Walkot Bobby Sepekan: Bikin Gaduh gegara Dukung Begal Ditembak Mati

Walkot Bobby Sepekan: Bikin Gaduh gegara Dukung Begal Ditembak Mati

Nizar Aldi - detikSumut
Minggu, 16 Jul 2023 11:15 WIB
Bobby Nasution
Bobby Nasution. (Foto: Tangkapan layar)
Medan -

Wali Kota Medan Bobby Nasution menjadi pembahasan satu pekan ini setelah mendukung polisi menembak mati para begal. Pernyataan Bobby tersebut kemudian menuai kegaduhan, ada yang bela dan ada yang kecam.

Pernyataan Bobby itu bermula saat maraknya begal di Medan membuat resah masyarakat. Sebab, para begal tersebut tidak segan-segan menghilangkan nyawa korban dalam aksinya.

Karena banyaknya kasus begal tersebut, Bobby kemudian meminta agar pihak kepolisian menindak tegas para pelaku begal. Dalam catatan detikSumut, Bobby setidaknya menyampaikan itu sampai 4 kali di berbagai kesempatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Sabtu (8/7) malam, Polrestabes Medan menangkap komplotan perampok bersenjata yang sempat beraksi dengan merampok pegawai Alfamart dan salah satu salon di Kota Medan. Polisi menembak mati seorang pelaku karena memberikan perlawanan saat ditangkap.

Bobby Nasution kemudian mengapresiasi personel Polrestabes Medan yang menembak mati perampok bersenjata di Medan. Bobby menyebut tindakan itu sudah tepat karena begal dan kejahatan lainnya marak di Medan.

ADVERTISEMENT

"Begal dan pelaku kejahatan tentu saja tak punya tempat di Kota Medan. Aksi mereka meresahkan, sudah tepat jika aparat bertindak tegas karena kita ingin ketenangan, keamanan di Medan," kata Bobby Nasution dalam keterangannya, Selasa (11/7/2023).

Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu memberikan apresiasi ke Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda. Bobby berharap dengan tindakan tegas itu para pelaku begal jera.

"Saya apresiasi Kapolrestabes Medan dan jajaran. Semoga ketegasan petugas membuat para pelaku begal sadis jera," ucapnya.

Dikritik KontraS

Pernyataan Bobby tersebut kemudian dikritik oleh para penggiat Hak Asasi Manusia (HAM), salah satunya dari Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara (Sumut), Rahmat Muhammad. Ia menilai pernyataan Bobby tersebut menjerumuskan polisi ke posisi yang salah.

"Pernyataan Bobby seolah menjerumuskan kepolisian pada posisi yang salah, kepolisian itu punya segudang aturan dalam penerapan prinsip HAM dalam proses penerapan hukum, termasuk soal penembakan, jangan sampai tindakan penembakan terhadap pelaku kejahatan justru membuat kepolisian dianggap melanggar HAM," sebut Rahmat dalam keterangannya, Rabu (12/7).

Pernyataan Bobby itu juga dinilai membuat penegakan hukum serampangan atau pembunuhan di luar hukum. Bobby dinilai seolah-olah kalap dengan berbagai kejahatan di Medan dan gagal melakukan upaya preventif.

"Pernyataan Bobby seolah kalap dengan banyaknya tindak kejahatan yang terjadi di Kota Medan, Medan ini udah kaya 'Gotham City' banyak kali maling, begal, geng motor, narkoba, pembunuhan, ku kira itu terjadi karena ya dalam konteks keamanan Pemerintah Kota Medan gagal dalam pencegahan atau upaya preventif," ucapnya.

Menurut Rahmat, penembakan yang dilakukan dengan tujuan membunuh adalah tindakan yang salah. Sebab tujuan penembakan adalah untuk melumpuhkan pelaku, dan itupun dilakukan dengan tahapan yang benar.

Pada Peraturan Kepolisian Nomor 1 Tahun 2009 (Perkap 1/2009) Pasal 5, aparat wajib mengupayakan terlebih dahulu 6 tahapan tindakan yang tujuannya untuk pencegahan. Yakni perintah lisan, penggunaan kekuatan dengan tangan kosong lunak kemudian diikuti dengan tangan kosong keras, penggunaan senjata tumpul, hingga penggunaan senjata kimia seperti gas air mata atau semprotan cabe.

"Tahapannya dulu dijalankan, jika tidak berhasil baru gunakan kekuatan penembakan, tetapi itupun dengan tujuan untuk menghentikan atau melumpuhkan pelaku, bukan menembak mati," ungkapnya.

Disetujui Ahmad Sahroni

Dilansir dari detikNews, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni setuju Polri menindak tegas membasmi para begal.

"Mestinya Polri sudah tahu para penjahat yang ada di republik kita, ada sikap yang di awal untuk pencegahan, tapi kalau akhirnya tidak bisa, maka sikap tegas harus diambil oleh anggota Polri di lapangan," kata Sahroni saat dihubungi, Rabu (12/7).

Dia sepakat begal harus dibasmi, meski begitu, Bendum NasDem ini menilai tindakan tegas Polri tidak harus menembak mati. Menurutnya, Polri pasti punya cara tertentu untuk mengurangi tindakan begal.

"Kita serahkan kepada Polri untuk menyikapi hal kasus tersebut. Kalau sudah 2 kali dan orang yang sama sih Polri harus tegas, tegas bukan berarti harus tembak mati, kan mengeluarkan tembakan itu harus ada peringatan," ujarnya.

Dibela Gerindra dan PKS

Wakil Ketua DPRD Medan dari Gerindra dan PKS pun membela Bobby yang dikritik oleh para penggiat HAM. Rajudin Segala dari PKS mengatakan mendukung karena begal telah meresahkan warga.

"Setuju dengan pernyataan Walkot Medan agar pihak polisi bertindak tegas terhadap begal yang makin marak di Medan yang sudah sangat sering meresahkan warga Medan," katanya kepada detikSumut, Kamis (13/7/).

Rajudin menyebutkan sebelum menembak begal, polisi sudah memberikan peringatan kepada para pelaku. Namun, jika membahayakan polisi, maka polisi akan menembak begal sesuai dengan prosedur.

"Polisi tentu melakukannya dengan peringatan-peringatan, jika tetap juga melakukan perlawanan bahkan membahayakan buat aparat tentu dengan cara yang prosedural dan terukur menembaknya untuk melumpuhkan dan selama ini itu yang terjadi," sebutnya.

Wakil Ketua DPRD Medan dari Gerindra, Ihwan Ritonga juga membela Wali Kota Medan Bobby Nasution soal begal ditembak mati. Menurut Ihwan, polisi paham tindakan apa yang harus dilakukan kepada begal yang sadis.

"Kita sangat mendukung kepolisian atau pun dukungan Wali Kota Medan terhadap pihak kepolisian untuk melakukan tindakan tegas dan terukur," kata Ihwan Ritonga kepada detikSumut, Kamis (13/7).

Ketua DPC Gerindra Medan ini juga meminta agar polisi tidak segan untuk menembak para pelaku begal. Ihwan yakin, apa yang disampaikan Bobby merupakan ungkapan sayang kepada masyarakat Medan.

Saat disinggung jika tembak mati begal merupakan tindakan yang melanggar HAM, Ihwan mengaku jika Bobby hanya meminta agar polisi menindak tegas dan terukur. Polisi dinilai paham tindakan apa yang harus dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku.

"Makanya kita sampaikan tindakan tegas dan terukur, kalau memang membahayakan mematikan orang, kenapa nggak? Pak Wali kan menyampaikan tindakan yang terukur dan tegas, kita yakin pihak kepolisian yang paling paham mengenai hukum dan tindakan apa yang dilakukan," ujarnya.

Baca Bobby dibela Menhan Prabowo di halaman berikut...

Dibela Menhan Prabowo

Teranyar, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto juga mendukung pernyataan Bobby. Dilansir dari detikSulsel, Jumat (14/7), Ketum Gerindra itu menyebut Bobby memiliki niat baik soal begal ditembak mati. Menurutnya, Bobby tentu ingin membela para korban begal.

"Niatnya baik, niatnya untuk bela rakyat yang jadi korban," ujar Prabowo di Makassar.

Pada kesempatan itu, Prabowo mendesak polisi untuk lebih tegas menghadapi kawanan begal yang kian meresahkan warga Medan. Dia juga mengingatkan bahaya kejahatan begal yang bisa memakan korban jiwa.

"Tapi itu masalahnya, kan kita berharap aparat penegak hukum yang nanti akan lebih tegas lagi," katanya.

Respons Polda Sumut

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi merespons soal isu begal agar ditembak mati oleh pihak kepolisian. Menurutnya, tembak mati itu tidak bisa dilakukan begitu saja, ada aturannya.

"Bahwa tindakan kepolisian itu diatur oleh UU. Itupun diatur oleh peraturan Kapolri yang harus kita pedomani dalam setiap tindakan kita di kepolisian," kata Hadi Wahyudi, Jumat (14/7).

Perwira menengah Polri itu mengatakan pihak kepolisian juga menjunjung Hak Asasi Manusia. Menurutnya, tidak semua kasus begal harus ditembak mati.

"Kita tetap menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah, kita juga tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam proses penegakan hukum yang kita jalankan," ujarnya.

Direspons Komnas HAM

Komisioner Komnas HAM Saurlin Siagian merespons dukungan Wali Kota Medan Bobby Nasution ke polisi untuk menembak mati begal. Saurlin menilai tembak mati begal bukan kapasitas apalagi kewenangan dari menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.

"Terkait pernyataan Wali Kota Medan, saya bisa memahami itu sebagai kekesalan yang mewakili warga Medan. Namun, dia (Bobby) tidak dalam kapasitas dan wewenang untuk implementasikan apa yang disampaikannya itu," kata Saurlin kepada detikSumut, Jumat (14/7).

Dia menyarankan kepada Bobby untuk memaksimalkan perangkat yang dimilikinya demi mencegah aksi begal. Pendekatan dan deteksi dini melibatkan perangkat daerah di bawah dinilainya lebih baik.

"Wali kota sebaiknya fokus memastikan kontribusi perangkat Pemerintah Kota Medan untuk melakukan pendekatan administratif. Yakni melibatkan perangkat atas hingga camat, lurah, RT dan RW atau kepala lingkungan (kepling) serta lintas dinas untuk pemetaan terhadap daerah rawan begal, deteksi dini terhadap warganya yang berpotensi jadi bagian dari kelompok begal," ungkapnya.

Sebagai contoh, lanjut Saurlin, setiap kepling dapat melakukan profiling warganya dengan baik. Sebab, kepling memiliki akses untuk mengetahui identitas warga secara lengkap.

Ia turut prihatin polisi belum berhasil melakukan penertiban di Kota Medan. Dia mengucapkan kondisi itu menandakan polisi belum berhasil melindungi warganya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Heboh Oknum Polisi Palak Pemotor Wanita, Ini Kata Polrestabes Medan"
[Gambas:Video 20detik]
(nkm/nkm)


Hide Ads