Ada yang berbeda saat rapat soal infrastruktur Kota Medan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Senin (4/7). Rapat itu dipimpin Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan dihadiri Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Di sela-sela rapat Gubsu Edy justru mempertanyakan niatan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu untuk Pilkada 2024. Bahkan Edy secara tegas menanyakan langkah politik Bobby untuk 2024, dia seakan ingin suami Kahiyang Ayu itu tetap menjadi Wali Kota Medan.
"Kau di pilkada ini masih di wali kota kan?," tanya Edy kepada Bobby.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Entah apa maksud Edy bertanya seperti ke Bobby. Hanya saja pertanyaan itu cukup menarik perhatian karena disampaikan di depan umum, saat rapat mengenai persoalan Kota Medan.
Memang Bobby Nasution kerap disebut-sebut akan 'naik kelas' di Pilkada 2024 mendatang. Tidak lagi menjadi Wali Kota Medan, tapi menjadi Gubernur Sumut.
Peluang untuk Bobby naik kelas memang besar. Apalagi Bobby akan tetap terus menjabat sebagai Wali Kota Medan sampai tahapan Pilgub Sumut 2024 dimulai. Sedangkan Gubsu Edy harus rela meninggalkan jabatannya karena masa baktinya akan berakhir September 2023 mendatang.
Kembali ke Edy, sebelum bertanya tentang niatan Bobby di pilkada mendatang, Edy berkomentar tentang video yang sedang ditayangkan dalam rapat tersebut. Saat itu, dalam video sedang menayangkan kondisi Kelurahan Belawan Bahari, Edy mengomentari soal genangan air di perumahan penduduk.
"Lihat ini Bob (sambil mengarahkan laser ke layar), air ini semua, ini punya nya Pelindo nih, Pelindo (sambil mencari perwakilan Pelindo), pipa-pipa Pelindo itu," sebut Edy.
Namun, oleh perwakilan Pelindo yang berhadir dalam rapat tersebut mengatakan kalau pipa yang ditayangkan di video tersebut milik Pertamina. Atas hal tersebut Edy minta maaf, namun saling lempar bola kerap dilakukan oleh Pelindo dan Pertamina kata Edy.
"Oh Pertamina, sorry sorry Pertamina, memang kalau Pelindo ini ditanya punya Pertamina, ditanya ke Pertamina itu Pelindo punya, tak selesai orang ini," ungkapnya.
Edy menyebut orang yang berasal dari wilayah itu akan kesulitan menjadi presiden di masa akan datang, meskipun dia pintar atau jenius. Hal itu karena orang tersebut akan sakit gatal akibat kondisi lingkungannya.
"Apabila ada orang jenius di sini satu, dua, tiga orang yang jadi presiden di tahun 2045 (atau) 2070, tak jadi presiden dia karena sakit gatal," sebutnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, wilayah tersebut merupakan lokasi kampanye yang diminati oleh kandidat saat pilkada. Saat pilkada warga di sana akan sejahtera, namun setelah selesai pilkada, warganya akan kembali miskin.
"Jadi pas mau Pilkada, oo rame kampanye di sini, karena rakyatnya paten sekali, selesai Pilkada berubah lagi, miskin lagi rakyatnya, tak selesai-selesai mereka ini," ungkapnya.
Atas hal tersebut, Edy menanyakan apakah Bobby bisa menyelesaikan rencana pembangunan tersebut dalam sisa masa jabatan periode pertama ini. Kalau pun tidak selesai, Edy menyarankan untuk dikerjakan oleh Bobby di periode kedua.
"Bisa selesai lah ini Bob ya, kau selesaikan ini ya, kalau tak selesai di periode ini di periode berikutnya Bob," ujarnya.
Setelah itu barulah Edy menanyakan apakah Bobby masih di wali kota saat pilkada mendatang. Terlihat Bobby anggukkan kepala, atas bahasa tubuh tersebut, Edy meminta Bobby menyelesaikan rencana pembangunan ini.
"Kau selesaikan ini ya," pintanya.
Setelah selesai rapat, Edy keluar dari Aula Tengku Rizal Nurdin tersebut. Saat di tanya soal pertanyaan Edy kepada Bobby saat rapat tersebut, Edy mengatakan itu hanya guyonan belaka.
"Oo tadi guyon itu," tutupnya.
Pertanyaan Edy dinilai untuk mengecek apakah Bobby maju di pilgub 2024, baca selengkapnya di halaman berikut...
"Itu dapat dimaknai sebagai 'cek ombak' apakah Bobby berniat dua periode atau ada niat lain seperti nyalon gubernur," kata Faisal Riza kepada detikSumut, Selasa (5/7/2022).
Apabila pertanyaan itu terjawab, maka Edy bisa menghitung langkah politik yang akan diambilnya ke depan. Kalau misalnya Bobby maju jadi jadi gubernur, apakah Edy tetap maju atau memilih langkah politik lainnya.
"Kalau terjawab, pak gubernur bisa ambil langkah politik yang diperlukan. Misalnya kalau Bobby maju gubernur maju juga atau nyalon DPR RI, atau lainnya," sebutnya.
Selain itu, guyonan yang dimaksud Edy itu juga bisa dimaknai lain, seperti teguran kepada Bobby tentang persoalan pembangunan.
"Makna lain berupa teguran kepada wali kota. Kira-kira dia butuh berapa periode untuk menyelesaikan permasalahan yang dimaksud (seperti pipa dan genangan air)," jelasnya.
Selain itu Faisal memprediksi dialog seperti ini justru berpotensi memperpanjang polemik antara Edy dan Bobby.
"Dalam laporan media, mereka berebut panggung dalam wacana revitalisasi Lapangan Merdeka Medan dan kasus Holywings," ujarnya.
"Nampaknya ini tak bisa dipisahkan sebagai bagian dari aksi pengerasan rivalitas antar dua tokoh jelang pemilu gubernur," tutupnya.
Simak Video "Video KPK Bakal Panggil Bobby Kalau Ada Dugaan Terlibat Kasus OTT di Sumut"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/afb)