Sumut in History

Kisah Kelam Jalan Nibung yang Jadi Pusat Prostitusi Terbesar di Medan

Finta Rahyuni - detikSumut
Sabtu, 18 Nov 2023 10:30 WIB
Foto: Kondisi Jalan Nibung Medan saat ini yang sudah ramai dengan penjual mobil (Finta Rahyuni/detikSumut)
Medan -

Wanita berpakaian seksi dengan dandanan mencolok berdiri di pinggiran jalan sambil memperlihatkan senyum manisnya ke laki-laki yang lalu lalang di sekitarnya. Perempuan-perempuan muda itu juga menunjukkan gerakan tubuh untuk menarik perhatian.

Mereka berdiri di depan pintu masuk hotel, ada juga yang duduk di bangku depan hotel. Tidak jarang, sambil menunggu laki- laki yang menyapanya, mereka menghisap sebatang rokok dan mengeluarkan asapnya dengan sedikit mendongakkan kepala ke atas, sehingga asap rokok mengepul ke udara.

Begitulah kondisi Jalan Nibung Raya di Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan di tahun 1980-an sebagaimana diceritakan Guru Besar Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Budi Agustono. Budi menceritakan lokasi itu dulunya menjadi pusat prostitusi terbesar di Kota Medan. Di lokasi itu, ada hotel-hotel dan juga tempat hiburan malam yang cukup sering disinggahi orang.

"Iya (pusat prostitusi). Jadi, di tahun 80 an, 90-an memang Jalan Nibung itu terkenal itu," kata Budi kepada detikSumut baru-baru ini.

Budi mengatakan wanita-wanita itu sudah menunggu pelanggan sejak siang hingga ke malam hari. Hal ini tentu berbeda dengan 'wanita malam' sekarang yang mayoritas beraksi di malam hari.

Wanita-wanita itu ada yang menunggu di Jalan Nibung, ada juga di dekat Medan Plaza Jalan Iskandar Muda, mal yang cukup terkenal kala itu. Di parkiran mal ini, banyak wanita-wanita berpakaian seksi yang juga "menjajakan" dirinya.

Ada laki-laki yang menggunakan mobil dan sepeda motor yang akan mendekati para wanita-wanita itu untuk transaksi seksual. Setelah bertransaksi, nantinya mereka akan bergeser ke hotel-hotel di Jalan Nibung. Untuk diketahui, lokasi Medan Plaza dan Jalan Nibung ini berdekatan.

"Mereka misalnya pada waktu itu bertransaksi pakai mobil, sepeda motor. Lalu kemudian dibawalah misalnya ke Jalan Nibung, karena pada waktu itu tempat yang paling dekat untuk melakukan transaksi seksual di Jalan Nibung," kata Budi.

Budi menjelaskan saat itu Pasar Petisah yang berada di dekat Jalan Nibung dan Medan Plaza itu memang menjadi salah pusat perbelanjaan. Masyarakat Kota Medan maupun dari luar daerah banyak berbelanja ke pasar itu.

Sebelum pulang ke daerahnya, banyak laki-laki yang memilih untuk bersenang-senang ke tempat hiburan malam atau dengan wanita-wanita di Jalan Nibung itu.

"Banyak sekali yang didatangi orang muda dari mana pun yang kebetulan ke Medan, yang mencari hiburan lalu kemudian kencan di situ. Jadi, begitu juga dengan orang yang belanja ke Petisah, singgah di Jalan Nibung. Apalagi di malam hari itu saya rasa cukup ramai sekali, hampir setiap malam apalagi malam Sabtu, malam Minggu itu banyak, hotel itu selalu penuh," ujarnya.

Budi mengatakan saat itu memang cukup ramai transaksi seksual di daerah Nibung itu. Bahkan, transaksi itu terang-terangan dilakukan pada siang hari. Menurutnya, ramainya prostitusi di daerah menjadi bagian dari fenomena kehidupan perkotaan.

"Saya kira itu Fenomena urban, fenomena kota yang terjadi di Medan di sekitar tahun 80-an. Saya kira Nibung di tahun 80-an itu pun sudah biasa, dan itu menjadi hiburan pada waktu itu, mencari kenikmatan, menghabiskan uang, mencari kesenangan di Jalan Nibung itu, saya kira itu fenomena sosial, fenomena kota," ujarnya.

Budi mengatakan prostitusi di daerah itu memang tidak legal. Namun, menurutnya saat itu tindakan dari pemerintah maupun kontrol sosial dari masyarakat belum masif. Hal itulah yang memuat prostitusi di daerah itu menjamur.

Baca selengkapnya di halaman berikut...



Simak Video "Video: 16 Prostitusi Berkedok Warung Kopi di Ponorogo Dibongkar "


(afb/afb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork