Warga Medan bernama Jessy Fransiska yang sebelumnya terlibat cekcok dengan juru parkir (Jukir) di Jalan Brigjend Katamso, Medan meminta agar para jukir di Medan dites urine. Hal ini dikarenanya banyaknya jukir di Medan yang menurutnya bersikap arogan dab bikin gaduh.
Hal itu disampaikan Jessy saat dihubungi detikSumut perihal hasil mediasi antara dia dan jukir yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Medan. Jessy mengatakan, Kota Medan harusnya lebih selektif lagi dalam mempekerjakan jukir, dia juga meminta agar dilakukan tes urine kepada setiap jukir di Medan.
"Harusnya diperketat lagi sih, dan alangkah bagusnya diperlukan tes urine untuk jukir-jukirnya semua," kata Jessy Fransiska, Kamis (12/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya banyak jukir yang tidak menunjukkan pelayanan yang baik kepada masyarakat dan sering terlibat cekcok dengan warga.
"Karena rata-rata nyabu, makanya nggak beres jukir di Medan ini," ujarnya.
Dalam catatan detikSumut sendiri, kegaduhan antara jukir dengan warga memang kerap terjadi di Kota Medan hingga diviralkan di media sosial. Yang terbaru terjadi pada 3 Januari 2023 lalu di Jalan Stasiun Kereta Api, Medan. Saat itu jukir memaksa warga untuk membayar secara tunai, padahal di lokasi tersebut diterapkan pembayaran parkir secara elektronik.
Selanjutnya, pada 12 November 2022 , keributan antara jukir dengan pemilik toko juga terjadi di Jalan Krakatau, Medan. Saat itu jukir disebut meminta uang parkir bulanan sebesar Rp 700 ribu, peristiwa itu berakhir dengan si jukir meminta maaf.
Selain itu, masih banyak sederet peristiwa keributan maupun arogansi jukir di Kota Medan. Bahkan, Wali Kota Medan Bobby Nasution sempat ngamuk dengan tingkah laku jukir yang membuat parkir mobil berlapis di Jalan Dr Mansyur pada 11 September 2022 lalu.
(nkm/nkm)