Depresi karena Sakit Kepala, Pria di Tebing Tinggi Bunuh Diri Usai VC Istri

Depresi karena Sakit Kepala, Pria di Tebing Tinggi Bunuh Diri Usai VC Istri

Finta Rahyuni - detikSumut
Selasa, 15 Agu 2023 09:43 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi. (Foto: Dok.Detikcom)
Tebing Tinggi -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda, pembaca, merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Seorang pria di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara (Sumut) berinisial W (31) nekat gantung diri karena depresi dengan sakit kepala yang dideritanya. W mengakhiri hidupnya usai video call (VC) dengan istrinya.

Kasi Humas Polres Tebing Tinggi AKP Agus Arianto mengatakan peristiwa itu terjadi, Senin (15/8/2023). Saat itu, korban berada di rumahnya, sedangkan istrinya tengah di luar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menduga korban bunuh diri usai menelepon sang istri dengan video call karena depresi akibat sakit kepala yang dideritanya," kata Agus, Selasa (15/8/2023).

Agus menyebut sebelum bunuh diri, korban sempat menelepon istrinya, LD. Saat itu, korban menyampaikan niatnya untuk bunuh diri.

ADVERTISEMENT

Setelah itu, korban pun mematikan telepon video itu. Sontak, istri korban langsung pulang ke rumahnya untuk melihat suaminya. Namun, nahas, setibanya di rumah mereka, korban telah meninggal dunia dalam keadaan gantung diri.

"Saat korban memutuskan video call, istrinya langsung pulang ke rumah dan melihat pintu rumah dalam keadaan terkunci. LD lalu meminta bantuan tetangganya agar membuka pintu tersebut. Usai dibuka, korban sudah meninggal dunia dalam keadaan gantung diri," jelasnya.

Menurut keterangan istri korban, kata Agus, korban memang sering mengeluhkan sakit kepala. Bahkan, sebelum bunuh diri, korban mengaku sempat ingin membeli obat, tetapi tidak jadi.

Hal itulah yang diduga membuat korban depresi hingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

"Jadi, mungkin almarhum depresi atau pesimis menjalani hidupnya, akhirnya dia berbuat seperti itu, tidak ada unsur lain, murni bunuh diri. Dalam hal ini, pihak keluarga membuat surat pernyataan untuk tidak dilakukan autopsi," pungkas Agus.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads