Sepanjang 2023, Wilayah Sumbagut Tercatat 2.000 Kali Diguncang Gempa

Sepanjang 2023, Wilayah Sumbagut Tercatat 2.000 Kali Diguncang Gempa

Kartika Sari - detikSumut
Kamis, 28 Des 2023 22:40 WIB
Ilustrasi Gempa
Foto: Getty Images/iStockphoto/Petrovich9
Medan -

Balai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I mencatat 2.000 gempa sepanjang 2023. Gempa ini tercatat melalui sistem monitoring 24 jam dengan mengandalkan sebaran sensor gempa bumi di daratan Sumatra.

"Sebanyak 2.000 kejadian gempa di dari Aceh dan Sumut sepanjang tahun 2023, sekitar 56 kejadian gempa dirasakan. Hal ini menjadi suatu perhatian khusus bagi kami untuk lebih lagi memahami proses tektonik dan seismisitas di wilayah Aceh dan Sumut," ungkap seismologist BMKG Wilayah I Muh. Hanif Zarkasi, Kamis (28/12/2023).

Ketua Tim Seismologist BMKG Wilayah I, Chichi Nurhafizah menjelaskan aktivitas gempa yang dianalisis terjadi dari dua sumber utama yaitu zona subduksi dan megathrust di Samudra Hindia dan patahan aktif Sumatra.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Zona aktif subduksi Sumatra dibentuk oleh pergerakan lempeng tektonik dari Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia dengan kecepatan 5-6 cm/tahun akibat densitas yang lebih besar," ujarnya.

Chichi menyebutkan bahwa penunjaman tersebut menyebabkan palung Samudra Hindia dan beberapa pulau di depan Sumatra serta patahan Sumatra yang cenderung bergerak menganan serta beberapa kejadian gempa dan tsunami.

ADVERTISEMENT

Diketahui, Patahan Sumatra sendiri bergerak 1 - 2 cm/tahun. "Walaupun lebih kecil tapi efek kerusakannya lebih besar karena dekat dengan pemukiman, seperti gempa Tarutung 2022 M 6.2 dan Pidie Jaya di 2017 dengan M 6.7," tambah Chichi.

Secara terpisah, Kepala BBMKG Wilayah I, Hendro Nugroho menjabarkan aktivitas gempa bumi secara statistik yaitu gempa dengan magnitudo (M) 1-2 berjumlah 327 kejadian, M 2-3 jumlah 1170 kejadian, M 3-4 jumlah 404 kejadian, M 4-5 jumlah 83 kejadian, M 5-6 jumlah 12 kejadian dan M > 6 sebanyak 2 kejadian.

Selain itu, total gempa kedalaman di bawah 50 km sebanyak 1665 kejadian, 50 - 100 km sebanyak 150 kejadian, 100 - 250 km sebanyak 184 kejadian dan > 250 km sebanyak 1 kejadian.

"Dari sebaran gempa bumi dapat kita lihat beberapa klaster yang signifikan seperti di Lhoksumawe yang terjadi di awal Januari, di Singkil dengan M 6.2 , di sebelah tenggara Nias," kata Hendro.

Hendro juga menambahkan bahwa klaster gempa tersebut patut diwaspadai dan dipelajari lebih lanjut. Secara tektonik, wilayah Aceh Tengah paling tinggi seismisitas yang dipengaruhi oleh aktivitas sesar geser Aceh Tengah dan Tripa yang sangat aktif.

Sementara itu, Hendro menyebut wilayah Sumut paling aktif terjadi gempa bumi berada di Tarurung.

"Sedangkan di Sumatra Utara, wilayah Tarutung paling banyak terjadi gempa bumi yang dipengaruhi oleh aktivitas dari sesar Toru, dan kami memiliki rencana besar untuk membuat suatu buku tentang sejarah gempa merusak di wilayah Sumatra Utara dengan analisis yang lengkap sebagai bagian dari pengabdian kami," ujarnya.

Koordinator geofisika BBMKG Wilayah I, Lewi Ristiyono menambahkan bahwa historis gempa merusak di wilayah PGR I paling fenomenal karena telah membangkitkan gempa Aceh-Andaman pada tahun 2004 dengan M 9.0 dan juga Nias pada tahun 2005 dengan M 8.5.

"Keduanya sangat merusak karena diikuti oleh tsunami lebih dari 10 meter dan mengakibatkan ratusan ribu korban jiwa," kata Lewi.




(mjy/mjy)


Hide Ads