Seorang siswa SMK swasta di Batam diduga menjadi korban perundungan atau bullying oleh rekan satu kelas dan gurunya. Akibatnya, siswa tersebut mengalami trauma usai mendapatkan perlakuan tersebut.
Indra Juniarti, orang tua siswi berinisial SI (17) yang duduk di kelas XI SMA mengatakan bahwa anaknya diduga mendapatkan perlakuan bullying di sekolah. Perbuatannya tersebut tidak hanya dilakukan oleh teman sekelas, bahkan dari gurunya.
"Kejadian yang menimpa anak saya ini sudah dilaporkan sebanyak tiga kali. Bahkan sudah sempat ketemu ketua yayasan tapi hal tersebut tapi tidak ada tanggapan dan penyelesaian serius," kata Indra, Sabtu (7/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kronologi kejadian tersebut bermula saat SI meminta izin kepada wali kelasnya karena ada acara keluarga selama tiga hari di luar kota. Saat itu wali kelasnya sudah bersedia memberikan izin namun teman satu kelas SI meminta kepada sang guru agar tidak diberikan izin dan diberikan tanda alpa pada absensi.
"Saat itu anak saya meminta izin, karena kami ada acara keluarga di Bintan. Saat anak saya meminta izin ke Pak G yang selaku wali kelas. Dari keterangan anak saya, guru tersebut tengah membuat konten YouTube dan Pak G itu memberikan izin tapi teman sekelas meminta untuk kehadiran anak saya di buat alpa," jelas Indra.
Indra menjelaskan beberapa hari berselang dari kejadian itu. Wali kelas anaknya SI diketahui sudah tidak mengajar di sekolah tersebut karena dikeluarkan. Pasca itu SI mulai mendapatkan perlakuan bullying dari teman sekelasnya.
"Oleh teman sekelas anak saya dia dituduh sebagai dalang dikeluarkan Pak G dari sekolah. Anak saya selalu disindir dan dikucilkan. Sampai tidak ada yang mau berkawan dengan dia," ujarnya.
"Anak saya di bilang sebagai pembawa masalah. Selain teman satu kelas, salah satu guru yang memberikan materi juga melakukan perlakuan serupa," tambahnya.
Indra melanjutkan guru yang ikut mem-bully anaknya itu menuding anaknya sebagai biang masalah guru bernama G dikeluarkan dari sekolah.
"Guru yang melakukan bullying itu adalah Pak AH, dia menyindir saat jam pelajaran dengan mengatakan bahwa gara-gara anak di kelas anak saya Pak G dikeluarkan dari sekolah. Pernyataan itu disampaikan dengan tatapan mata ke arah anak saya," ujarnya.
"Saat itu ada murid yang lain bertanya tentang jadwal Pak AH mengajar dan dia menjawab bahwa dia full mengajar di kelas anak saya karena dia sabar sehingga tidak keluar seperti Pak G," ujarnya.
Baca selengkapnya di halaman berikut....
"Pak AH ini selalu bilang ke anak saya bahwa 'Nyontek aja jangan banyak gaya. Nilai kamu bagus karena nyontek, jangan banyak gaya kau mau cari tempat PKL belum tentu saya izinkan kamu PKL'. AH juga pernah menendang kaki meja anak saya saat ia sedang menulis," jelas Indra.
Wali Kelas SI yang baru menggantikan G juga turut melakukan bullying. Wali kelas yang baru tersebut mengatakan bahwa kelas yang di tempati SI merupakan kelas sial.
"Wali kelas anak saya bernama Buk SAP (mengatakan) kelas yang ditempati anak saya adalah kelas sial. Akibat beberapa perlakuan tersebut anak saya sangat tertekan dan tidak nyaman," sebutnya.
Indra menyebutkan terkait dikeluarkan G wali kelas SI itu sudah ditanyakan ke pihak sekolah. Pihak sekolah menjelaskan G keluar dari sekolah anaknya itu karena mendapatkan pekerjaan baru.
"Saya lapor ke kepala sekolah ya dia bilang ya sudahlah tidak ada tindakan. Terkesan melindungi. Kejadian anak saya itu mulai dari dia kelas I SMA," ujarnya.
Kepala sekolah SMK tempat SI sekolah, MM saat dihubungi terkait peristiwa bullying tersebut mengatakan peristiwa tersebut telah selesai. Ia juga menjelaskan tidak ingin memperpanjang masalah tersebut.
"Kan sudah selesai. Kemarin sudah ketemu sama orang tuanya. Nanti saya salah ngomong lagi. Kemarin kan sudah, namanya sekolah. Sama sama orang tua nggak ada apa-apa," ujarnya
"Kalaupun itu salah guru ya sudahlah saling memaafkan saja," tambahnya.
Simak Video "Video: Bocah TK Jadi Korban Bully 6 Remaja di Pangkep, Pelaku Diamankan"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)