Medan -
Hasil kerja proyek pengaspalan jalan yang dikerjakan Pemprov Sumut dan Pemkot Medan disorot. Pasalnya kualitas proyek yang dikerjakan buruk karena mudah terkelupas.
Adalah anggota DPRD Sumut Fraksi NasDem, Rony Reynaldo yang menemukan proyek aspal jalan Pemprov Sumut yang mudah terkelupas. Pekerjaan itu masuk ke dalam satu satu proyek multiyears senilai Rp 2,7 triliun.
Dalam video yang dibagikannya Rony tampak sedang mengopek aspal jalan tersebut dengan tangan. Ia menyebut ruas jalan itu merupakan ruas jalan provinsi dari Simpang Raya menuju Tigaras, Simalungun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian Rony melakukan peninjauan untuk melihat kualitas pengerjaan proyek tersebut. Atas temuan itu, ia pun meminta agar penanggungjawab proyek segera melakukan pengerjaan bahu jalan agar aspal yang dikerjakan tidak tergerus.
"Saya memberikan apresiasi kepada pelaksana kerja yang sudah bekerja secara maksimal. Tetapi di sini saya juga perlu tekankan beberapa ruas jalan itu sebetulnya sudah harus segera dikerjakan bahu jalannya. Tujuannya agar aspal utama yang sudah dikerjakan ini tidak tergerus lagi sehingga dapat merusak aspalnya kembali," kata Rony, Selasa (9/5/2023).
Kata dia, Komisi D DPRD Sumut juga menemukan beberapa persoalan terkait pembangunan jalan itu.
"Dan ada 2 titik yang bisa dikopek, bahu jalannya sudah terkikis dan mulai longsor. Jika terus dihantam air dan tidak segera dikerjakan bahu jalannya, aspal yang sudah selesai dibangun di atas bisa saja rawan rusak karena tergerus terbawa longsor hantaman air tersebut," tambahnya.
Selain itu Komisi D juga banyak menemukan sejumlah masalah dalam pengerjaan proyek jalan Rp 2,7 T tersebut.
"Temuan di lapangan, ada juga beberapa titik yang (pengerjaannya) baru selesai 6 bulan tapi sudah pecah aspalnya. Ada juga yang belum selesai dikerjakan kemudian ditinggal. Kita bertanya-tanya, ini kapabilitas dan rencana kerjanya bagaimana?" katanya.
Komisi D juga menemukan ada badan usaha lain di lapangan sedang mengerjakan ruas jalan provinsi yang seharusnya ditanggung jawabi oleh PT Waskita tersebut.
Untuk itu Komisi D akan memanggil Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sumut, dan instansi terkait untuk RDP guna meminta tanggapan bagaimana menyikapi temuan-temuan DPRD di lapangan.
"Ini bagaimana mereka menyikapinya, semua temuan di lapangan itu. Kami mau gelar rapat biar Komisi D mengambil sikap dan memberikan rekomendasi," katanya.
Aspal Jalan Kota Medan Mudah Terkelupas saat Diinjak. Baca Halaman Selanjutnya...
Bobby Perintahkan Korek dan Aspal Ulang
Proyek aspal jalan Pemkot Medan yang mudah terkelupas berada di Jalan Bunga Rampai III, Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan. Kadis SDABMBK (Bina Marga) Kota Medan Topan Ginting bahkan sudah mengecek langsung hasil pekerjaan yang disebut sesuai perencanaan.
Aksi Topan Ginting tersebut diunggah di akun Instagram @dinaspukotamedan, dilihat detikSumut, Rabu (10/5/2023). Dalam video tersebut, Topan tampak menyidak aspal jalan yang baru dikerjakan tersebut kemudian mengamuk pada pria yang memakai jaket dan bermasker coklat.
"Setelah menerima laporan beberapa masyarakat dari media sosial, Kepala Dinas SDABMBK sidak pekerjaan pengaspalan di Jalan Bunga Rampai III Simalingkar B, Medan Tuntungan. Kepala Dinas temukan aspal yang tidak sesuai dengan gambar perencanaan, dan langsung menegur para pengawas yang lalai bekerja dalam pengawasan pekerjaan tersebut," tertulis dalam unggahan itu.
Topan lalu mempertanyakan cara pengaspalan jalan tersebut ke pria yang ternyata pengawas proyek itu. Sambil bertanya, Topan menginjak aspal jalan hingga terkelupas.
"Bapak lihat nih, betul nggak cara ngaspal ini, hah? betul nggak ini, hah? Pakai kaki ku aja hancur ini," kata Topan Ginting emosi.
Topan juga mempertanyakan pengawas proyek tersebut yang dinilai tak bekerja dengan benar di lapangan sehingga ditemukan pengaspalan tak tak sesuai perencanaan. Dia bahkan meminta aspal yang sudah dikerjakan tersebut dibongkar.
"Begini lah akibatnya, beginilah aspal, nggak mau tahu saya, bongkar semua," tuturnya.
Terpisah, Sekretaris Dinas SDABMBK Kota Medan, Willy Irawan saat dikonfirmasi membenarkan aksi Topan tersebut dilakukan saat sidak ke proyek jalan. Menurutnya panjang jalan yang dikerjakan itu itu sekitar 800-an meter.
"Ya, itu panjang sekitar 800-an meter," kata Willy Irawan saat dihubungi, Rabu (10/5/2023).
Ia juga menyebut, proyek pengaspalan itu bernilai Rp 1,5 miliar yang sepaket dengan Jalan Bunga Rampai II.
"Pengaspalan Jalan Bunga Rampai III itu satu paket pengerjaan dengan Jalan Bunga Rampai II, total anggaran Rp 1,5 miliar," ucapnya.
Respons Bobby Baca Halaman Berikutnya...
Wali Kota Medan Bobby Nasution kemudian juga ikut meninjau lokasi proyek pengaspalan tersebut. Setelah melakukan pengecekan dia memerintahkan Dinas SDABMBK untuk mengorek dan mengaspal ulang jalan tersebut.
"Beberapa waktu lalu saya mendapat laporan dari warga, pengerjaan pengaspalan yang ada (di Jalan) Bunga Rampai III," kata Bobby setelah menyusuri jalan sepanjang 800-an meter itu, Jumat (12/5/2023).
Selain dari warga, Bobby juga mengaku mendapat aduan dari camat setempat soal pengerjaan aspal yang dikeluhkan oleh warga itu saat rapat koordinasi koordinasi dengan para camat di Kota Medan.
Atas hal itu, kemudian Bobby meninjau lokasi proyek tersebut. Saat dites memakai mobil, aspal di jalan tersebut turun ke samping.
"Jadi saya lihat langsung dan teman-teman juga tadi sudah lihat langsung aspalnya nggak sesuai, diinjak tadi pakai kendaraan langsung bergerak (turun dan bergeser ke samping)," ucapnya.
Selain itu, Bobby kemudian menusuk aspal tersebut dengan besi Kemudian mengorek aspal tersebut, ternyata ditemukan ketebalan aspal tidak sesuai.
"Udah gitu, tadi kita coba pakai besi, kita tes, ketahanannya juga malah apa, tembus masuk, setelah kita korek tadi ketebalannya tidak sesuai," ujarnya.
Oleh sebab itu, menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemudian meminta agar aspal tersebut dikorek ulang. Ia juga meminta Dinas SDABMBK memastikan proyek tersebut berkualitas.
"Jadi kita minta melalui Dinas SDABMBK, ini saya sampaikan uang masyarakat, pekerjaan kita yang pertama itu kualitasnya, jangan proyek ini dianggap hanya kita sudah mengeluarkan anggaran untuk, tugas kita selesai, nggak, kualitasnya harus betul-betul dilihat, jadi saya minta ini dikorek ulang, dikupas ulang Pak, saya tidak mau pengerjaan di Medan asal-asalan," ungkapnya.