Meski harus berjalan kaki hingga empat jam, Yudding (12) dan adiknya Nursabbi (11) tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan bisa sekolah. Bagi Yudding dan adiknya sekolah teramat penting karena bisa merubahnya kehidupan mereka di masa yang akan datang.
Yudding dan adiknya bersekolah di SD Inpres 5/81 Tapong, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Mereka harus berjalan kaki empat jam atau sejauh 7 kilometer dari rumah untuk bisa sampai di sekolah.
"Saya bercita-cita mau jadi polisi. Bagus ku lihat pakaiannya. Tamat SD mau tetap lanjut SMP, saya tidak mau berhenti sekolah," kata Yudding dikutip dari detikSulsel, Jumat (17/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudding pernah ditawari oleh penduduk kampung untuk tinggal di sekitar sekolah, agar akses tidak begitu jauh. Hanya saja dia menolak dengan alasan kasihan pada hewan peliharaannya di rumah.
"Saya tidak mau tinggal di dekat sekolah, karena ada anjing saya pelihara nanti bertengkar. Saya sudah terbiasa jalan ke sekolah tanpa diantar orang tua. Biasa dapat babi, tidak takut ja," bebernya.
Impian besar juga dicita-citakan adik Yudding, Nursabbi yang juga membawa parang dalam perjalanan menuju ke sekolah. Dia yang baru duduk di bangku kelas 4 SD itu punya cita-cita menjadi tenaga pengajar.
"Saya mau jadi guru, saya suka kalau lagi mengajar. Saya juga bawa parang kalau ke sekolah," ucapnya.
Seperti diketahui, sebanyak 4 siswa SD di Desa Tapong, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) berjuang keras untuk menempuh pendidikan di sekolah. Mereka berangkat sejak dini hari dengan membawa parang untuk melewati hutan dan 6 sungai.
(astj/astj)