Edukasi Perlindungan Satwa Melalui Orangutan Haven di Deli Serdang

Edukasi Perlindungan Satwa Melalui Orangutan Haven di Deli Serdang

Kartika Sari - detikSumut
Selasa, 14 Nov 2023 04:00 WIB
Potret seekor orangutan di Orangutan Haven. (Foto: dok Orangutan Haven).
Potret seekor orangutan di Orangutan Haven. (Foto: dok Orangutan Haven).
Deli Serdang -

Populasi orang utan saat ini terus menunjukkan penurunan. Hal itu terjadi karena kerap diburu untuk diperdagangkan ataupun dipelihara secara ilegal.

Terkait hal ini, Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) lalu berinisiatif mengembangkan Orangutan Haven, daerah konservasi yang terletak di Sumut. Lokasinya berada di Pancur Batu, bekas hutan pertanian, berjarak 45 menit dari Kota Medan.

General Manager Orangutan Haven, Hetty Berliana Damanik mengatakan bahwa sebelumnya terdapat delapan orang utan di Pusat Rehabilitasi Orangutan Batu Mbelin. Berdasarkan kajian para ahli, mereka tidak dapat dilepasliarkan dan telah rata-rata 8-12 tahun hidup di dalam kandang di Konservasi Orangutan Sumatera (SOCP). Untuk kenyamanan orangutan tersebut, mereka akhirnya dipindahkan ke Orangutan Haven.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang utan yang pindah ke OH ada empat dari delapan. Di sini kita memutuskan perlu memberikan kenyamanan (welfare) kepada delapan orang utan ini untuk kembali merasakan hidup di alam namun masih dapat dimonitor dan diberikan treatment sebagaimana di pusat rehabilitasi dengan menempatkan orang utan di pulau-pulau yang terisolasi dan secure untuk dirinya," ujar Hetty, Senin (13/11/2023).

Hetty menyebutkan bahwa Orangutan Haven dibentuk seperti pulau-pulau dengan fasilitas yang dibuat nyaman agar orangutan dapat hidup nyaman. Hal ini lantaran orangutan yang tinggal rata-rata menjadi korban penembakan.

ADVERTISEMENT

"Kita sebut pulau karena ini daratan yang terpisah yang dibatasi parit besar. Kita buat seperti ini agar orangutan dapat terlokalisir di situ. Jadi connecting antarpulau itu tidak ada. Pengelompokan ahli satwa ini harus dipelajari betul bahwa satwa yang sekian lama ini, bahkan ada yang lebih dari 20 tahun tidak punya kehidupan sosial. Jadi kalau sampai bisa lintas ke pulau lain itu justru itu rentan," tutur Hetty.

Ditumbuhi pepohonan dan rata-rata bangunan yang terbuat dari bambu, tempat seluas 40 hektar ini dibuat menyerupai kebun binatang dan santuari, yang unik karena dibuka untuk umum.

"Pengunjung dapat belajar tentang orangutan sebagai duta konservasi dan menyadari pentingnya menjaga hutan sebagai habitat alaminya," kata Hetty.

Hingga saat ini, kunjungan ke Orangutan Haven masih terbatas dengan melakukan komunikasi dan reservasi terlebih dahulu. Ia menyebutkan Orangutan Haven akan dibuka untuk pengunjung umum di pertengahan tahun depan dengan memproyeksikan orangutan di pulau sudah terbiasa dengan lingkungan hidup barunya.




(dhm/dhm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads