Seorang ibu hamil bernama Armila (25), di Banyuasin, Sumatera Selatan, kesulitan untuk melahirkan. Hal itu dikarenakan dia yang berdomisili di Desa Perairan terpencil dan tak memiliki kendaraan transportasi air.
Peristiwa itu diketahui terjadi pada Rabu (3/8) di Desa Upang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin. Desa Upang sendiri merupakan desa terpencil yang jauh dari pusat kota. Dari kota Palembang menuju Desa Upang via perairan menggunakan kendaraan jenis speedboat diperkirakan memakan waktu sekitar satu jam.
Armila diketahui harus melahirkan melalui operasi caesar. Disebutkan, hal itu karena pihak tenaga kesehatan setempat menyatakan Armila tak bisa melahirkan secara normal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wadirpolairud Polda Sumsel AKBP Zahrul Buwadi membenarkan peristiwa tersebut. "Informasinya memang seperti itu," ujar Zahrul ketika dikonfirmasi detikSumut, Jumat (5/8/2022).
![]() |
Menurut Zahrul, ketika mendapat kabar ada warga di desa tersebut yang kesulitan melahirkan dikarenakan harus dioperasi, pihaknya langsung menurunkan tim bantuan.
"Ibu Armila dan keluarga membutuhkan transportasi air guna kecepatan waktu perjalanan menuju Palembang, karena akses paling cepat dari Upang ke Palembang melalui transportasi air," katanya.
Dari informasi itu, Polairud yang memiliki kapal yang sudah dimodifikasi menjadi ambulans terapung, diturunkan untuk memberi bantuan. Diketahui jarak tempuh dari kediaman Armila menuju rumah sakit di Palembang memakan waktu kurang lebih satu jam.
"Dari situ, Kapal Pol V-1027 Direktorat Polairud Polda Sumsel yang telah di modifikasi menjadi ambulan apung kita turunkan untuk membantunya," katanya.
Armila kemudian diantar menggunakan kendaraan tersebut ke RS Bom Baru di, Ilir Timur II, Palembang oleh anggota Polairud Sumsel, Bripka Miswanto dan Bripka Bima Oktariadi.
"Ibu Armila tiba di rumah sakit bom baru Palembang dan melahirkan dengan selamat serta kondisi bayi yang di lahirkan sehat melalui operasi sesar," jelasnya.
Menurut Zahrul, Kapal tersebut sengaja pihaknya modifikasi menjadi ambulans terapung. Hal itu menurutnya, merupakan inovasi yang penting dalam memberikan pelayanan transportasi kesehatan ke masyarakat yang membutuhkan.
"Sebagai wujud kehadiran Negara dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat perairan pedalaman Sumatera Selatan," jelasnya.
(astj/astj)