Kota Palembang di Provinsi Sumatera Selatan merupakan kota terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Medan. Kota ini sudah ada sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha, yakni berdiri sejak tahun 682 M pada saat zaman Kerajaan Sriwijaya.
Dengan usianya yang setua itu, tak heran jika kota pempek ini terkenal dengan banyak situs peninggalan sejarah dan destinasi wisata alam yang indah. Di samping menjadi kota tertua, masih ada fakta menarik yang wajib detikers ketahui tentang kota ini.
Daripada penasaran, berikut detikSumut sajikan enam fakta menarik mengenai Kota Palembang. Ada apa saja, ya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Kota Tertua di Indonesia
Mengutip laman resmi Pemkot Palembang, Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia yang saat ini berumur setidaknya 1.341 tahun. Ini berdasarkan prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedukan Bukit.
Jika melihat informasi yang tertera dalam prasasti berangka 16 Juni 682 M tersebut, diketahui bahwa Kota Palembang mulanya berbentuk wanua, sejenis pemukiman berbentuk desa. Wanua ini dulunya didirikan oleh para penguasa Sriwijaya.
Dalam perkembangannya, Palembang menjadi saksi kejayaan dan keruntuhan berbagai peradaban, mulai dari Kerajaan Sriwijaya hingga kesultanan bercorak Islam. Pada masa kejayaannya, kota ini juga menjadi tujuan berbagai pendatang dari berbagai daerah, mulai dari biksu China hingga bangsa Arab Timur Tengah.
Pada abad ke-15, Palembang juga sempat dikuasai oleh para perompak dari China yang kemudian ditumpas oleh Laksamana Cheng Ho.
2. Al-Qur'an Raksasa (Al-Qur'an Al-Akbar)
Fakta menarik tentang Kota Palembang selanjutnya adalah keberadaan Al-Qur'an raksasa. Namanya adalah Al-Qur'an Al-Akbar. Disebut "akbar" karena ukurannya yang besar.
Tiap lembaran memiliki ketinggian 177 cm, lebar 140 cm, dan ketebalan kayu 2,5 cm. Museum Rekor Indonesia (MURI) bahkan menobatkan kitab suci ini sebagai Al-Qur'an terberat dan terbesar di dunia.
Al-Qur'an Al-Akbar menjadi wisata religi ternama dan menjadi salah satu ikon Kota Palembang. Al-Qur'an ini merupakan koleksi dari Pesantren Al Ihsaniyah yang berlokasi di Jalan Moh. Amin, Kecamatan Gandus, Palembang.
Tempat ini menyaksikan Al-Qur'an raksasa ini terbuka untuk umum. Jika detikers ingin mengunjungi destinasi wisata ini, kamu hanya akan dikutip tiket masuk untuk biaya perawatan tempat.
Sesuai arti dari Al-Akbar, ukuran alquran ini begitu besar dan papan kayu sebagai media ukirannya.
3. Pempek yang Makanan Pokok Orang Palembang
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pempek merupakan makanan khas Kota Palembang dan sering dijadikan oleh-oleh bagi pelancong. Namun, bagi masyarakat Palembang sendiri, pempek bukan sekadar makanan khas saja, tetapi juga "teman" yang dihidangkan pada saat kegiatan apa pun.
Di segala acara, termasuk untuk makan sehari-hari, pempek selalu menjadi pilihan. Bahkan, warga Palembang sudah biasa ngirup (minum) cuko dan makan pempek di pagi hari pada saat perut masih kosong.
Makanan khas Palembang yang sudah mendunia ini terbuat dari adonan daging ikan giling yang dicampur dengan tepung tapioka. Ikan yang biasa digunakan adalah ikan tenggiri atau ikan gabus.
Untuk cukonya sendiri terbuat dari gula merah yang dicairkan. Kemudian, bahan tersebut dicampur dengan beberapa bumbu, seperti bawang putih, asam, dan cabai rawit.
4. Tradisi Bidar untuk Memperingati Hari Ulang Tahun Ratu Belanda
Bidar atau biduk lancar adalah seni dayung tradisional Palembang. Menurut sejarah, lomba perahu bidar ini bermula dari perlombaan dua pemuda bernama Kemala Negara dan Dewa Jaya.
Sejak itu, perlombaan yang sudah ada sekitar tahun 1989 ini diadakan untuk memperingati perayaan ulang tahun ratu Belanda, Ratu Wilhelmina. Namun, bukan hanya untuk memperingati ulang tahun ratu Belanda, tradisi ini juga digelar saat pesta para pejabat Belanda sekaligus memperingati ulang tahun Kota Palembang.
Pada zaman dahulu, bidar hanya bisa dinaiki satu orang saja. Namun, pada perlombaan sekarang, satu perahu dapat didayung pilihan orang sesuai dengan tugasnya masing-masing.
5. Pasar Cinde, Pasar Loak Pertama dan Terlengkap
Pembangunan Pasar Cinde dimulai dari tahun 1957 dan selesai setahun setelahnya. Pasar ini merupakan pasar pertama di Palembang yang dibangun setelah masa Kemerdekaan Indonesia.
Bagian-bagian dari struktur bangunan Pasar Cinde pun mempunyai nilai filosofis. Sebagai contoh, tiang penyangga yang berbentuk cendawan di Pasar Cinde mengingatkan para warga tentang aktivitas berjualan di bawah pohon pada zaman dahulu.
Pasar ini buka setiap hari. Barang yang tersedia di pasar ini pun sangat beragam, mulai dari barang yang kecil, besar, baru, second, hingga jadul. Tak heran jika masyarakat lokal menyebutnya sebagai pasar serba ada.
Baca juga: 6 Fakta Sibolga, Kota Terkecil di Indonesia |
6. Ikon Kota Palembang, Jembatan Ampera
Jembatan Ampera merupakan ikon Kota Palembang yang dibangun pada 1962. Jembatan ini terletak di tengah-tengah Kota Palembang yang menghubungkan daerah seberang Ulu dan Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Sama halnya dengan tugu Monas, biaya pembangunan jembatan ini diambil dari rampasan perang Jepang. Jembatan ini awalnya diberi nama Jembatan Soekarno. Namun, Presiden RI pertama itu kurang berkenan karena tidak ingin menimbulkan tendensi individu tertentu.
Oleh sebab itu, nama jembatan kemudian disamakan dengan slogan bangsa Indonesia pada 1960, yaitu Amanat Penderitaan Rakyat atau disingkat Ampera.
Ternyata, ada banyak fakta menarik tentang Kota Palembang, ya, detikers? Buat yang sudah pernah berkunjung ke kota tertua di Indonesia ini, coba bagikan pengalamanmu di kolom komentar, ya!
Artikel ini ditulis oleh Maryam Mazaya, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(astj/astj)