Kenali Penyebab, Gejala hingga Cara Mencegah Terinfeksi Raja Singa

Kenali Penyebab, Gejala hingga Cara Mencegah Terinfeksi Raja Singa

Tim detikHealth - detikSumut
Minggu, 28 Mei 2023 12:00 WIB
Syphilis - sexually transmitted disease blood test and treatment
Foto: Getty Images/iStockphoto/Hailshadow
Jakarta -

Pertumbuhan penyakit sifilis atau Raja Singa berdasarkan data Kementerian Kesehatan terus mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir. Provinsi Sumatera Utara bahkan tercatat sebagai provinsi 10 besar penyumbang kasus terbanyak di Indonesia.

Berikut ini kenali cara mencegah dan gejala sifilis atau yang sering dikenal dengan Raja Singa. Berikut informasinya untuk detikers.

Cara Mencegah Raja Singa

Tidak ada vaksin untuk mencegah sifilis atau Raja Singa. Berikut upaya pencegahan yang bisa dilakukan:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu-satunya cara pasti untuk menghindari sifilis adalah dengan menghindari (tidak melakukan) hubungan seks. Cara terbaik berikutnya adalah melakukan hubungan seks monogami dan tidak ada pasangan yang terinfeksi.

Gunakan kondom lateks. Kondom dapat mengurangi risiko tertular sifilis, tetapi hanya jika kondom menutupi luka sifilis. Hindari narkoba. Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan lain dapat menghambat penilaian dan mengarah pada praktik seksual yang tidak aman.

ADVERTISEMENT

Kasus sifilis di Indonesia mengalami lonjakan signifikan dalam 5 tahun terakhir dari 12-an ribu jadi 20-an ribu kasus. Berikut 10 provinsi penyumbang terbanyak.Kasus sifilis di Indonesia mengalami lonjakan signifikan dalam 5 tahun terakhir dari 12-an ribu jadi 20-an ribu kasus. Berikut 10 provinsi penyumbang terbanyak. Foto: infografis detikHealth

Penyebab Terinfeksi Raja Singa

Dikutip dari Mayo Clinic, sifilis disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum. Setelah infeksi awal, bakteri sifilis dapat tidak aktif di dalam tubuh selama beberapa dekade sebelum menjadi aktif kembali.

Cara paling umum penyebaran sifilis adalah melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual. Bakteri memasuki tubuh melalui luka kecil atau lecet di kulit atau selaput lendir. Sifilis menular selama tahap primer dan sekundernya, dan terkadang pada periode laten awal.

Lebih jarang, sifilis dapat menyebar melalui kontak langsung dengan lesi aktif, seperti saat berciuman. Sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke bayinya selama kehamilan atau persalinan.
Sifilis tidak dapat menyebar dengan menggunakan toilet, bak mandi, pakaian atau peralatan makan yang sama, gagang pintu, kolam renang atau bak air panas.

5 Gejala Raja Singa

Gejala sifilis berkembang dan bervariasi pada setiap tahap. Namun, gejalanya tidak selalu terjadi dalam urutan yang sama. Seseorang mungkin terinfeksi sifilis tanpa mengalami gejala apa pun selama bertahun-tahun.

1. Sifilis Sekunder

Dalam beberapa minggu setelah penyembuhan chancre, pengidapnya mungkin mengalami ruam yang akhirnya menutupi seluruh tubuh, bahkan telapak tangan dan telapak kaki.

Ruam ini biasanya tidak gatal dan bisa disertai luka seperti kutil di mulut atau kemaluan. Beberapa orang juga mengalami kerontokan rambut, nyeri otot, demam, sakit tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Tanda dan gejala ini dapat hilang dalam beberapa minggu atau berulang kali datang dan pergi selama satu tahun.

2. Sifilis Laten

Jika tidak diobati, sifilis berpindah dari tahap sekunder ke tahap tersembunyi (laten) yang mana pengidapnya tidak memiliki gejala. Tahap laten bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Tanda dan gejala mungkin tidak pernah kembali atau penyakit dapat berlanjut ke tahap ketiga (tersier).

3. Sifilis Primer

Tanda pertama sifilis adalah luka kecil yang disebut chancre yang muncul di tempat bakteri masuk ke tubuh. Seseorang dapat mengalami satu atau beberapa luka.

Chancre biasanya berkembang sekitar 3 minggu setelah paparan bakteri. Banyak pengidap sifilis tidak memperhatikan chancre karena biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan mungkin tersembunyi di dalam vagina atau rektum. Luka akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 3-6 minggu.

4. Sifilis Tersier

Sekitar 15-30 persen orang yang terinfeksi sifilis yang tidak mendapatkan pengobatan akan mengalami komplikasi yang dikenal sebagai sifilis tersier. Pada stadium akhir, penyakit ini dapat merusak otak, saraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan persendian. Masalah ini dapat terjadi bertahun-tahun setelah infeksi awal yang tidak diobati.

5. Sifilis Bawaan (kongenital)

Bayi yang lahir dari ibu pengidap sifilis dapat terinfeksi melalui plasenta atau selama kelahiran. Sebagian besar bayi baru lahir dengan sifilis kongenital tidak menunjukkan gejala, meskipun beberapa mengalami ruam di telapak tangan dan telapak kaki.

Tanda dan gejala selanjutnya mungkin termasuk ketulian, kelainan bentuk gigi, dan hidung. Bayi dengan sifilis juga bisa lahir terlalu dini, meninggal dalam kandungan, atau meninggal setelah lahir.

Itulah informasi tentang sifilis atau Raja Singa, semoga bermanfaat ya detikers. Artikel ini sudah terbit di detikHealth.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads