Mahfud Md Ungkap Alasan Banyak Orang Jadi Radikal

Mahfud Md Ungkap Alasan Banyak Orang Jadi Radikal

Raja Malo Sinaga - detikSumut
Minggu, 14 Jan 2024 15:00 WIB
Mahfud Md di Medan (Raja Malo Sinaga/detikSumut)
Foto: Mahfud Md di Medan (Raja Malo Sinaga/detikSumut)
Medan -

Menkopolhukam RI sekaligus calon wakil presiden nomor urut 03, Mahfud Md mengungkap alasan kenapa banyak warga Indonesia yang jadi radikal. Hal itu disampaikan Mahfud Md di GBI Plaza, Medan Selayang, Medan, hari ini.

Awalnya Mahfud menerangkan tahun 2023 tidak terjadi kasus pengeboman atau bom bunuh diri. Sementara di tahun 2022 terjadi satu tragedi pengeboman.

Pengeboman itu terjadi di salah satu Polsek di Bandung. Akibatnya seorang satpam terluka dan pelaku pengemboman tewas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terakhir terjadi pada tahun 2021 itu di Makassar ya. Tapi tahun 2023 tidak ada satupun. Tahun 2022 ada satu bom meledak di Bandung. Di sebuah kantor polsek saja. Tetapi yang meninggal adalah yang membawa bom. Dengan tulisan di dadanya itu menolak RUU KUHP. Satpamnya kena," kata Mahfud, Minggu, (14/1/2024).

Kemudian Mahfud menyinggung keberhasilan pemerintahan dalam penerapan kerukunan beragama. Sebab pemerintahan saat ini telah memberikan jaminan kurukunan hingga dalam sisi hukum.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya Mahfud mengungkapkan seseorang yang ikut dalam gerakan radikal tidak anti terhadap agama lain. Menurutnya, orang berbuat radikal karena melihat ketidakadilan.

"Dan yang terpenting sebenarnya yang sering ikut di dalam gerakan-gerakan radikal yang masif itu sebenarnya tidak sepenuhnya karena anti agama lain," terangnya.

"Menurut pengamatan saya banyak orang misalnya ikut-ikut demo dengan sikap sangat keras dan membawa nama-nama agama. Sebenarnya mereka itu bukan karena soal agamanya tapi soal ketidakadilan," sambungnya.

Namun sayangnya, tutur Mahfud, orang yang melihat ketidakadilan itu turut ikut protes. Sehingga gerakan radikal menjadi masif.

"Mereka yang sebenarnya sudah biasa-biasa saja menerima perbedaan. Tetapi melihat ketidakadilan di sekitar kita lalu ikut protes terhadap kelompok radikal itu. Maka menjadi masif," jelasnya.

Ia juga menyebut orang miskin yang sudah terdesak ekonomi juga bisa berpeluang masuk dalam gerakan radikal.

"Karena terkadang orang-orang yang miskin, termarjinalkan, itu kalau tidak ada jalan lain pilihannya lalu ikut-ikut yang radikal," bebernya.

Oleh karena itu, Mahfud menegaskan ke depannya untuk membangun keadilan di Indonesia. Kemudian menegakkan penerapan hukum yang baik. Dengan itu, Mahfud yakin akan juga berdampak kepada sektor ekonomi.




(nkm/nkm)


Hide Ads