Pengamat Nilai Anies-Imin Lebih Berpotensi Menang di Sumut

Pengamat Nilai Anies-Imin Lebih Berpotensi Menang di Sumut

Nizar Aldi - detikSumut
Senin, 23 Okt 2023 15:20 WIB
Anies-Cak Imin berorasi politik di depan gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Kamis (19/10/2023). Orasi politik disampaikan usai pasangan AMIN mendaftarkan diri sebagai capres-cawapres.
Anies Baswedan-Cak Imin (Foto: Andhika Prasetia)
Medan -

Kontestasi Pilpres 2024 bakal diikuti oleh tiga pasangan capres-cawapres, mulai dari Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud Md, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Lantas siapa yang berpotensi unggul di Sumatera Utara (Sumut)?

Pengamat politik Universitas Negeri Islam Sumatera Utara (UINSU) Faisal Riza menilai pasangan Anies-Imin (AMIN) mengusung kontra narasi dengan pemerintah sebelumnya. Pasangan ini juga memiliki variabel nasionalis dan Islam

"Pertama, pasangan AMIN. Pasangan ini mengusung narasi perubahan yang diarahkan pada kontra narasi terhadap pemerintah sebelumnya. Kemudian, memiliki dua representasi yang merupakan variabel penting yaitu nasionalis dan Islam," kata Faisal Riza kepada detikSumut, Senin (23/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Partai pengusung pasangan ini dinilai memiliki kantong suara yang mencakup wilayah pedesaan dan perkotaan. Riza menilai pasangan ini berpotensi menang di Sumut sejauh ini.

"Nasionalis diwakili oleh NasDem dan Islam diwakili oleh PKB dan PKS. Untuk Islam sendiri PKB mewakili kantong Islam tradisional, NU, yang pada umumnya di pedesaan, sementara PKS mewakili Islam Perkotaan. Untuk Sumatera Utara, saya melihat pasangan ini lebih leading dari pasangan lainnya," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, pasangan yang diusung PDIP Ganjar-Mahfud memiliki representasi nasionalis, meskipun ada PPP sebagai pengusung. PDIP dinilai memiliki kantong-kantong suara tersendiri dan dinilai cukup besar.

"Kedua, pasangan Ganjar-Mahfud. Pasangan ini membawa narasi semi keberlanjutan dan perubahan. Representasi besarnya PDIP nasionalis. Meskipun memang ada PPP di sini. Di Sumut PDIP punya area terkonsentrasi tersendiri dan cukup besar," ujarnya.

Sedangkan pasangan Prabowo-Gibran dengan koalisi besar ditambah adanya dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke anaknya, Gibran. Isu kurang pengalaman hingga politik dinasti dinilai akan menerpa pasangan ini.

"Prabowo Gibran ini memang didukung koalisi gemuk Golkar, Gerindra, PAN. Lalu, variabel penting dan besar yaitu dukungan presiden karena Gibran sebagai proxy Presiden Jokowi. Namun, kehadiran Gibran dianggap kontroversial dengan isu kurang pengalaman dan politik dinasti. Dalam konteks ini merupakan tantangan berat bagi tim pemenangan untuk menyiapkan strategi menangkis isu ini," bebernya.

Akan tetapi, keberadaan Gibran dinilai dapat membelah suara di Jawa Tengah hingga loyalis Jokowi di daerah. Namun tim pemenangan harus berjibaku menangkis isu politik dinasti yang berhembus.

"Memang Gibran dan dukungan bapaknya bisa membelah suara Jawa Tengah, dan mungkin banyak di daerah loyalis Jokowi dan relawan. Namun, sekali lagi isu dinasti ini tergantung pengelolaan tim pemenangan untuk menangkisnya," tutupnya.

Untuk diketahui, pasangan Anies-Imin dan Ganjar-Mahfud sudah resmi mendaftar ke KPU RI. Sedangkan pasangan Prabowo-Gibran bakal mendaftar ke KPU pada 25 Oktober 2023 nanti.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads