Umat Islam memercayai adanya kehidupan setelah kematian. Setelah seseorang meninggal, dirinya akan menjalani kehidupan di alam kubur. Kelak, ia pun akan didatangi oleh dua malaikat Allah, yaitu Malaikat Munkar dan Nakir.
Kehadiran mereka menjadi fitnah kubur atau ujian alam kubur bagi umat manusia. Munkar-Nakir mengemban tugas untuk memberikan sejumlah pertanyaan kepada para ahli kubur.
Namun, ada pendapat yang menyatakan bahwa hanya arwah umat Islam saja yang akan mendapatkan pertanyaan Malaikat Munkar-Nakir, sedangkan umat lain tidak. Apakah ini benar? Terkait hal ini, ulama memiliki pendapat yang berbeda-beda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Pertanyaan Kubur Hanya untuk Umat Islam Saja
Laman detikHikmah melansir, disebutkan dalam Ar-Ruh li Ibnil Qayyim karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Imam at-Tirmidzi berpendapat bahwa pertanyaan Munkar-Nakir hanya ditujukan kepada umat Islam saja.
Pendapat ini didasari pada sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, "Sesungguhnya umat ini akan diuji di dalam kuburnya," dan "Diwahyukan kepadaku bahwa kamu sekalian akan diuji di dalam kubur kalian."
Ibnu Qayyim al-Jauziyah menerangkan, kedua hadis tersebut menjadi petunjuk bahwa pertanyaan kubur secara khusus ditujukan kepada umat Islam.
2. Pertanyaan Kubur Ditujukan kepada Umat Islam dan Lainnya
Sementara itu, ulama lain, seperti Abul-Haqq Al-Asybaili dan Al-Qurthubi, berpendapat bahwa bukan hanya umat Islam, umat-umat lain juga akan menghadapi fitnah kubur dari Malaikat Munkar dan Nakir.
Bagi kalangan ini, maksud frasa "umat ini" dalam hadis Nabi sebenarnya merujuk pada seluruh umat manusia tanpa terkecuali. Hal ini seperti firman Allah SWT dalam Surah Al-An'am ayat 38:
"Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan."
3. Pertanyaan Kubur Ditujukan kepada Umat Rasulullah karena Umat Lain Telah Ditanya
Dalam buku Tamasya ke Negeri Akhirat oleh Syekh Mahmud al-Mishri, Abu Abdillah at-Tirmidzi juga mengatakan bahwa pertanyaan Munkar-Nakir hanya ditujukan kepada mayit umat Rasulullah.
Menurut Abu Abdillah at-Tirmidzi, hal tersebut karena umat-umat terdahulu yang hidup sebelum Rasulullah telah lebih dahulu didatangi oleh para rasul pembawa risalah masing-masing.
Apa Bahasa yang Digunakan Malaikat Munkar-Nakir?
Pernahkan detikers bertanya-tanya, apa bahasa yang digunakan Malaikat Munkar dan Nakir ketika mengajukan pertanyaan kepada para ahli kubur? Syekh M. Nawawi Al-Bantani punya jawaban terkait hal ini.
Dilansir NU Online, Syekh M. Nawawi Al-Bantani mengatakan bahwa Malaikat Munkar dan Nakir menggunakan bahasa sehari-hari yang digunakan para ahli kubur ketika masih hidup di dunia.
"Keduanya (Malaikat Munkar dan Nakir) bertanya kepada setiap ahli kubur dengan bahasa yang bersangkutan. Keduanya bertanya, 'Siapa tuhanmu? Apa agamamu? Siapa nabimu? Apa kiblatmu? Siapa saudaramu? Apa imammu? Apa jalan hidupmu? Apa amalmu?'" (Berdasarkan Syekh M Nawawi Al-Bantani dalam Syarah Nuruz Zhalam ala Aqidatil Awam).
Dalam hal ini, apabila mayit yang meninggal berasal dari Indonesia, maka Malaikat Munkar-Nakir akan menanyainya dalam bahasa Indonesia.
Bagaimana Malaikat Munkar dan Nakir Menjalankan Tugasnya?
Seperti yang disebutkan di bagian sebelumnya, Malaikat Munkar dan Nakir memiliki tugas mengajukan sejumlah pertanyaan kepada para ahli kubur perihal tuhan, agama, nabi, kitab suci, hingga pedoman hidupnya.
Namun, kira-kira bagaimanakah kedua malaikat Allah tersebut menjalankan tugasnya? Apakah mereka satu per satu mendatangi arwah manusia, sedangkan bisa saja ada banyak yang meninggal dalam sehari?
Disebutkan dalam laman NU Online, Imam Al-Qurthubi mengatakan bahwa jumlah arwah manusia yang banyak sama sekali tidak menyulitkan tugas Munkar-Nakir. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan kedua malaikat Allah tersebut memiliki tubuh yang besar.
Alhasil, mereka mampu menanyai manusia sekaligus kepada para ahli kubur yang tersebar di seluruh dunia. Wallahu a'lam bishawab.
Baca juga: Niat dan Tata Cara Qadha Ganti Puasa Ramadan |
(nkm/nkm)