MUI Jabar mendorong aparat terkait mencari tahu maksud dan tujuan pelaksanaan Salat Idul Fitri tak biasa di Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu. Hal itu untuk memperjelas dan menyelesaikan polemik yang ada.
Seperti diketahui, Ponpes Al-Zaytun tengah disorot gegara Salat Idul Fitri menggabungkan barisan pria dan wanita. Videonya pun viral di media sosial.
Dalam video itu terlihat saf salat dibuat berjarak. Selain itu ada jamaah perempuan yang berada di barisan paling depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merespons hal itu, Sekretaris MUI Jabar Rafani Akhyar mendorong aparat dan pihak terkait segera menanyakan maksud pihak Al-Zaytun menggelar salat tak biasa itu. Sebab hal tersebut menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
"Ini tiba-tiba muncul hal kontroversi, kan bisa membuat gaduh. Jadi ya patut diselidiki lah, mungkin oleh aparat bisa ditanya ke pimpinan Al-Zaytun apa maksudnya gitu, karena membuat gaduh kan ramai di medsos ya," kata Rafani saat dihubungi, Senin (24/4/2023).
Selain itu, MUI bakal mendalami pelaksanaan Salat Idul Fitri dengan mencampur jamaah laki-laki dan perempuan di Al-Zaytun. Menurutnya hal ini harus segera dilakukan untuk meredam kegaduhan di masyarakat.
"Jadi nanti MUI juga akan mendalami, tapi aparat saya kira tidak salah kalau ya menanyakan ke pimpinan Al-Zaytun itu. (Mendorong aparat gali informasi?), iya gali informasi," tegasnya.
Soal Ponpes Al-Zaytun sendiri, Rafani menerangkan jika pesantren di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Indramayu ini memang seringkali menuai kontroversi. Salah satu hal yang masih jadi pertanyaan Rafani adalah soal pendanaan.
Menurutnya, asal-muasal dana untuk membangun pesantren di lahan seluas 1.200 hektare itu hingga kini belum jelas. Rafani juga menyebut Al-Zaytun dikenal sangat tertutup.
"Al-Zaytun ini kontroversi dari sejak hadir ya. Pertama ya aliansi mereka terhadap DI TII ya, itu kontroversi. Mereka itu disinyalir sebagai NII KW 9 kan. Itu kan belum tuntas," ungkapnya.
"Terus kemudian pendanaan yah, mereka bisa membangun sekaligus dengan bangunan luar biasa, bahkan alat-alat buatan Jerman itukan belum tuntas dari mana, belum jelas," lanjut dia.
"(Memang terkenal tertutup?) Iyaa tertutup sekali," ujar Rafani.
(bba/orb)