Budayawan Butet Kartaredjasa berharap Gibran Rakabuming Raka tak menerima pinangan sebagai bacawapres salah satu kandidat capres. Menurutnya hal itu karena Gibran belum punya pengalaman memimpin bangsa.
Wali Kota Solo tersebut pun merespons permintaan Butet, namun ia tak banyak komentar. Gibran mengaku pasif soal dorongan menjadi cawapres.
"Tanya yang ngurus SKCK tadi aja ya. Ya kalau saya pasif," kata Gibran, dilansir detikJateng, Kamis (19/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara terkait keputusan Mahkamah Konstitusi yang disebut-sebut memuluskan jalannya jadi cawapres, Gibran meminta agar masyarakat sendiri yang menilai.
"Itu biar warga yang menilai, ya," pungkasnya.
Sebelumnya, budayawan Butet Kartaredjasa menanggapi sidang MK yang membahas soal batas usia capres-cawapres. Butet berharap ada mukjizat dalam putusan MK tersebut jika gugatan batas usia capres-cawapres di bawah 40 tahun dikabulkan Mk.
"Kalau Senin (16/10) nanti Mahkamah Konstitusi memutuskan usia wakil presiden bisa 35 tahun saya cuma berdoa ada keajaiban semesta, ada mukjizat," kata Butet kepada wartawan di Tamantirto, Kasihan, Bantul, Jumat (13/10).
Mukjizat dimaksud Butet, yakni agar putusan itu diberlakukan tahun 2029 dan agar Gibran tak terima pinangan jadi cawapres.
"Pertama mukjizatnya adalah MK memutuskan itu diberlakukan 2029. Mukjizat kedua mas Gibrannya yang tidak bersedia (maju cawapres) karena Mas Gibrannya menyadari masih belum punya akar, belum punya pengalaman sebagai pemimpin bangsa, baru punya pengalaman di level kota. Nanti lah, saya yakin Mas Gibran mewakili sikap-sikap ayahnya yang tahu diri, dia akan berguru pada ayahnya," urai Butet dilansir detikJogja.
(nkm/nkm)