Film Ngeri-ngeri Sedap yang saat ini masih tayang di bioskop disebut menggambarkan kehidupan orang Batak. Benarkah?
Dari film yang digarap di wilayah Danau Toba tersebut setidaknya terdapat tiga nilai kehidupan orang Batak. Nilai ini yang kemudian menjadikan film Ngeri-ngeri Sedap ini sangat dekat dengan kehidupan orang Batak.
Tiga nilai itu tertuang dalam keinginan dari Pak Domu terhadap ketiga anaknya yaitu Domu, Gabe dan Sahat. Berikut penjelasan selengkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Orang Batak Harus Nikah dengan Orang Batak Juga
Nilai yang pertama adanya kewajiban orang Batak menikah dengan orang yang bersuku Batak juga. Hal ini lah yang diinginkan oleh Pak Domu kepada anak pertamanya Domu.
Dalam film itu dijelaskan jika keinginan Pak Domu itu karena ingin melestarikan budaya Batak di keluarganya. Namun keinginan itu ditolak oleh Domu yang ingin menikahi orang Sunda.
Ternyata persepsi orang Batak harus menikah dengan orang Batak juga terjadi di kehidupan nyata. Setidaknya, bisa dikatakan masih ada orang Batak memiliki pemikiran seperti itu.
Dosen Antropologi dari Universitas Negeri Medan (Unimed), Erond Damanik, mengatakan pernikahan sesama orang Batak adalah hal yang harus dilakukan. Bahkan, dalam adat Batak, seorang pria itu harusnya menikah dengan anak pamannya.
"Karena begini, poin fundamental dalam perkawinan orang Batak itu kan eksogami marga. Eksogami marga itu harus ke luar dari marga mereka. Penentuan jodoh orang Batak itu awalnya harus berboru tulang, itu yang laki-laki menikah dengan anak pamannya," ucap Erond kepada detikSumut, Selasa (14/6/2022).
Erond mengatakan hal itu dilakukan untuk melindungi harta kekayaan yang dimiliki orang Batak tersebut. Dia menikahi anak pamannya, maka harta pria Batak disebut tidak akan keluar dari kelompoknya.
"Dalam istilah antropologi, ini untuk memelihara agar semua properti yang ditemukan harta gono-gini, semuanya, itu jatuh tetap terhadap orang sesamanya. Kalau dalam film itu kan kepada orang Sunda, harta itu kan jatuh nantinya kepada orang yang non bermarga," ucap Erond.
2. Orang Batak Kerjanya Jadi Hakim
Dalam film Ngeri-ngeri Sedap itu, konflik juga terjadi karena Pak Domu ingin anak ketiganya Gabe yang sarjana hukum untuk menjadi hakim. Namun ditolak oleh Gabe yang lebih memilik menjadi pelawak.
Erond Damanik mengatakan orang tua dari suku Batak menginginkan anaknya menjadi hakim memang terjadi di kehidupan nyata. Banyak orang tua yang menginginkan anaknya menjadi pengacara, hakim, maupun jaksa dengan alasan agar anaknya memiliki pekerjaan yang baik.
"Ada anekdot gini, orang Tapanuli ini menilai sektor pekerjaan yang menjanjikan awalnya itu adalah militer. Makanya di tahun 60-an itu banyak orang Sumatera Utara yang masuk militer. Karena itu adalah pekerjaan yang punya anak buah, bisa menjadi bos gitu," ucap Erond.
"Mulai tahun 80-an sampai sekarang itu mulai jadi pengacara. Yang bermarga Batak itu mulai dari Juan Felix Nasution, pengacara keluarga Cendana. Jadi pengacara ini juga menjanjikan. Termasuk kepada hakim maupun jaksa. Menjadi pengacara, hakim, atau pun jaksa itu yang dinilai menjanjikan," sambungnya.
3. Anak Bungsu Jaga Orang Tua di Rumah
Dalam film Ngeri-ngeri Sedap, Pak Domu meminta anak bungsunya bernama Sahat (diperankan Indra Jegel) untuk tinggal di rumah menjaga mereka.
Namun permintaan itu ditolak Sahat yang memilih tinggal di rumah Pak Pomo, seorang petani yang hidup sendiri di Pulau Jawa. Sahat menilai banyak belajar nilai kehidupan dari Pak Pomo sehingga senang tinggal dengannya.
Dalam kebiasaan orang Batak, anak laki-laki paling kecil memang harus tinggal di rumah bersama orang tuanya. Anak laki-laki paling kecil ini disebut memiliki tanggungjawab untuk menjaga rumah dan orang tuanya itu.
"Dalam kultur orang Tapanuli, Mandailing, Simalungun, Karo. Hari tua dari orang tua akan tinggal di rumah peninggalan orang tua. Rumah itu akan diserahkan pengurusannya kepada anak laki-laki paling bungsu. Maka ada upaya juga ketika anak bungsu itu sukses di luar, maka disuruh pulang ke kampung tinggal di rumahnya untuk menjaga rumah dan orang tuanya," jelas Erond Damanik.
Simak Video "Video: Heboh Oknum Polisi Palak Pemotor Wanita, Ini Kata Polrestabes Medan"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)