BKKBN Provinsi Aceh menyebutkan angka stunting di Serambi Mekkah tahun lalu masih berada di atas 30 persen. Ada tiga daerah disebut yang tinggi stunting yakni Simeulue, Subulussalam dan Gayo Lues.
Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Safrina Salim, menjelaskan, angka stunting di Tanah Rencong pada 2021 yakni 33,2 persen dan turun dua angka pada 2022. Tingginya jumlah stunting disebabkan perubahan perilaku serta dipengaruhi pola pengasuhan anak.
"Kondisi stunting saat ini Aceh memang masih sangat tinggi di tahun 2022 Aceh masih 31,2 persen. Untuk tahun ini kita masih menunggu data hasil survei dari pusat," kata Safrina kepada wartawan, Kamis (21/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, tiga daerah yang masih tinggi stunting juga disebabkan kondisi medan menuju perkampungan di daerah itu serta pola hidup warga. Buang Air Besar Sembarang (BABS) disebutkan juga dapat mempengaruhi anak-anak menjadi stunting.
"Jadi bukan hanya semata-mata faktor gizi tapi juga faktor perubahan perilaku menjadi utama, pengasuhan dalam keluarga termasuk BABS," jelasnya.
Safrina menjelaskan, BKKBN telah menyusun sejumlah strategi untuk menurunkan angka stunting di Tanah Rencong. Di antaranya mengedukasi orang tua yang memiliki anak lewat program Dahsyat yakni dapur sehat atasi stunting.
"Tujuannya kita mengajak kader dan ibu-ibu yang punya keluarga stunting cara meramu masakan itu sesuai kearifan lokal. Kedua menjaga keluarga stunting oleh tim pendamping keluarga, mereka itu terdiri dari bidan desa, kader KB dan ibu PKK desa," jelasnya.
Dia menyebut, anak yang terkena stunting tidak hanya berasal dari keluarga menengah ke bawah. Anak-anak orang kaya juga disebut dapat masuk dalam kategori stunting bila pola pengasuhan yang salah.
Selain itu, BKKBN juga berusaha memutuskan mata rantai agar ke depan anak-anak di Aceh yang lahir dalam keadaan sehat dan tidak stunting. Salah satunya lewat program Elsimil yang mengedukasi calon pengantin tiga bulan sebelum pernikahan.
"Kita optimis dapat menurunkan angka stunting sesuai yang ditargetkan pusat 14 persen," jelasnya.
(agse/mjy)