150 Lampu Penerangan Jalan Tenaga Surya Dipasang di Desa Asahan

150 Lampu Penerangan Jalan Tenaga Surya Dipasang di Desa Asahan

Perdana Ramadhan - detikSumut
Jumat, 09 Feb 2024 23:59 WIB
Pemancangan dan peletakan batu pertama tiang PJU TS oleh anggota DPR RI Nasril Bahar dan Dirjen EBTKE di Asahan.
Foto: Pemancangan dan peletakan batu pertama tiang PJU TS oleh anggota DPR RI Nasril Bahar dan Dirjen EBTKE di Asahan. (Perdana Ramadhan / detikSumut)
Asahan -

Sebanyak 150 unit tiang lampu penerangan jalan umum tenaga surya (PJU TS) kini terpancang dan disebar ke sejumlah daerah pelosok desa di Asahan, Sumatera Utara (Sumut). Manfaatnya kini dirasakan masyarakat yang salah satu contohnya jadi penerangan emak-emak ketika berangkat salat subuh ke masjid.

Kehadiran lampu jalan penerangan tenaga matahari itu hadir jadi solusi untuk masyarakat terutama pada daerah rumahnya yang sulit dijangkau tiang-tiang PLN. Adapun, proyek pemasangan tersebut dilakukan oleh Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM.

"Penerangan tenaga surya ini jadi solusi untuk mengakses tenaga listrik yang belum terjangkau jaringan tiang PLN. Program ini hadir ditengah masyarakat jadi solusi energi terbaru terbarukan," kata Kasubdit Pengawasan Pembangunan Infrastruktur EBTKE Kementerian ESDM, Agung Feinnudin acara serahterima PJU TS di Kecamatan Air Joman Kabupaten Asahan, Jumat (9/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan Kementerian ESDM melalui Dirjen EBTKE mengatakan sepanjang tahun 2023 ini pihanya telah memasang 31.075 unit tiang penerangan jalan umum bertenaga surya di seluruh pelosok daerah di Indonesia.

"Hari ini terealisasi sebanyak 150 unit di Kabupaten Asahan diharapkan bisa terjaga bersama - sama dengan masyarakat," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Nasril Bahar, anggota DPR RI Komisi VII yang ikut menginisiasi hadirnya PJU TS di wilayah Kabupaten Asahan hadir dalam acara serah terima tersebut menyebutkan di lapangan saat ini masih banyak wilayah pelosok desa yang membutuhkan penerangan bertenaga surya.

"Salah satunya penempatannya di dekat masjid. Jadi emak-emak itu kan kalau subuh tidah usah pakai senter lagi ke masjid tidak takut gelap. Kemudian kalau ada aksi kejahatan misalnya begal itu bisa diniminalisir," kata dia.

Dia mengatakan, lampu penerangan jalan bertenaga surya ini sangat mahal biaya produksinya untuk itu dibutuhkan kerjasama masyarakat dalam perawatannya.

"Harua satu unit lampu ini saja Rp 30 jutaan. Yang paling mahal itu baterainya, tapi dengan begini bisa dipakai dalam waktu yang sangat lama. Karena mahal jadi harus dijaga sama-sama," kata dia.

Selain memperjuangkan keberadaan PJU TS untuk penerangan ramah lingkungan ke sejumlah pelosok desa di Asahan, Nasril Bahar mengaku juga turut memperjuangkan sebanyak 350 unit tiang hasil aspirasinya untuk masyarakat di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.




(afb/afb)


Hide Ads