Pemerintah Kota Pekanbaru mulai hitung-hitungan profit dalam pengelolaan masalah sampah di kota itu. Pemkot menyebut, selama ini biaya yang digelontorkan untuk menangani masalah sampah sebesar Rp 80 miliar, tetapi pendapatan retribusi yang masuk hanya Rp 5 miliar per tahun.
"Hari ini pola kebersihan memakan biaya kurang lebih ada Rp 80 miliar. Sementara capaian PAD kita dari retribusi paling Rp 4 miliar sampai 5 miliar. Artinya rugi," kata Penjabat Wali Kota Pekanbaru Muflihun saat ditemui di Mal Pelayanan Publik, kemarin.
Dalam kajian itu, akan dilihat apakah bisa masalah sampah dikelola lewat Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Sehingga nantinya BLUD yang melakukan pungutan dan menyiapkan seluruh sarana prasarana yang dibutuhkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kita mengkaji bagaimana caranya dari mereka memungut retribusi melalui BLUD, mereka menyiapkan sarana prasarana. Jadi kita tidak keluarkan APBD," katanya.
Untuk itu, dana Rp 80 miliar yang selama ini digunakan untuk sampah dapat dimanfaatkan membangun sekolah, fasilitas kesehatan dan kegiatan UMKM.
"Maka Rp 80 miliar ini bisa kita pakai untuk bangun sekolah, kesehatan sama UMKM," kata Muflihun.
Sementara terkait penanganan sampah yang kini dikelola pihak ketiga baru akan berakhir pada Desember mendatang. Namun ia minta perusahaan mundur jika tidak sanggup mengurus sampah.
"Rumbai ini dikelola DLHK dan camat. Jadi untuk dalam kota (dua zona) ini dikelola oleh pihak ketiga. Dua zona dalam kota ini yang selalu masalah," katanya tegas.
Baca juga: Pj Walkot Pekanbaru Ngaku Capek Urusi Sampah |
Pantauan detikSumut, tumpukan sampah terjadi di sejumlah lokasi seperti di Jalan Soekarno-Hatta, Jalan SM Amin hingga ke jalan-jalan dalam kota. Bahkan tumpukan sampah terlihat mulai berserakan karena tidak di angkut, Senin kemarin.
Di Jalan Soekarno-Hatta misalnya, sudah mulai banyak sampah berserakan karena tidak diangkut. Sampah mulai dari sisa kulit durian hingga sampah rumah tangga.
Aroma bau busuk dan menyengat mulai tercium keluar dari tumpukan sampah. Bukan satu atau dua lokasi saja, sampah menumpuk di lokasi-lokasi baru setelah dibersihkan petugas.
(ras/dpw)