Dalam bulan Syakban, terdapat satu malam yang cukup spesial. Itu adalah malam Nisfu Syaban. Apa itu? Malam Nisfu Syaban adalah malam istimewa di pertengahan bulan, yakni jatuh tepat pada malam 15 Syakban.
Keistimewaan malam Nisfu Syaban dapat dilihat dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Musa Al-Asy'ari, dengan nomor hadis 1144. Dijelaskan bahwa,
"Allah SWT mengamati kepada hambanya di malam pertengahan Syakban dan mengampuni yang memohon ampunan sekalipun sebanyak bulu domba di suku Kalb."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dapat dipahami dari hadis tersebut, malam pertengahan Syaban menjadi momen "emas" bagi umat Islam untuk banyak-banyak memohon ampun kepada Allah SWT. Namun, ada apa saja amalan yang dapat dikerjakan selama malam Nisfu Syaban?
Merujuk berbagai sumber dan salah satu ceramah Ustaz Adi Hidayat, berikut detikSumut sajikan berbagai amalan yang dapat dikerjakan selama malam-malam Syakban dan juga Nisfu Syaban.
Amalan-Amalan Sahih Malam Nisfu Syaban
Dalam salah satu ceramahnya, Ustaz Adi Hidayat mengatakan ketika Nabi, para sahabat, hingga para ulama salaf terdahulu berpuasa di siang hari bulan Syakban, mereka biasanya menghidupkan malam-malamnya dengan memperbanyak ibadah.
Adi Hidayat mengatakan, setidaknya ada tiga amalan yang dapat dilakukan di malam-malam Syakban, tanpa terkecuali ketika Nisfu Syaban. Berikut di antaranya:
1. Mendirikan Qiyamul Lail dan Salat Malam Lain
Menurut penjelasan Ustaz Adi Hidayat, ada tiga jenis salat yang dapat dikerjakan, yaitu qiyamul lail, salat tahajud, dan salat witir.
Qiyamul lail secara bahasa merujuk pada semua salat yang dikerjakan pada malam hari. Namun, jika ditarik dari sudut pandang fikih, qiyamul lail adalah salat yang dikerjakan setelah Isya dan sunahnya tanpa diawali tidur.
Ini berbeda dengan salat tahajud. Laman Rumaysho menjelaskan, salat tahajud adalah salat sunah yang dilakukan pada malam hari setelah bangun tidur.
Bagaimana dengan pelaksanaannya? Dilansir muhammadiyah.or.id, tata cara salat qiyamul lail, salat tahajud, ataupun salat witir kurang lebih sama, yakni dilaksanakan sebanyak 11 rakaat.
Hadis yang diriwayatkan Aisyah RA menyebutkan, Rasulullah mendirikan salat malam sebanyak 11 rakaat dengan membaginya menjadi 4 rakaat dan mengakhirinya dengan 3 rakaat witir (4+4+3=11 rakaat).
Sementara itu, Zain bin Kholid Al Juhani pernat memperhatikan Rasulullah melakukan salat malam sebanyak 13 rakaat yang dipecah menjadi 2 rakaat dan diakhiri dengan 1 rakaat witir (2+2+2+2+2+2+1=13 rakaat).
2. Membaca Al-Qur'an
Para ulama menganjurkan memperbanyak bacaan Al-Qur'an sebagai latihan agar di bulan Ramadan nantinya kita juga semangat membacanya. Dari laman Rumaysho, Salamah bin Kahiil pernah mengatakan,
"Dahulu bulan Syakban disebut pula dengan bulan para qurra' (pembaca Al-Qur'an)."
3. Memperbanyak Doa dan Istigfar
Amalan terakhir yang dapat detikers lakukan selama malam Nisfu Syaban dan malam-malam Syakban lainnya adalah memperbanyak doa dan istigfar. Mengapa? Karena di malam inilah, Allah SWT memberi banyak ampunan kepada hamba-hamba-Nya.
Dari Abu Musa Al-Asy'ari, bahwa Nabi SAW bersabda,
"Allah Tabaraka wa Ta'ala melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban, lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan."
Di samping itu, Sayyid Muhammad bin Alawi dalam Ithmi'nânul Qulûb mengatakan bahwa sudah sepatutnya setiap muslim membiasakan diri untuk beristigfar. Pasalnya, amalan ini salah satunya dapat memudahkan rezeki.
Nah, itulah tadi amalan-amalan sahih di malam Nisfu Syaban yang pernah dicontohkan Rasulullah, sahabat, dan ulama terdahulu. Perlu digarisbawahi bahwa tidak ada amalan khusus, baik salat ataupun membaca surah Al-Qur'an tertentu, saat malam Nisfu Syaban.
Jumhur ulama mengatakan, mayoritas hadis yang menyebutkan ibadah spesifik di malam Nisfu Syaban cenderung lemah dan bahkan palsu. Yang hanya dianjurkan adalah memperbanyak ibadah.
Adapun jenis ibadah yang dapat diperbanyak adalah seperti yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya, mulai dari qiyamul lail, membaca Al-Qur'an, dan memperbanyak istigfar. Wallahua'lam bishawab.
Informasi dalam artikel ini telah diperbaharui pada Selasa, 20 Februari 2024, pukul 09.24 WIB.
(nkm/mff)