Sejarah Lahirnya Kostrad, Soeharto Jadi Panglima Pertamanya

Sejarah Lahirnya Kostrad, Soeharto Jadi Panglima Pertamanya

Ahmad Arfah Fansuri Lubis - detikSumut
Sabtu, 04 Mar 2023 20:31 WIB
Pangkostrad Pertama, Soeharto
Foto: Pangkostrad Pertama, Soeharto (Dok: Kostrad)
Medan -

Hari Kostrad diperingati setiap tanggal 6 Maret. Seperti apa sejarah dari Kostrad ini? Simak selengkapnya di sini.

Kostrad yang merupakan singkatan dari Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat ini didirikan sejak 6 Maret 1961, demikian tertulis dalam situs resmi milik Kostrad. Dijelaskan jika Kostrad ini awalnya bernama Cadangan Umum Angkatan Darat (Caduad).

Caduad didirikan karena adanya sejumlah gangguan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di awal kemerdekaannya. Adapun sejumlah gangguan yang dimaksud itu antara lain Penghianatan PKI di Madiun tahun 1948 yang dipimpin Muso, Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat pada 1948, Pemberontakan RMS di Maluku pada 1950, dan sejumlah pemberontakan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu sudah ada Kodam yang dibentuk untuk menghadapi gangguan-gangguan tersebut, namun dinilai belum cukup karena kemampuannya terbatas. Atas dasar itu, pimpinan TNI AD membentuk sebuah satuan militer khusus yang bersifat mobil dan memiliki kemampuan Linud untuk siap tempur di seluruh wilayah tanah air.

Ialah A.H Nasution, saat itu menjadi Kasad yang meminta agar ada satuan militer ini dibentuk di awal 1960. Satuan itu kemudian dibentuk dan diberi nama Cadangan Umum Angakatan Darat (Caduad), dan diresmikan pada 6 Maret 1961 dengan Mayjen TNI Soeharto ditunjuk menjadi Panglima Korra I Caduad.

ADVERTISEMENT

Pada tanggal 19 Desember 1961, tidak lama setelah diresmikan, Korra I Caduad yang dipimpin Soeharto diberikan kepercayaan oleh Presiden Soekarno untuk melaksanakan tugas operasi TRIKORA. Ada tiga tugas yang diberikan dalam TRIKORA itu yakni:

1. Gagalkan pembentukan negara papua di Irian Barat.
2. Kibarkan bendera merah putih di Irian Barat
3. Bersiap-siap untuk mengadakan mobilisasi umum.

Tugas ini kemudian dijalankan pada awal 1962 dengan membentuk Komando Mandala di wilayah timur Indonesia dengan markas besarnya di Ujung Pandang. Soeharto menjadi Panglima Mandalanya dengan memimpin pasukan dari TNI AD, AL, AU, sukarelawan dengan sandi 'Operasi Jayawijaya'.

Misi dari operasi ini adalah melakukan penyerangan secara terbuka kepada Belanda jika perjanjian di New York gagal. Benar saja, dilakukan serangan umum yang membuat penjajah Belanda menyerah tanpa syarat, Irian Barat pun diserahkan pada 1 Maret 1963 yang ditandai dengan berkibarnya bendera merah putih di sana.

Setelah misi ini berhasil dengan masuknya lagi Irian Barat ke Indonesia, maka dilakukan 'Operasi Wisnu Murti' yang merupakan operasi lanjutan sebagai langkah konsolidasi yang bersifat Binter dan Operasi Linud yang sifatnya tempur.

Dari pengalaman Komando Mandala ini, Soeharto kemudian membuat telaah yang intinya perlu dibentuk pasukan cadangan strategis. Gagasan ini kemudian disetujui maka berdasarkan Skep Kasad No : KPTS 178/2/1963 tgl 19 Feb.1963 diputuskan bahwa Korra I Caduad resmi menjadi Kostrad.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads