Nama Gibran Rakabuming Raka mencuat menjadi kandidat cawapres Prabowo Subianto. Apalagi Gibran berpeluang usai MK memutuskan batas usia capres-cawapres bolah di bawah 40 tahun. Namun mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok menyebut Gibran belum berpengalaman.
Hal itu diungkap Ahok mengomentari isu Gibran hendak maju cawapres. Ahok sendiri tegas mengaku akan mendukung Ganjar-Mahfud Md. Menurutnya kedua sosok tersebut sudah teruji.
"Ya sah-sah saja Gibran maju cawapres, tergantung rakyat mau pilih apa enggak. Yang jelas saya pilih Ganjar-Mahfud lah, keduanya sudah teruji dan berpengalaman," kata Ahok, dilansir detikNews, Jumat (20/10).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara menurutnya, Gibran belum pantas memimpin Indonesia, sebab Gibran pengalaman Gibran di ketatanegaraan belum cukup. Ia juga menyinggung masa jabatan Gibran yang masih dua tahun sebagai Wali Kota Solo.
"Gibran belum berpengalaman. Jadi Wali Kota saja baru dua atau tiga tahun. Dia belum teruji," sambungnya.
Ahok menilai, dibutuhkan setidaknya pemimpin yang berpengalaman di legislatif tingkat nasional atau eksekutif tingkat provinsi untuk mengurus negara sebesar Indonesia. Jika sudah cukup pengalaman baik di Legislatif atau eksekutif, kata Ahok, baru dianggap mampu karena telah memiliki pengetahuan tata negara yang luas.
"Kalau belum punya pengalaman dan anda maju presiden atau wakil presiden, nanti anda nggak ngerti. Ini bukan soal belajar atau coba-coba lho. Ini negara dipertaruhkan untuk menjadi negara maju di tahun 2045, mana boleh kita kasih ke orang yang coba-coba," tegasnya.
Namun Ahok menegaskan tak bermaksud meremehkan Gibran atau anak muda lainnya. Akan tetapi bicara soal tata negara, menurut Ahok, presiden/wapres harus mengerti konstitusi dan memiliki track record yang jelas dan itu tidak instan.
"Saya tidak mau anak cucu saya harus menunggu sekian tahun lagi merasakan Indonesia maju. Kita nggak usah coba-coba deh, pilih yang pasti-pasti saja. Ganjar dan Mahfud yang jelas pengalamannya dan teruji," ucapnya.
Hal itu pun dibantah Ketua Umum Partai Garuda Ahmad Ridha Sabana. Ia membela Gibran dan menyebut Ahok terlalu cepat menilai kemampuan putra sulung Presiden Jokowi tersebut.
"Saya kira kurang tepat kalau kita bicara seperti itu untuk menilai orang, banyaklah contohnya, di Tanah Air sendiri sudah banyak contohnya, di dunia sudah banyak, untuk melihat itu terlalu cepatlah saya kira Pak Ahok seperti itu, nggak tepat lah," kata Ahmad Ridha Sabana kepada wartawan di Kantor DPP Partai Garuda di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (21/10/2023).
Menurutnya, Gibran sudah sangat cakap dan berpotensi untuk mewakili kaum muda dan milenial. Ia juga menyebut kepemimpinan Gibran di Solo menjadi bukti kemampuan Gibran memimpin Indonesia.
"Saya yakin Mas Gibran sangat cakap, dan sangat potensial dan bisa memimpin mewakili kaum muda, dan kesempatan beliau menjadi wali kota saya rasa sudah sangat cukup, banyak kita dengar bahwa posisi wali kota dan itu langsung saya kira itu juga samalah miniaturnya, bahkan beliau langsung terhadap masyarakat dan menghadapi berbagai permasalahan," ujarnya.
(nkm/nkm)