Kota Medan sudah berdiri sejak lebih dari 1 abad yang lalu. Tentunya di setiap kota, memiliki pusat pemerintahan yang dikenal sebagai Balai Kota atau Kantor Wali Kota.
Begitu juga dengan Kota Medan, memiliki Balai Kota yang dibangun di awal pembentukan Kota Medan. Balai Kota saat itu berada di Jalan Balai Kota tepat di seberang Lapangan Merdeka.
Sejarah Balai Kota Medan
Ada dua versi terkait dengan sejarah awal mulai pembangunan Balai Kota Medan yang lama itu. Versi pertama mengatakan jika awalnya gedung tersebut dibangun untuk kantor De Javasche Bank atau pusat pusat bank Belanda di Medan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun karena desain awal bangunannya dianggap jelek, maka dibangunlah kembali kantor De Javasche Bank di kantor BI Perwakilan Sumut saat ini. Sehingga bangunan awal diperuntukkan ke De Javasche Bank tersebut digunakan untuk Balai Kota Medan.
Namun, Dosen Antropologi yang lama berkutat di Pusat Studi Ilmu Sejarah (Pusis) Universitas Negeri Medan (Unimed) Erond L Damanik menilai bangunan itu memang dari awal diperuntukkan sebagai Balai Kota Medan. Bangunan itu sendiri dibangun mulai 1906 sama dengan pembangunan gedung BI Perwakilan Sumut saat ini.
"Bagaimana pun ketika ada perencanaan sebuah kota, maka yang ditentukan pertama kali kantor wali kota nya, maka dibangun lah itu semenjak 1906," kata Erond L Damanik kepada detikSumut, Kamis (16/11/2023) lalu.
Hal itu berdasarkan catatan dan foto-foto yang dimiliki oleh Erond. Apalagi mengingat Medan dibangun sebagai persiapan kotapraja saat itu.
"Bahwa itu memang sengaja dibangun sebagai Kantor Wali Kota, yaitu sebagai persiapan Medan sebagai kotapraja saat itu," ucapnya.
Tjong A Fie Ikut Menyumbang Uang
Desain awal Balai Kota Medan saat itu tidak memiliki kubah hitam dengan jam di empat sisinya. Namun milyader Medan saat itu, Tjong A Fie menyumbangkan uang untuk pembangunan kubah bersisi empat itu.
"Itu kan bangunan berkubah itu dan di atasnya ada jam, itu pada awalnya tidak ada, kemudian oleh seorang miliader Kota Medan maka ditambahlah bangunan berkubah hitam itu dan di atasnya itu ada jam, itu sumbangan daripada Tjong A Fie," ujarnya.
Tjong A Fie sendiri, disebut, menyumbangkan uangnya di tahun 1907. Kubah tersebut untuk menggambarkan kemegahan bangunan di Eropa saat itu.
"Karena bangunan itu dinilai kurang estetik, makanya dibuat jam di atas pada 1907. Mencontek seperti di Eropa itu kan selalu ada jam di atas, jadi itu ada jam di empat sisi," ungkapnya.
Balai Kota Medan Dirancang C Boon
Balai Kota Medan yang lama itu dirancang oleh arsitek C Boon. Balai Kota Medan akhirnya diresmikan pada 1909 awal, dan Medan ditetapkan sebagai kotapraja pada 1 April 1909
"1909 awal diresmikan, kemudian Medan ditetapkan sebagai kotapraja 1 April 1909," sebutnya.
Wali Kota Medan yang pertama menggunakan kantor itu adalah Daniël baron Mackay. Daniel menerima tamu penting di Balai Kota tersebut, termasuk menjamu pilot pertama yang mendaratkan pesawat di Bandara Polonia.
"Yang pertama kali berkantor adalah Wali Kota Medan pertama, Daniël baron Mackay. Dia juga yang pertama kali menerima tamu-tamu kehormatan, seperti menyambut menyambut pilot yang pertama kali mendarat 1924 di Polonia," ucapnya.
Pasca Indonesia merdeka, gedung tersebut tetap digunakan sebagai Balai Kota Medan. Namun dengan perkembangan tata kelola pemerintahan, gedung tersebut dinilai terlalu kecil sebagai Balai Kota Medan.
"Nggak spesifik sih, tapi dulu karena kantor wali Kota itu dianggap kecil," ujarnya.
Dianggap Terlalu Kecil dan Dibangun Kantor Wali Kota Medan
Sehingga pada 1990 di zaman Agus Salim Rangkuty sebagai Wali Kota Medan, dibangunlah Balai Kota Medan saat ini. Tepatnya di Jalan Kapten Maulana Lubis.
Pertapakan Balai Kota Medan yang baru ini, saat itu adalah lahan kosong. Di atas lahan kosong tersebut kemudian dibangun Balai Kota Medan yang cukup megah dengan desain yang menarik saat ini.
"1990 kemudian pindah ke kantor wali Kota Medan saat ini, itu dulu tanah kosong," tutupnya.
Sedangkan Balai Kota Medan yang lama saat ini dikelola oleh pihak swasta. Bangunan tersebut kini terintegrasi dengan hotel di lokasi telah.
(astj/astj)