban. Nah, meningkatkan amal di bulan ketika banyak orang yang lalai akan mendapatkan ganjaran yang sangat besar.
Ini seperti yang telah Rasulullah sabdakan dalam hadis Dari Ma'qil bin Yasar RA. Bunyinya adalah sebagai berikut:
"Ibadah dalam zaman haraj (zaman penuh fitnah dan godaan) seperti hijrah kepadaku." (HR Muslim dan Ibnu Majah).
c. Sebagai Latihan Sebelum Memasuki Ramadan
Syakban datang tepat sebelum Ramadan. Mengerjakan puasa di bulan Syakban menjadi latihan atau persiapan sebelum berpuasa sebulan penuh saat Ramadan.
Dilansir Rumaysho dari Lathoif Al Ma'arif (hal. 234-243), mengerjakan saum di bulan ke-8 Hijriah tersebut akan membuat seseorang menjadi lebih kuat dan bersemangat ketika mengerjakan puasa wajib Ramadan kelak.
(mff/astj)