Pasien usus buntu, DA (7) yang telah menjalani operasi tiga kali di RSUD Bari meninggal dunia RSHM Palembang. Sebelum meninggal dunia, DA pun sempat menjalani operasi keempat di RSHM Palembang.
Ayah DA, Herman mengatakan anaknya menghembuskan nafas terakhir di RSMH Palembang pada Minggu (19/3) malam sekitar pukul 22.00 WIB.
"Iya, anak kami tadi malam meninggal dunia di RSMH," kata Herman dikonfirmasi wartawan, Senin (20/3/2023)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini jenazah Desfa sudah berada di rumah duka di Jalan Faqih Usman, Lorong Sintren, Kelurahan 2 Ulu, Seberang Ulu I, Palembang untuk disemayamkan. Rencananya DA akan dimakamkan oleh pihak keluarga siang ini di pemakaman keluarga di Desa Talang Peramuan, Pemulutan, Ogan Ilir.
Sebelum meninggal, lanjutnya, Desfa ternyata sempat menjalani operasi keempat di RSMH Palembang, pada Senin (13/3) lalu. Namun sayangnya hingga operasi keempat itu dilakukan, luka di bagian dalam tubuhna yang sebelumnya di operasi di RSUD Bari, tak bisa dijahit.
Herman mengungkapkan, setelah di operasi di RSMH, kondisi DA sempat dinyatakan sedikit membaik, namun pilunya dua hari lalu, Sabtu (18/3) Herman mengaku mendapat kabar jika kondisi DA dinyatakan kritis.
"Kemarin (18/3) kondisi adik itu kritis, saat itu saya sempat minta izin sama dokter sebentar untuk lihat kondisi anak saya itu dan anak saya juga tidak ada responsnya waktu itu," ujar Herman.
Dalam kondisi kritis itu, kata Herman, DA dirawat di ruang PICU, dan menurut informasi dari dokter yang ia terima kondisi yang dialami oleh DA itu karena fungsi hatinya yang lemah.
"Fungsi hatinya dia itu naik turun dan hal itu disebabkan karena infeksi luka yang terlalu lama pasca operasi pertama sampai ke tiga dan untuk sampai di operasi ke empat ini kan butuh waktu yang cukup lama," bebernya.
Direktur Pelayanan Medik RSMH Palembang, Keperawatan dan Penunjang RSMH Palembang, Marta Hendry, mengatakan saat tiba kondisi DA sudah sangat memprihatinkan.
"Iya memang benar pasien tersebut meninggal dunia tadi malam," katanya ketika dikonfirmasi.
Menurutnya, saat awal DA dirujuk ke RSMH Palembang beberapa waktu lalu, kondisi DA sendiri sudah sangat memprihatinkan. Sehingga DA harus langsung dilakukan perawatan di ruang ICU pasca 3 kali operasi usus buntu di RSUD Bari Palembang.
"Jadi sejak kita terima waktu itu, kondisi pasien memang benar-benar harus dirawat di ICU karena kondisi kesehatannya yang sangat memprihatinkan," terangnya.
Marta mengaku, saat ini pihaknya belum bisa menjelaskan secara rinci terkait tindakan apa saja yang sudah diambil RSMH terhadap DA. Dia mengaku akan berkoordinasi dulu dengan pihak-pihak terkait yang merawat DA di RSMH.
"Untuk jelasnya nanti ya, akan kita koordinasikan dulu dan akan kita sampaikan bersama dengan dokter yang merawat pasien," katanya.
Dokter yang Operasi DA Diperiksa. Baca Halaman Berikutnya..
Kasubbag Humas RSUD Bari Palembang, Ruly mengatakan, sejak mendapatkan komplain dari keluarga pasien terkait dugaan malpraktik terhadap DA beberapa waktu lalu, pihaknya langsung memalukan pemeriksaan internal terhadap dokter yang menangani DA, kala itu.
"Terkait isu tersebut RSUD Palembang Bari telah melakukan pemeriksaan internal terhadap dokter yang bersangkutan melalui Komite Medik dan Komite Etik dan Hukum RS," kata Ruly kepada detikSumut.
Sayangnya Ruli juga tak menjelaskan jumlah dokter yang diperiksa dan hasil pemeriksaan itu. Hanya saja RSUD Bari telah melaporkan hasil pemeriksaan internal itu ke Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI).
"Hasil pemeriksaan internal tersebut telah dilaporkan dan disampaikan ke MKEK IDI," bebernya.
Hingga kini, Ruly mengklaim pemeriksaan MKEK IDI masih terus berlangsung sehingga ia juga belum bisa menjelaskan apakah memang terjadi dugaan malpraktik atau tidak terhadap penanganan pasien tersebut.
"Mohon maaf kami tidak bisa menyampaikan lebih lanjut mengenai hasil dan kesimpulan pemeriksaan tersebut, karena masih berproses di MKEK IDI," tutupnya.
Sebelumnya, DA (7), pasien usus buntu diduga korban malpraktik di RSUD Bari Palembang, yang sudah tiga kali dioperasi meninggal dunia. Dia meninggal dunia usai dirujuk serta menjalani perawatan intensif di RSMH Palembang.
Simak Video "Video: Kasus Pembacokan Pengantin Pria di Palembang Disebut karena Dendam"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)