Hari Peringatan Tragedi Trisakti: Pengertian dan Sejarahnya

Hari Peringatan Tragedi Trisakti: Pengertian dan Sejarahnya

Raja Malo Sinaga - detikSumut
Kamis, 11 Mei 2023 01:00 WIB
Mural dengan tema Tragedi 12 Mei menghiasi jembatan layang di Grogol, Jakarta Barat. Mural itu untuk memperingati 18 tahun Tragedi Trisakti.
Ilustrasi. (Foto: Rengga Sancaya)
Medan -

Sebelum memasuki masa reformasi, ada satu kejadian yang paling membekas, namanya Tragedi Trisakti. Tragedi ini salah satu yang menjadi pemicu adanya gerakan reformasi.

Tragedi Trisakti sendiri merupakan peristiwa penembakan yang terjadi pada 12 Mei 1998 terhadap mahasiswa yang tengah melakukan demonstrasi Soeharto agar turun dari jabatan presiden.

Peristiwa tersebut kemudian memakan empat korban. Demi memperingati perjuangan tersebut, dicetuskanlah hari peringatan Tragedi Trisakti. Peringatan ini diadakan setiap tanggal 12 Mei.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimanakah sejarah lengkap dari tragedi ini? Simak ulasan berikut ini!

Apa itu Tragedi Trisakti

Tragedi Trisakti merupakan tragedi yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, tepatnya pada 12 Mei 1998. Saat itu situasi Indonesia sedang kacau.

ADVERTISEMENT

Terjadi krisis politik, krisis ekonomi, krisis kepercayaan dan krisis hukum. Alhasil masyarakat pun kesusahan. Merasa tak puas, para mahasiswa dan masyarakat bersatu melakukan demo.

Demo tersebut bertujuan untuk melengserkan Soeharto dari jabatannya. Aksi tersebut memang berhasil. Namun sayangnya aksi itu merenggut empat nyawa mahasiswa.

Adapun keempat mahasiswa itu merupakan mahasiswa Universitas Trisakti yakni Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977 - 1998), Hafidin Royan (1976 - 1998), dan Hendriawan Sie (1975 - 1998). Hal itulah kemudian tanggal 12 Mei 1998 diperingati sebagai hari peringatan Tragedi Trisakti.

Sejarah Tragedi Trisakti

Bagi detikers yang belum tahu, sejarah terjadinya Tragedi Trisakti bermula ketika terjadinya krisis politik, krisis ekonomi, krisis kepercayaan dan krisis hukum. Kemudian para mahasiswa melakukan demonstrasi ke Gedung DPR/MPR.

Melansir laman resmi Universitas Krisnadwipayana, demo dilakukan pada 12 Mei 1998. Demo dilakukan sejak pukul 10.30 WIB. Saat itu, dalam hal ini para mahasiswa Universitas Trisakti berkumpul di parkiran depan Gedung Syarif Thayeb. Bergabung juga dosen dan pejabat kampus lainnya.

Pukul 10.45 WIB-11.00 WIB, demonstran melakukan penurunan bendera setengah tiang sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu demonstran melakukan hening cipta sebagai bentuk kesedihan terhadap situasi saat itu.

Saat itu, acara masih berlangsung damai. Hingga tepat pada 12.25 WIB situasi menjadi panas karena aparat datang. Namun demonstran tetap fokus melakukan aksi demo dengan berjalan menuju gerbang arah Jalan Jendral S. Parman untuk menyampaikan aspirasi kepada DPR/MPR.

Tepat 12.40 WIB demonstran menuju Gedung DPR/MPR tetapi mereka terhadang tepat di depan kantor Wali Kota Jakbar. Kemudian terjadi diskusi antara dua belah pihak. Hingga pukul 16.45 WIB ditemukan hasil bahwa kedua belah pihak mundur.

Namun pada pukul 17.05 WIB, saat demonstran mundur, di barisan aparat melontarkan ejekan dan mengucapkan kata-kata kotor kepada mahasiswa. Alhasil situasi yang sudah damai tiba-tiba memanas.

Aparat melakukan penembakan membabi buta. Melemparkan gas air mata ke arah mahasiswa. Pemukulan dengan popor dan pentungan. Serta pelecehan seksual terhadap mahasiswi.

Tak sampai di situ, aparat yang berada di atas jembatan layang mengarahkan tembakannya ke arah mahasiswa yang berlarian di dalam kampus Trisakti. Alhasil tembakan tersebut mengakibatkan jatuhnya korban sebanyak empat orang. Adapun yang meninggal seketika di dalam kampus berjumlah tiga orang dan satu orang lainnya di rumah sakit.

Peristiwa tersebut hingga kini terus diingat. Setiap tanggal 12 Mei, mahasiswa biasanya akan berkabung untuk mengingat empat korban yang tewas akibat tragedi itu.




(dhm/dhm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads