Warga Medan Demo BPOM karena Lalai Awasi Obat Penyebab Gagal Ginjal Akut

Warga Medan Demo BPOM karena Lalai Awasi Obat Penyebab Gagal Ginjal Akut

Nizar Aldi - detikSumut
Senin, 24 Okt 2022 17:00 WIB
Unjuk rasa warga di BPOM Medan.
Unjuk rasa warga di BPOM Medan. (Foto: Nizar Aldi/detikSumut)
Medan -

Massa yang tergabung dalam Rakyat untuk Keadilan dan Supremasi Hukum (Raksahum) berdemonstrasi di depan kantor Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Medan. Massa aksi menuding BPOM lalai dalam pengawasan peredaran obat yang mengakibatkan penyakit gagal ginjal akut pada anak.

Koordinator aksi, Ade Darmawan mengatakan BPOM tidak melakukan penarikan obat sirup setelah ada indikasi penyebab gagal ginjal akut tersebut berasal dari obat sirup. Mereka menuding BPOM cuci tangan dalam kasus tersebut.

"Tidak ada penarikan, mereka hanya katakan sudah diamankan. Diamankan di mana kita tanya mereka tidak bisa tunjukkan, katanya diamankan di apotik, sedangkan di apotik kita tanya nggak ada sudah ditarik, jadi yang benar ini siapa, kepala BPOM Sumut cuci tangan dan tidak bertanggung jawab," kata Ade Darmawan kepada wartawan, Senin (24/10/2022).

Mereka juga merasa ada yang aneh dengan waktu yang dibutuhkan untuk uji lab untuk obat tersebut hanya dua hari. Padahal menurut Ade, dibutuhkan waktu dua minggu untuk melakukan pengujian tersebut.

"Memang kita dapat dari PT Konimex waktu kita datang hari Sabtu, PT Konimex mengatakan BPOM hanya dua hari dalam penelitian laboratorium uji lab, sementara standarnya dua minggu, ini hanya dua hari," ujarnya.

Dia juga menyebutkan, pihak BPOM mengaku sudah melakukan penarikan, tetapi pengakuan dari pihak apotek tidak ada penarikan yang dilakukan oleh BPOM.

"Mereka apotek tidak berani edarkan, tetapi mereka tidak tarik. Kalau memang betul sudah ditarik, dimusnahkan dong. Tunjukkan ini kami sudah tarik," sebutnya.

"Tapi BPOM dan dinas kesehatan tidak ada menunjukkan bahwa barang barang itu sudah ditarik," imbuhnya.

Sehingga dia menuding tidak ada pengawasan yang dilakukan oleh BPOM terkait peredaran obat.

"Berarti mereka tidak ada pengawas, sedangkan controling per satu bulan mereka melihat ke pabrik, ini tidak ada dikontrol, setelah ada korban gagal ginjal akut anak," bebernya.

BPOM kata Ade tidak bekerja sama sekali sehingga dia meminta BPOM di Medan untuk ditutup. Bahkan untuk permintaan maaf kepada keluarga pengidap gagal ginjal akut juga tidak mereka lakukan.

"Tidak bekerja sama sekali, pertama mereka tidak ada tanggungjawab terhadap korban, kita tanya mereka tidak bisa jawab," ungkapnya.

"Minta maaf saja tidak ada mereka terhadap korban, selalu larikan ke pusat, ngapain BPOM ada disini sudah tutup saja," tutupnya.

Kepala BPOM Medan, Martin Suhendri yang menerima massa aksi masih bungkam. Belum ada tanggapan atau respons darinya soal aksi warga itu.




(dpw/dpw)


Hide Ads