Mungkin detikers familiar dengan lagu Wake Me Up When September Ends yang bercerita tentang seorang anak yang kehilangan ayahnya. Lagu ini juga mungkin relate dengan negara kita Indonesia, di mana kita kehilangan sosok-sosok pejuang yang diperingati setiap akhir bulan September.
Sosok-sosok pejuang yang kita kenal itu kini dikenang dengan sebutan Pahlawan Revolusi. Pengorbanan mereka diabadikan dalam sebuah film yang berjudul Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI karya Arifin C. Noer pada tahun 1984. Film yang menceritakan pemberontakan Partai Komunis Indonesia ini berdurasi 271 menit.
Berikut detikSumut rangkum sinopsis film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI sebagai referensi detikers jika ingin menonton kilas balik peristiwa yang terjadi di tahun 1965 silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sinopsis Film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI
Film ini bercerita tentang percobaan kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 30 September 1965. Diawali dengan sejumlah orang yang digambarkan sebagai anggota PKI dengan lambang palu dan arit serta buku tentang DN Aidit. Mereka mengejutkan sekelompok orang yang hendak salat di masjid.
Pasukan yang berencana menculik tujuh jenderal ini bernama resimen Cakrabirawa yang pada saat itu merupakan pasukan pengamanan Presiden Soekarno. Sayangnya ada kepentingan lain pasukan ini yang ditunggangi oleh Letkol Untung yang pada saat itu menjabat sebagai Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa.
Film ini menggambarkan situasi yang terjadi pada tanggal 30 September 1965, di mana gerakan yang dimotori oleh Letkol Untung ini mengepung sebuah rumah yang kemudian diketahui sebagai kediaman Donald Isaac Pandjaitan (DI Pandjaitan) beserta keluarganya. Mereka meminta DI Pandjaitan untuk menghadap Presiden Soekarno saat itu juga karena situasi darurat.
DI Pandjaitan memenuhi perintah pasukan itu setelah dirinya bersiap dengan seragam lengkapnya. Namun, ia meminta waktu untuk berdoa sebentar. Karena terlalu lama, pasukan itu menembak DI Pandjaitan di teras rumah mereka kemudian dimasukkan ke dalam truk. Kejadian itu disaksikan langsung oleh anak serta istrinya.
Setelah itu, pasukan tersebut kembali mendatangi kediaman keenam jenderal lain dengan perintah yang sama yaitu untuk menghadap presiden. Letjen Ahmad Yani dan Mayjen MT Haryono juga ditembak di rumah mereka masing-masing, sedangkan yang lainnya diculik dan disiksa hingga tewas, termasuk ajudan dari Abdul Haris Nasution yaitu Kapten Pierre Tandean.
Pierre Tandean mengaku sebagai Jenderal AH Nasution kepada pasukan Cakrabirawa. Oleh sebab itu, dirinya yang kemudian dibawa oleh pasukan tersebut sedangkan sang jenderal sendiri berhasil kabur dengan melompati tembok rumah mereka. Namun nahasnya, putri AH Nasution yang bernama Ade Irma Suryani Nasution jadi korban penembakan di malam itu.
Keenam jenderal dan seorang perwira yang tewas kemudian dibawa ke sebuah sumur yang dinamakan Lubang Buaya. Tubuh mereka yang tak lagi berdaya kemudian dimasukkan ke dalam sumur tersebut.
Demikian sinopsis film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI yang dapat detikSumut rangkum, semoga dapat menjadi bahan referensi detikers dalam menonton film ini.
Artikel ini ditulis oleh Aprilda Ariana Sianturi, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(astj/astj)