Tata Cara Sholat Gerhana Bulan Sebagian 29 Oktober

Medan -

Tanggal 29 Oktober 2023 bumi akan mengalami suatu fenomena astronomi yang disebut gerhana bulan. Gerhana bulan adalah fenomena alam yang terjadi saat sebagian atau seluruh penampang bulan tertutup bayangan bumi.

Gerhana yang akan terjadi pada 29 Oktober tahun ini adalah gerhana bulan sebagian atau gerhana bulan penumbra. Gerhana bulan sebagian terjadi ketika ada sebagian cahaya matahari yang terhalang oleh bumi, sehingga bulan masuk di bayangan penumbra bumi menyebabkan bulan akan terlihat lebih redup.

Dilansir dari Maklumat Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, gerhana bulan penumbra tersebut akan dimulai pada pukul 19.35 WIB dan memasuki puncak gerhana pada 20.14 WIB kemudian selesai pada 20:52 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dasar Sholat Gerhana

Tanggal 29 Oktober 2023 bertepatan dengan 14 Rabiul Akhir 1445 H, Rasulullah SAW menganjurkan umat muslim untuk melakukan sholat gerhana saat gerhana terjadi, baik gerhana bulan dan gerhana matahari. Anjuran itu didasarkan pada hadis yang diriwayatkan an-Nasai yang artinya:

Dari 'Aisyah (diriwayatkan) ia berkata: Pernah terjadi gerhana Matahari lalu Rasulullah saw memerintahkan seseorang menyerukan aṣ-ṡalātu jāmi'ah. Kemudian orang-orang berkumpul, lalu Rasulullah saw salat mengimami mereka. Beliau bertakbir ...., kemudian membaca tasyahud, kemudian mengucapkan salam. Sesudah itu beliau berdiri di hadapan jamaah, lalu bertahmid dan memuji Allah, kemudian bersabda: Sesungguhnya Matahari dan Bulan tidak mengalami gerhana karena mati atau hidupnya seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. Oleh karena itu apabila yang mana pun atau salah satunya mengalami gerhana, maka segeralah kembali kepada Allah dengan zikir melalui salat [HR. an-Nasai].

Sholat gerhana dilaksanakan saat terjadinya gerhana hingga gerhana usai. Orang yang dapat mengerjakan salat gerhana adalah yang sedang berada di kawasan yang dilintasi gerhana.

Di Indonesia, gerhana bulan ini akan dapat dilihat di seluruh kawasan di Sumatera, Banten, DKI Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, sebagian besar Papua Barat, sebagian Maluku, sebagian kecil Maluku, Maluku Utara, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali.

Tata Cara Sholat Gerhana

Salat gerhana dapat dilaksanakan secara berjamaah dan dilakukan tanpa azan dan iqamah. Salat gerhana terdiri atas dua rakaat dan pada setiap rakaat melakukan rukuk, qiyam dan sujud dua kali. Salat gerhana sendiri boleh dilakukan di tanah lapang maupun di masjid. Urutan salat gerhana terdiri atas

1. Imam menyerukan aṣ-ṣalātu jāmi'ah

2. Membaca niat salat gerhana dalam hati

3. Takbiratul Ihram, lalu membaca surah al-Fatihah dan surah yang panjang (seperti surah Al-baqarah) dengan jahar (lantang)

4. Rukuk, dengan membaca tasbih yang lama.

5. I'tidal, mengangkat kepala dengan membaca sami'allāhu li man ḥamidah, makmum membaca rabbanā wa lakal-ḥamd.

6. Berdiri tegak, lalu membaca al-Fatihah dan surah panjang yang lebih pendek dari yang pertama.

7. Rukuk, sambil membaca tasbih yang lama tetapi lebih singkat dari yang pertama.

8. Bangkit dari ruku dengan membaca sami'allāhu li man ḥamidah, makmum membaca rabbanā wa lakal-ḥamd.

9. Sujud dengan membaca tasbih selam rukuk pertama

10. Duduk di antara dua sujud

11. Sujud dengan membaca tasbih selama rukuk kedua

12. Bangkit dari sujud, berdiri tegak mengerjakan rakaat kedua seperti rakaat pertama, pada rakaat kedua pada diri pertama dianjurkan membaca surat An-Nisa dan pada diri kedua dianjurkan membaca Surat Al-Maidah

13. Salam

14. Setelah salat, imam akan menyampaikan khutbah yang berisi nasihat dan peringatan terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah dan mengajak untuk memperbanyak istighfar, sedekah dan berbagi amal kebaikan

Nah detikers itulah tata cara shalat gerhana bulan sebagian. Semoga dapat menambah pengetahuanmu terhadap pelaksanaan sholat gerhana, ya

Artikel ini ditulis oleh Rindi Antika, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom