HUT ke-78 PGRI 25 November 2023: Sejarah, Tema, Logo

HUT ke-78 PGRI 25 November 2023: Sejarah, Tema, Logo

Tim detikNews - detikSumut
Kamis, 23 Nov 2023 10:53 WIB
logo HUT ke-78 PGRI 25 November 2023
HUT ke-78 PGRI 25 November 2023 (Foto: dok. PGRI)
Medan -

Tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional (HGN) di Indonesia. Namun, apakah detikers tahu bahwa tanggal tersebut juga merupakan perayaan hari jadi PGRI?

Bagi kamu yang belum tahu, PGRi, singkatan dari Persatuan Guru Republik Indonesia, merupakan organisasi keguruan Tanah Air. PGRI merayakan hari ulang tahunnya tiap 25 November.

Tahun ini, peringatan HUT PGRI 2023 telah memasuki usia yang ke-78. Dilansir laman detikNews, selengkapnya berikut informasi tentang HUT ke-78 PGRI!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tema dan Logo HUT ke-78 PGRI

Logo dan Tema HUT Ke-78 PGRILogo dan Tema HUT Ke-78 PGRI (Foto: dok. PGRI)

Seperti disinggung di bagian sebelumnya, tahun ini merupakan HUT yang ke-78 bagi PGRI. Pada perayaan kali ini, tema HUT PGRI 2023 yang diusung adalah "Transformasi Guru Wujudkan Indonesia Maju".

Di samping itu, juga ada beberapa tagar yang berkaitan dengan HUT ke-78 PGRI, yakni #PGRIMengabdiNegeri dan #hutke-78pgri. Kedua tagar tersebut dapat kamu pakai untuk keperluan konten media sosial.

ADVERTISEMENT

detikers juga dapat mengunduh logo HUT ke-78 PGRI. Klik tautan di bawah ini untuk meng-download-nya:

Sejarah Singkat PGRI

Dikutip dari detikNews, PGRI awalnya merupakan organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda yang berdiri pada 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Anggota PGHB terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Pemilik Sekolah.

Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda, mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua yang menggunakan bahasa pengantarnya bahasa daerah ditambah bahasa Melayu. Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda.

Di samping PGHB, berkembang pula organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB).

Ada pula organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.

Perjuangan guru tidak lagi berfokus pada perbaikan nasib serta kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, melainkan telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak "merdeka". Lalu, pada tahun 1932, 32 organisasi guru yang berbeda-beda latar belakang, paham dan golongan sepakat bersatu mengubah nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).

Perubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena penggunaan kata "Indonesia" yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata "Indonesia" sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.

Pada zaman pendudukan Jepang, segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, dan Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas. Kemudian, 100 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, tepatnya tanggal 23-25 November 1945, digelar Kongres Guru Indonesia di Surakarta.

Kongres berlangsung di Gedung Somaharsana (Pasar Pon), Van Deventer School, Sekolah Guru Puteri (sekarang SMP Negeri 3 Surakarta). Melalui kongres Guru Indonesia, segala perbedaan antara organisasi guru di lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, aliran politik, agama, dan suku sepakat dihapuskan.

Mereka meniadakan perbedaan latar belakang dan sebagainya demi bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejak kongres Guru Indonesia (kongres ke-1 PGRI), semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu dalam satu wadah, yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia atau yang disingkat PGRI.

Perbedaan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI

Walaupun diperingati pada tanggal yang sama, ada sedikit perbedaan antara HGN dan HUT PGRI. Perbedaan pertama dapat dilihat pada latar belakang penetapannya.

Peringatan Hari Guru Nasional diinisiasi berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional, oleh Presiden Soeharto. Tujuannya adalah untuk memberi penghormatan kepada guru di Indonesia.

Berdasarkan Keppres tersebut, dipilihnya 25 November sebagai Hari Guru Nasional adalah karena tanggal tersebut telah lebih dulu diperingati sebagai HUT PGRI.

Sementara itu, perayaan HUT PGRI dilaksanakan untuk memperingati hari berdirinya organisasi PGRI pada 25 November 1945. Dilansir laman resminya, sejarah PGRI secara resmi dibentuk setelah masa kemerdekaan RI.

Pada tanggal 23-25 November 1945 digelar Kongres Guru Indonesia di Surakarta di Gedung Somaharsana (Pasar Pon), Van Deventer School, Sekolah Guru Puteri (sekarang SMP Negeri 3 Surakarta). Hasilnya semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu dalam satu wadah PGRI.

Selain itu, peringatan tahunan Hari Guru Nasional biasanya diselenggarakan oleh Kemendikbudristek RI. Sementara itu, HUT PGRI digelar oleh PGRI sendiri.

Artikel ini telah tayang di detikNews. Cek selengkapnya pada artikel berikut:




(mff/mff)


Hide Ads