Belasan narapidana yang menghuni Lapas Kelas III Suliki Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, mengikuti program hapus tato yang digelar pihak Lapas. Program hapus tato ini dilakukan sebagai bagian dari pembinaan menjadikan Lapas Suliki Berbasis Pesantren.
Kepala Lapas Kelas III Suliki, Kamesworo menyebutkan, program hapus tato dilakukan oleh dokter spesialis kulit yang diajak kerja sama oleh Lapas. Hapus tato dilakukan dengan menggunakan laser.
"Jadi ini upaya kita untuk mengajak warga binaan untuk hijrah. Kita kerja sama dengan sebuah klinik kecantikan yang mendatangkan langsung dokter spesialis kulitnya kesini," kata Kamesworo kepada wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, hapus tato merupakan upaya pembinaan yang dilakukan kepada para narapidana dan dalam upaya mewujudkan Lapas Suliki menjadi Lapas berbasis Pesantren.
"Ke depannya kita berharap warga binaan yang telah selesai menjalani pembinaan atau masa hukuman disini bisa diterima kembali oleh masyarakat. Sekaligus kita ingin menghilangkan stigma negatif bahwa mereka yang masuk penjara tidak bisa berubah menjadi baik dan akan kembali mengulang perbuatan melanggar hukum," katanya.
Salah seorang napi di Lapas tersebut mengaku senang bisa menghapus tato. "Saya sangat senang sekali dan sangat berterima kasih pihak lapas telah melakukan penghapusan tato. (Program) ini membantu saya untuk berhijrah," kata Naufal.
Kegiatan hapus tato yang pertama kali digelar itu, diminati oleh Warga Binaan Lapas Suliki. Namun karena karena keterbatasan alat dan tenaga medis kegiatan hapus tato dibagi dua sesi.
"Nanti akan kita laksanakan lagi. Mungkin pada Januari mendatang," katanya lagi.
(nkm/nkm)