Pemuda Seni Budaya Tutup Acara Belajar Bersama Maestro di Muaro Jambi

Pemuda Seni Budaya Tutup Acara Belajar Bersama Maestro di Muaro Jambi

Ferdi Almunanda - detikSumut
Minggu, 31 Jul 2022 13:18 WIB
Acara Belajar Bersama Maestro di Jambi resmi ditutup
Foto: Istimewa
Jakarta -

30 pegiat muda seni budaya peserta Program Belajar Bersama Maestro (BBM) 2022 di Muaro Jambi mementaskan dengan apik dua komposisi masing-masing bertajuk "Senandung Aek Batang Hari" dan "Basuko Muda". Acara yang dilaksanakan di Diklat Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Muaro Jambi itu kini resmi ditutup.

Di depan Maestro Senandung Jolo, Wak Maryam, Wak Zuhdi dan Wak Alpian ada dua persembahan yang ditampilkan oleh dua kelompok menghadirkan versi tradisional dan versi pengembangan Senandung Jolo. Acara ini juga dinyatakan secara resmi berakhirnya ajang Belajar Bersama Maestro di Muaro Jambi itu.

Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (Direktorat PTLK), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sejak tanggal 20 hingga 26 Juli 2022 menyelenggarakan kegiatan Belajar Bersama Maestro (BBM) 2022 di Kabupaten Muaro Jambi. Kegiatan itu dengan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) Senandung Jolo dan dengan tiga orang maestro, yaitu Wak Maryam, Wak Zuhdi dan Wak Alpian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek, Judi Wahjudin menyampaikan kegiatan BBM Muaro Jambi merupakan pendukungan terhadap kegiatan Kenduri Svarnabhumi, yaitu kegiatan yang berupaya untuk memajukan kebudayaan dan menjaga lingkungan Sungai Batanghari. Sehingga kata Judi, kegiatan itu dapat mengembalikan dan mewariskan kekayaan alam yang ada di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari.

"Selama tujuh hari pelaksanaan, para peserta BBM digembleng dengan berbagai materi mengenai Senandung Jolo. Para peserta diajarkan mulai dari membuat alat musik gambang, yaitu alat musik untuk mengiringi Senandung Jolo hingga diajarkan pengembangan dari kesenian tersebut," terang Judi dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (30/7/2022).

Judi juga menyebutkan, jima tahap awal pembelajaran di ajang BBM ini, peserta diajarkan membuat alat musik gambang, kemudian memainkannya. Selain itu, peserta juga diajarkan bejolo atau yang dalam Bahasa Indonesia kita sebut sebagai pantun dengan versi orisinal, yaitu bejolo yang sudah ada dan diturunkan secara turun temurun.

ADVERTISEMENT

"Pada tahap pembelajaran berikutnya, para peserta belajar mengenai pengembangan seni Senandung Jolo dari Uswan Hasan, seorang peneliti Senandung Jolo serta dosen Sendratasik (Seni, Drama, Tari, dan Musik) dari Universitas Jambi," ujar Judi.

Sebut dia, para peserta diajarkan bagaimana mengembangkan Senandung Jolo, salah satunya adalah dengan menggabungkan alat-alat musik selain gambang, yaitu dengan alat-alat musik modern, seperti gitar, biola, dan lain-lain. Selain itu, para peserta belajar membuat karya musik kreasi baru.

"Kedua tahap pembelajaran tersebut ditampilkan oleh peserta pada penutupan pelaksanaan kegiatan BBM. Para peserta dibagi dalam dua kelompok beranggotakan masing-masing 15 peserta, menampilkan Senandung Jolo versi orisinal dan versi pengembangan, yaitu karya musik kreasi baru," jelas Judi.

Diterangkan Judi, ada versi pengembangan dari kedua kelompok ini dalam membuat kreasi mereka sendiri. Kelompok pertama akan menampilkan Senandung Jolo dengan judul "Senandung Aek Batanghari" dan kelompok kedua menampilkan karya musik kreasi baru dengan judul "Basuko Hati".

"Kelompok pertama ini terinspirasi dari kebiasaan masyarakat Dusun Tanjung yang menggunakan perahu sebagai alat transportasi ke Umo Sebrang tempat masyarakat menanam padi. Memasukkan melodi dari berbagai alat musik, seperti accordion, biola, gambus dan perkusi dan perkusi yang dikolaborasikan dengan gambang dan Senandung Jolo," jelas Judi.

"Lalu untuk kelompok kedua menampilkan karya musik kreasi baru dengan judul "Basuko Hati". Garapan ini terinspirasi dari kegiatan masrayakat di Kecamatan Muara Sebo, yaitu pelarian. Pelarian merupakan salah satu kegiatan gotong royong muda-mudi di umo atau ladang. Aktivitas tersebut juga digunakan sebagai ajang pendekatan dengan dambaan hati, yaitu dengan cara berbalas pantun, pada garapan musik ini penggarap mengolah ritme dan melodi senandung jolo dalam bentuk programa," lanjutnya.

Sementara, dengan selesainya kegiatan ini tentunya dapat dukungan penuh dari wakil rakyat Jambi. Kegiatan seni budaya yang mengangkat budaya lokal Jambi dinilai Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Faizal Riza adalah hal yang mesti dipertahankan.

"Kalau saya tentu mendukung kegiatan dalam rangka mempertahankan seni budaya daerah dari pegiat seni di Jambi. Ditengah arus teknologi dan digitalisasi yang tanpa batas saat ini tentu di perlukan upaya untuk memperkuat budaya lokal yang telah banyak di tinggalkan oleh anak-anak muda," kata Wakil rakyat dari Fraksi Gerindra itu kepada detikcom, Minggu (31/7/2022).

Faizal Riza juga menyebutkan agar dalam kegiatan yang mengangkat seni budaya lokal Jambi ini harus lebih digencarkan lagi dan tentunya perlu keikutsertaan pemuda di dalamnya untuk mempertahkan seni budaya Jambi.

"Oleh karena itu, kita harap hal seperti ini diperlukan keikutsertaan pemuda dalam pelaksanaan giat seni dan budaya ini," ujar Faizal.

(ega/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads