10 Contoh Khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah Singkat Penuh Hikmah

Fria Sumitro - detikSumut
Jumat, 23 Jun 2023 11:53 WIB
Contoh khutbah Jumat bulan Dzulhijjah (Foto: Raisan Al Farisi/Antara Foto)
Medan -

Sebelum melaksanakan salat Jumat, akan ada ceramah atau khotbah terlebih dahulu dari khatib. Memasuki bulan ke-12 tahun Hijriah, khatib akan mulai menyampaikan khutbah Jumat bulan Dzulhijjah.

Khotbah Jumat biasanya terdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh jeda. Khotbah pertama adalah waktu ketika khatib membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan menyampaikan penjelasan utama ceramahnya. Sementara pada khotbah kedua, bagian ini diisi dengan doa.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut detikSumut hadirkan 10 contoh khutbah Jumat bulan Dzulhijjah singkat penuh hikmah. Simak sampai habis, yuk!

Contoh Khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah 1: Amalan Ibadah Penuh Berkah di Bulan Dzulhijjah

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى : اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Segala puji bagi Allah SWT yang terus menganugerahkan nikmat dan rezekinya kepada seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini. Termasuk nikmat agung kepada kita semua berupa umur panjang dan kesehatan sehingga bisa terus melaksanakan tugas utama di dunia ini yakni beribadah kepada Allah SWT. Nikmat ini wajib kita syukuri biqauli: "Alhamdulillahi rabbil alamin".

Wajib juga pada kesempatan khutbah kali ini, khatib menyampaikan wasiat kepada para jamaah wabil khusus kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Peningkatan ini bukan hanya dalam bentuk kuantitas atau jumlah namun juga kualitas atau mutu dalam menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Mudah-mudahan dengan peningkatan ketakwaan ini, kita akan termasuk golongan orang yang dimuliakan oleh Allah sebagaimana firman Allah:

اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ

Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti." (QS Al Hujurat: 13).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Seperti yang sudah disampaikan tadi, misi kita utama di dunia ini adalah beribadah kepada Allah SWT. hal ini sudah ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an surat Ad-Dzariyat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."

Beribadah di sini tentu bukan hanya berdasarkan seberapa banyak ibadah yang kita lakukan. Namun sangat penting memperhatikan kualitas ibadah yang kita lakukan mulai dari lurusnya niat, konsistensi dalam pelaksanaannya, dan dampak positif ibadah tersebut pada spiritualitas diri kita. Peningkatan kualitas ibadah ini bisa dilakukan dengan memperhatikan waktu-waktu istimewa dalam melaksanakan ibadah tersebut yang banyak diberikan oleh Allah kepada kita. Seperti waktu istimewa saat ini, di mana kita sudah berada di bulan Zulhijah yang oleh Allah SWT ditetapkan sebagai bulan mulia. Allah berfirman:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa." (QS At-Taubah: 36)

Dalam tafsir Al-Qur'an terbitan Kementerian Agama RI dijelaskan bahwa empat bulan haram atau mulia tersebut adalah bulan Zulkaidah, Zulhijah, Muharam dan Rajab. Pada bulan mulia ini, Nabi Muhammad diperintahkan oleh Allah untuk tidak boleh melakukan peperangan. Bukan hanya di zaman Nabi Muhammad saja ketetapan ini diberlakukan. Perintah Allah ini juga berlaku pula dalam syariat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sebagai nabi pendahulu sebelum Nabi Muhammad saw.

Hikmah dari larangan berperang di bulan-bulan mulia ini adalah agar umat Islam bisa melaksanakan dan meraih keutamaan ibadah yang ada di dalamnya. Seperti ibadah yang identik dan tak bisa terlepas dari bulan Zulhijah yakni ibadah haji ke Tanah Suci Makkah.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Selain melaksanakan ibadah haji sebagai rukun Islam yang kelima, ada banyak amalan-amalan ibadah yang bisa kita lakukan di bulan Zulhijah dan memiliki banyak keistimewaan. Terlebih melaksanakan ibadah di awal-awal bulan Zulhijah sampai dengan hari Tasyrik yang masuk dalam rangkaian ibadah di Hari Raya Idul Adha. Rasulullah bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Zulhijah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar" (HR At-Trmidzi).

Dari hadis ini kita mengetahui bahwa disunahkan bagi kita untuk berpuasa di sepuluh hari pertama dengan berbagai keutamaan di dalamnya. Syekh Zakaria al-Anshari dalam Asnâ al-Mathâlib menjelaskan bahwa pada tanggal 1 sampai 7 Zulhijah disunahkan berpuasa bagi orang yang sedang menunaikan ibadah haji ataupun tidak. Sementara tanggal 8 (hari Tarwiyah) dan 9 (hari 'Arafah) hanya disunahkan bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.

Adapun keutamaan ibadah puasa Tarwiyah pada tanggal 8 dan Arafah pada tanggal 9 Zulhijah disebutkan dalam hadis-hadis Nabi.

صَومُ يَوْمِ التَّرْوِيَّةِ كَفَّارَةٌ سَنَةً وَصَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةٌ سَنَتَيْنِ

Artinya, "Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun," (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).

hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim juga menyebutkan:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ

Artinya: "Puasa Arafah (9 Zulhijah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang."

Selain ibadah puasa, memasuki sepuluh hari pertama Zulhijah, kita juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah lain seperti memperbanyak zikir, sedekah, membaca Al-Qur'an, dan berbagai macam amalan sunnah lainnya.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Zulhijah juga memiliki 3 ibadah yang identik dan tak bisa lepas serta harus dilaksanakan hanya pada bulan ini. Ketiga ibadah tersebut adalah shalat Idul Adha, Kurban, dan Haji. Tiga ibadah ini memiliki banyak keutamaan dan dengan ibadah inilah suasana bulan Zulhijah semakin semarak kebersamaan dan penuh dengan kebahagiaan.

Setelah melaksanakan shalat berjamaah di masjid dan tempat-tempat lainnya, umat Islam melakukan ibadah penyembelihan hewan kurban dan berbagi kebahagiaan dengan saling berbagi rezeki berupa daging kurban. Sementara di tanah suci, para jamaah haji melakukan rangkaian puncak ibadah untuk menyempurnakan keislaman mereka. Kita doakan, semoga para jamaah haji diberikan kekuatan dan perlindungan dari Allah sehingga bisa melaksanakan rangkaian rukun dan wajib haji dan mendapatkan predikat haji yang mabrur dan mabrurah.

Demikian khutbah Jumat kali ini, semoga bermanfaat dan dapat memotivasi kita untuk memaksimalkan keutamaan ibadah di bulan Zulhijah. Amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْن

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

للَّهُمَّ ارْحَمْنَا بِالقُرْءَانِ. وَاجْعَلْهُ لَنَا إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًا وَرَحْمَةً. اللَّهُمَّ ذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نَسِينَا. وَعَلِّمْنَا مِنْهُ مَا جَهِلْنَا. وَارْزُقْنَا تِلَاوَتَهُ ءَانَآءَ الَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ. وَاجْعَلْهُ لَنَا حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

(H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung)

Contoh Khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah 2: Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ،
)أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَالْفَجْرِ )1( وَلَيَالٍ عَشْرٍ )2( وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ )3

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

Hadirin yang berbahagia,

Saat ini, kita berada pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, hari-hari yang dicintai dan dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Tahun ini, tanggal satu Dzulhijjah jatuh pada hari rabu, 22 Juli yang lalu. Pada hari jum'at ini, berarti kita berada pada hari ketiga Dzulhijjah. Pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, kita sangat dianjurkan untuk melakukan dan memperbanyak amal-amal kebaikan. Amal-amal kebaikan yang dilakukan di dalamnya, dilipatgandakan pahalanya oleh Allah ta'ala.

Marilah kita isi hari-hari yang mulia ini dengan berbagai kebaikan dan ketaatan kepada Allah ta'ala. Di antaranya, puasa mulai hari pertama sampai hari kesembilan, terutama puasa pada hari kesembilan yang disebut dengan puasa Arafah, berbakti kepada kedua orang tua, memperbanyak silaturrahim kepada sanak saudara, ziarah kubur, bertobat dari semua dosa, lebih giat lagi menghadiri majelis-majelis ilmu, memperbanyak membaca al-Qur'an, memperbanyak zikir, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil, memperbanyak doa, memperbanyak shalat-shalat sunnah, memperbanyak sedekah dan lain sebagainya.

Hadirin rahimakumullah,

Begitu mulianya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sampai-sampai Allah subhanahu wa ta'ala bersumpah dalam al-Qur'an dengan hari-hari itu dalam firman-Nya:

وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ

Maknanya: "Demi waktu fajar. Demi sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah. Demi hari arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) dan demi hari raya qurban" (QS al-Fajr: 1-3)

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bukhari, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari sahabat Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ أيّامٍ الْعَمَلُ الصّالِحُ فيهَا أحَبُّ إلَى الله مِنْ هَذِهِ الأيّامِ يَعْني أيّامَ الْعَشْرِ قالُوا: يَا رَسُولَ الله وَلاَ الْجِهَادُ في سَبِيلِ الله؟ قالَ وَلاَ الْجِهَادُ في سَبِيلِ الله إلاّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ (رواه البخاري وأحمد والترمذي وأبو دود وابن ماجه

Maknanya: "Tidak ada hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama daripada jihad di jalan Allah?," Rasulullah menjawab, "Termasuk lebih utama dibandingkan jihad di jalan Allah kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan sesuatu apapun dari jiwa dan hartanya karena ia mati syahid di medan jihad" (HR al-Bukhari, Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, terdapat hari yang paling utama sepanjang tahun, yaitu hari arafah atau hari kesembilan Dzulhijjah yang tahun ini jatuh pada hari kamis, 30 Juli yang akan datang. Pada hari arafah, kita lebih ditekankan lagi untuk melakukan berbagai kebaikan serta berpuasa dan memperbanyak doa pada hari itu.

Ketika ditanya mengenai puasa arafah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:

يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

Maknanya: "Puasa arafah memiliki keutamaan menghapus dosa-dosa (kecil) setahun yang telah berlalu dan setahun yang akan datang" (HR Muslim)

Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan keutamaan hari arafah dalam sabdanya:

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللهُ فِيْهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ ‏‏عَرَفَةَ

Maknanya: "Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba dari neraka sebanyak yang Ia bebaskan pada hari arafah" (HR Muslim)

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Bahkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Malik dalam al-Muwaththa', Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‏ مَا رُؤِيَ الشَّيْطَانُ يَوْمًا هُوَ فِيْهِ أَصْغَرُ، وَلَا أَدْحَرُ وَلَا أَحْقَرُ، وَلَا أَغْيَظُ مِنْهُ فِي يَوْمِ عَرَفَةَ

Maknanya: "Tidaklah syetan terlihat lebih terhina, lebih terusir, lebih ternista dan lebih marah kecuali pada hari arafah" (HR Imam Malik)

Hal itu dikarenakan begitu banyak rahmat Allah yang turun pada hari arafah dan begitu banyak pengampunan dosa yang Allah anugerahkan kepada para hamba-Nya pada hari itu. Hal-hal semacam ini tentu sangat dibenci oleh syetan.

Hari arafah juga adalah hari mustajabnya doa sebagaimana disabdakan oleh Baginda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

‏‏أَفْضَلُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ ‏‏عَرَفَةَ ‏‏وَأَفْضَلُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ قَبْلِيْ ‏لَا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ

Maknanya: "Doa yang paling utama adalah doa pada hari arafah dan sebaik-baik yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah kalimat tauhid, yaitu ‏لَا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ" (HR Imam Malik)

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Bagi yang akan berkurban, disunnahkan mulai awal Dzulhijjah sampai dengan hewan qurbannya disembelih untuk tidak memotong rambut dan kukunya sebagaimana hal itu dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Terakhir, kami sampaikan bahwa malam hari raya idul adlha juga adalah salah satu malam yang mustajab untuk memanjatkan doa kepada Allah subhanahu wa ta'ala sebagaiman hal itu ditegaskan oleh Imam Syafi'i dalam kitab al-Umm:

بَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ: فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ

Maknanya: "Telah sampai berita pada kami bahwa dulu pernah dikatakan: Sesunguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam jum'at, malam hari raya Idul Adlha, malam hari raya Idul Fithri, malam pertama bulan Rajab dan malam nishfu Sya'ban."

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا

أمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

(Ustaz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Bidang Peribadatan & Hukum, PD Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto)

Contoh Khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah 3: Melanjutkan Spirit Qurban

Khutbah I

َاَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي بَشَّرَ الْمُتَّقِينَ بِأَنَّ لَهُمُ الْحُسْنَى في الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً مُعْتَرِفٍ بِالْعَجْزِ والتَّقْصِيْرِ فِي طَاعَتِهِ الْمُنْجِِيَّةِ الْمُسِرَّةِ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوثُ بِالرِّسَالَةِ الْمُنَيْرَةِ ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُؤَيَّدِ بِالْمُعْجِزَا تِ الْبَاهِرَةِ. وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ أَهْلِ التَّقْوَى وَأَهْلِ الْمَغْفِرَةِ. أَمَّا بَعدُ: فَيَا اَيُّهَا الْاِ خْوَانُ رَحِمَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمُ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ كَمَا قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْ تُنَ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah,

Pertama-tama, marilah kita panjatkan rasa syukur kehadirat Allah, yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan nikmatnya yang tak terhingga. Sebagai wujud rasa syukur, marilah kita pertebal keimanan dan ketakwaan dengan melaksanakan semua perintah-Nya serta menjauhi semua larangan-Nya. Takwa adalah alasan sekaligus menjadi tujuan kita hidup dunia. Dengan meningkatkan rasa takwa, maka kita menjadi muslim sejati, yakni hamba yang selalu taat dan patuh kepada Allah.

Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah,

Qurban atau adhiyah bermula sejak zaman Nabi Ibrahim yang diperintah Allah swt. melalui mimpinya untuk menyem- belih putra kesayangan Ismail. Ketaatan Ismail dan keteguhan Ibrahim telah terbukti dalam menjalankan perintah-Nya. Di saat leher Ismail telah siap, seketika itu Allah menggantinya dengan seekor domba. Karena itulah kita diperintah untuk menyembelih hewan qurban.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ. إِنَّآ أَعْطَيْنَٰكَ ٱلْكَوْثَرَ

Sesungguhnya, Kami telah memberimu nikmat yang banyak. Maka, laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah. QS. Al-Kautsar 1-2.

Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah,

Ibadah qurban, sesungguhnya mengandung hikmah yang mendalam. Ia mengandung dimensi spiritual, sekaligus dimensi sosial. Ia bisa mendekatkan hamba kepada Allah swt, sekaligus membuatnya peduli pada sesama. Daging yang dibagikan kepada orang miskin merupakan bentuk solidaritas yang bisa memperkuat persatuan dan kesatuan umat muslim.

Dengan menyembelih hewan seperti unta, sapi dan kambing, lalu membagikan kepada sesama, sesungguhnya itu merupakan spirit yang harus kita miliki; baik kita berqurban atau tidak. Spirit untuk peduli pada sesama, spirit menebar kemanfaatan kepada manusia, dan spirit mengorbankan sesuatu yang berharga demi kejayaan agama.

Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah,

DR. Abdul Halim Mahmud, salah seorang ulama besar Timur Tengah, dalam kitabnya Rukn At-Tadhiyah menjelaskan bahwa dijadikannya pengorbanan (at-tadhiyah) sebagai salah satu sunnah Islam dalam empat poin utama: Pertama, bahwa setiap langkah dalam beramal karena Islam selalu membutuhkan pengorbanan atau disunnahkan adanya pengorbanan di sana jika tidak sampai pada tataran kewajiban.

Kedua, bahwa antara adhiyyah (qurban) dan at-tadhiyyah (pengorbanan) tampak jelas keterkaitannya. Hubungannya sangat kuat karena keduanya merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah. Ketiga, bahwa masing-masing antara adhiyyah (qurban) dan at-tadhiyyah (pengorbanan) mewujudkan adanya tolong menolong antara kaum muslimin, menyatukan dan melin- dungi mereka. Keempat, bahwa masing-masing antara adhiyyah (qurban) dan at-tadhiyyah (pengorbanan) keduanya menghasil- kan kebaikan bagi pelakunya.

Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah,

Sejak Islam ada, sejak Nabi Muhammad diangkat sebagai rasul, sejak saat itu pula sejarah pengorbanan dimulai. Baik pengorbanan harta, pengorbanan waktu, pengorbanan fikiran, hingga pengorbanan nyawa. Lihatlah Rasulullah dan Khadijah ra., yang semula termasuk orang paling kaya di Makkah, mereka hidup sederhana karena hartanya digunakan untuk bekal dakwah, untuk menyelamatkan kaum mukminin dan menolong mereka yang kekurangan. Abu Bakar juga demikian, sahabat terkemuka ini membebaskan budak muslim dengan uangnya sendiri.

Demikianlah pengorbanan generasi pertama umat ini, baik dalam periode Makkiyah maupun Madaniyah. Pengorbanan waktu juga dilakukan oleh seluruh sahabat. Tidak satu pun dari mereka kecuali mengorbankan waktunya untuk mendakwahi orang lain dan membela agama yang mulia ini.

Para sahabat juga mencurahkan potensi akalnya untuk memperjuangkan Islam dan memberikan kemanfaatan kepada sesama. Kita mengenal nama Salman Al-Farisi yang mempunyai ide pertahanan parit saat pasukan ahzab hendak menyerbu Madinah. Karenanya perang itu disebut perang khandaq. Ada juga Khalid bin Walid, meskipun masuk Islamnya belakangan, ia berjasa besar bagi Islam. Kekuatan pikirannya dicurahkan untuk merancang strategi perang, sehingga kaum muslimin selalu mendapat kemenangan di bawah komandonya.

Pengorbanan nyawa juga sering terjadi pada generasi per- tama umat ini. Mulai dari Sumayyah dan suaminya yang menjadi syuhada pertama, karena dibunuh kafir Quraisy lantaran tidak mau kembali kepada jahiliyah. Tidak terhitung banyaknya jumlah syuhada sejak perang badar, uhud, khandaq, dan perang-perang berikutnya. Mereka menyambut seruan jihad dengan siap mengorbankan nyawa mereka, menjadi syuhada fi sabilillah.

Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah,

Saat ini, kita tidak menjumpai jihad fi sabilillah. Namun medan pengorbanan lain masih terbuka luas. Di antaranya:

Pertama, Amar ma'ruf nahi munkar. Inilah pengorbanan yang harus selalu ada dan kita lakukan bersama. Dakwah adalah al-muayyidat bagi agama ini. Dengan umat terselamatkan dari pemurtadan. Dengannya seorang muslim diarahkan untuk kokoh dalam keislamannya. Dengannya seorang muslim diajak untuk menjalankan Islam secara kaffah sekaligus memperjuangkannya.

petunjuk.

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. QS. Ali Imran 104

Kedua, berinfaq dan shadaqah baik yang wajib maupun yang sunnah. Seorang muslim hendaklah meneruskan spirit qurban dengan terus mengeluarkan hartanya di jalan kebaikan dengan shadaqah baik yang wajib semisal zakat, maupun yang sunnah; yang tidak terikat oleh ketentuan besaran dan waktunya. Dengan menyantuni fakir miskin dan kaum dhuafa', bukan hanya kita bersyukur kepada Allah tetapi juga berupaya untuk mem- perkokoh keislaman mereka dan menumbuhkan saling cinta. Jangan sampai kita menjadi pendusta agama yang tidak peduli dengan beban sesama.

Ketiga, berkontribusi sesuai kompetensi. Ketika seorang muslim bekerja, hendaklah ia niatkan untuk ibadah. Bahwa ia sedang turut membangun peradaban Islam, membantu sesama, menebar kebaikan dan kemanfaatan bagi manusia. Maka segala daya yang dikeluarkannya, lelahnya, energinya, semuanya menjadi bentuk pengorbanan. Karenanya, seorang muslim yang memiliki spirit berkorban pada saat yang sama juga memiliki semangat untuk terusmeningkatkan kinerja dan memperbaiki prestasi.

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَذِكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ . اَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَ اسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظيْمَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Dikutip dari buku Materi Khutbah Jumat Sepanjang Tahun oleh Muhammad Khatib, S.Pd.I (2018)

Contoh khutbah Jumat bulan Dzulhijjah lainnya di halaman selanjutnya...




(mff/astj)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork