Mentan: Beli Pupuk Tak Lagi Pakai Kartu Tani, Cukup KTP

Aceh

Mentan: Beli Pupuk Tak Lagi Pakai Kartu Tani, Cukup KTP

Agus Setyadi - detikSumut
Selasa, 06 Feb 2024 16:19 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman beri kata sambutan dalam kegiatan di Desa Deunong, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Selasa (6/2/2024). (Agus Setyadi/detikSumut)
Foto: Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman beri kata sambutan dalam kegiatan di Desa Deunong, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Selasa (6/2/2024). (Agus Setyadi/detikSumut)
Banda Aceh -

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku tidak ingin mempersulit petani untuk mendapatkan pupuk subsidi. Petani ke depan hanya perlu membawa KTP untuk mendapatkan pupuk.

Amran menyampaikan hal itu di depan ribuan petani dan penyuluh pertanian yang hadir dalam kegiatan di Desa Deunong, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Selasa (6/2/2024). Dia mengaku sudah menghadap Presiden Joko Widodo sejak dua bulan usai dilantik untuk membahas masalah pupuk.

"Aceh adalah kampung halaman saya yang kedua. Aku datang ke Aceh untuk memberi bantuan dan membawa solusi. Masalah pupuk katanya kesulitan, setelah 2 bulan saya dilantik, saya menghadap Presiden Jokowi bahwa petani kami membutuhkan pupuk dan Bapak Presiden Jokowi mengalokasikan bantuan Rp 14 triliun untuk pengadaan pupuk subsidi, tidak lagi pakai kartu tani tapi KTP cukup sudah bisa mendapatkan pupuk," kata Amran dalam sambutannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Amran itu disambut tepuk tangan para petani yang hadir. Dia berharap para petani akan mudah mendapatkan pupuk setelah adanya penambahan subsidi.

"Tolong jangan persulit petani sebab itu sama dengan mempersulit negara. Oleh karena itu, kalau ingin memperkuat negara, harus kita harus perhatikan sektor pangan," jelas Amran.

ADVERTISEMENT

Amran menjelaskan, pihaknya saat ini sedang fokus pada peningkatan produksi padi dan jagung. Bila dua komoditas itu mengalami peningkatan produksi, bantuan untuk Provinsi Aceh akan ditambah.

Bantuan yang diserahkan saat ini, kata Amran, sebesar Rp 170,98 miliar dan khusus Kabupaten Aceh Besar sebesar Rp 17,75 miliar.

"Tadi Pemerintah Provinsi mengajukan bantuan budidaya jagung 60 ribu hektar. Kami siap tambah sampai 100 ribu hektar, apalagi progresnya bagus, bantuan bisa ditambahkan lagi. Petani dan penyuluh adalah ujung tombak keberhasilan program akselerasi peningkatan produksi," jelas Amran.

"Oleh karena itu, kami minta para penyuluh jangan pernah mengeluh dan meminta kepada sesama manusia, itu susah untuk bangkit. Negara ini bukan mau dinarasikan dan diperdebatkan, tapi dikerjakan," lanjut Amran.

Amran menyebutkan selain bantuan jagung, Kementan menyerahkan bantuan untuk Provinsi Aceh berupa benih padi 21 ribu hektar, benih padi biofortifikasi 500 hektar, benih jagung 11.500 hektar, sarana produksi jagung 2.000 hektar, pengendalian Organisme Penggangu Tanaman dan Dampak Perubahan Iklim 2.500 hektar.

Selain itu, bantuan di bidang peternakan berupa bibit sapi dan lainnya, benih durian 4.000 batang, sarana pengolahan dan pascapanen hortikultura, perluasan dan peremajaan kopi dan kelapa genjah, pembangunan irigasi tersier, jalan usaha tani, jalan produksi, rehabilitasi damparit dan irigasi dan upaya khusus pengembangan padi dan Jagung.

"Khusus soal jagung, jika bantuan 100 ribu hektar itu berhasil, katakanlah dengan produktivitas 5 ton per hektar, maka ada 100 ribu ton sehingga masalah impor jagung terselesaikan cukup dari Aceh. Belum lagi ditambah dari Jawa Timur, Lampung, NTB dan daerah lainnya. Stok jagung kita melimpah, kita bahkan bisa ekspor," ujar Amran.




(agse/mjy)


Hide Ads