Jemaah wanita dan pria yang bercampur saat salat Id di Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu bikin gaduh. MUI Jawa Barat meminta aparat penegak hukum menelusuri salat tak biasa itu.
"Ini tiba-tiba muncul hal kontroversi, kan bisa membuat gaduh," ujar Sekretaris MUI Jabar, Rafani Akhyar seperti dilansir detikJabar, Selasa (25/4/2023).
Aparat penegak hukum, menurut dia, punya hak dan kewenangan untuk mempertanyakan apa yang terjadi di Ponpes Al-Zaytun. Hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan di tengah-tengah masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ya patut diselidiki lah, mungkin oleh aparat bisa ditanya ke pimpinan Al-Zaytun apa maksudnya gitu, karena membuat gaduh kan ramai di medsos ya," jelasnya.
Selain itu, MUI bakal mendalami pelaksanaan Salat Idul Fitri dengan mencampur jamaah laki-laki dan perempuan di Al-Zaytun. Menurutnya hal ini harus segera dilakukan untuk meredam kegaduhan di masyarakat.
"Jadi nanti MUI juga akan mendalami, tapi aparat saya kira tidak salah kalau ya menanyakan ke pimpinan Al-Zaytun itu. (Mendorong aparat gali informasi?), iya gali informasi," tegasnya.
Sekadar mengingatkan Ponpes Al-Zaytun tengah disorot gegara Salat Idul Fitri menggabungkan barisan pria dan wanita. Videonya pun viral di media sosial.
Dalam video itu terlihat saf salat dibuat berjarak. Selain itu ada jamaah perempuan yang berada di barisan paling depan.
Dokumentasi salat Id jemaah wanita dan perempuan itu diperkuat dengan video yang diunggah di akun YouTube Al-Zaytun Official dengan judul (AL-ZAYTUN) KHUTBAH IED AL FITHRI 1444 H. Video tersebut menampilkan perempuan itu masih terlihat duduk di barisan depan bersama jamaah laki-laki lainnya saat khutbah oleh pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang berlangsung. Video berdurasi satu jam lebih itu diunggah pada Sabtu (22/4/2023).
Artikel ini sudah tayang di detikJabar.
(astj/astj)