Imsak memiliki arti menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa. Biasanya imsak itu sepuluh menit sebelum adzan subuh, lantas apakah masih boleh makan dan minum setelah masuk waktu imsak meski belum adzan subuh.
Makna Imsak
Imsak dalam bahasa Arab adalah amsaka-yumsiku-imsakan (أمسك - يمسك - إمساكا ) yang berarti "menahan", yakni menahan diri dari makan, minum, ber-jima' dengan suami atau istri di siang hari dan aktivitas lain yang membatalkan puasa.
Tidak dijelaskan secara rinsi dalam Al-Qur'an mengenai waktu imsak. Namun dalil yang menyangkut tentang waktu dimulainya umat Islam untuk berhenti makan dan minum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjelasan tersebut terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 187 yang berbunyi:
وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ
Artinya: Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam.
Penjelasan surat tersebut diterangkan bahwa Allah membolehkan hamba-Nya yang berpuasa untuk makan (sahur) sampai masuk waktu fajar. Maksud kata al-khoitul abyadh adalah fajar khadzib yang artinya memanjang, tidak membentang, yakti memanjang dari timur ke barat.
Sedangkan kata al-khoitul aswad artinya warna gelap yang datang setelah warna putih yang pertama sehingga menghapusnya secara sempurna. Serta kata alfajr artinya tersebarnya cahaya secara horizontal yang menghilangkan kegelapan dan cahayanya memenuhi penjuru ufuk.
Adapun dasar penggunaan dan diberlakukannya Imsak adalah mentafsiri dan men-ta'wil apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW berdasarkan riwayat Zaid bin Tsabit:
حدثنا مسلم بن إبراهيم حدثنا هشام حدثنا قتادة عن أنس عن زيد بن اثبت رضي هللا عنه تسحران مع النيب صلى هللا عليه وسلم مث قام اىل الصالة قلت كم كان بني األذان والسحور ؟ قال : قدر مخسني آية
Artinya: Diriwayatkan dari Muslim bin Ibrahim, diriwayatkan dari Hisyam, diriwayatkan dari Qatadah, dari Anas, dari Zaid bin Tsabit RA ia berkata "Kami sahur bersama Nabi Muhammad SAW kemudian kami melakukan shalat (Subuh)" saya berkata; "berapa lama ukuran antara Sahur dan Subuh?" Nabi bersabda; "Seukuran membaca 50 ayat Al-Qur'an!"
Menyempurnakan Makan Sahur
Imsak yang dimaksudkan bukanlah imsak sebagaimana yang dikumandangkan oleh sebagian kaum muslimin yang biasanya sekitar 10 menit sebelum dikumandangkannya adzan Subuh, yang menandakan bahwa sudah tidak diperbolehkannya melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
Makna imsak yang secara istilah itu telah bergeser menjadi 'tidak makan dan minum 10 menit sebelum waktu Subuh'. Bahkan secara resmi ditulis di kalender dan poster, kemudian orang menyebutnya dengan istilah 'Jadwal Imsakiyah'.
Pergeseran makna tersebut tentu perlu diluruskan, tetapi hal itu juga bukan sesuatu yang buruk. Perlu dipahami bahwa hikmah dari penambahan waktu imsak sebagai sikap kehati-hatian (ihtiyath) agar sebelum masuk waktu shalat Subuh tiba seseorang sudah tidak dalam keadaan makan dan minum sehingga menyebabkan puasanya menjadi batal.
Rina Ulfatul Hasanah dalam bukunya Buku Pintar Muslim dan Muslimah menjelaskan apabila salah seorang masih dalam keadaan makan atau minum tetapi adzan telah dikumandangkan, maka baginya tetap boleh menyempurnakan makan dan minumnya, sesuai dengan hadits berikut ini:
"Jika salah seorang di antara kalian mendengar adzan sedangkan wadahnya masih di tangan, maka janganlah dia meletakkannya hingga dia memenuhi kebutuhan dari makanannya." (HR Abu Dawud).
Dalam buku Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya yang disusun oleh R. Syamsul B., M. Nielda, makan sahur juga merupakan pembeda antara puasa kaum muslimin dengan puasa kaum Yahudi dan Nasrani (ahlul kitab).
Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan Amr bin 'Ash RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Perbedaan antara puasa kita (umat Islam) dan puasa ahlul kitab terletak pada makan sahur." (HR Muslim).
(astj/astj)