Review Film Ngeri-ngeri Sedap, Cerita Kehidupan Orang Batak

Review Film Ngeri-ngeri Sedap, Cerita Kehidupan Orang Batak

Ahmad Arfah Fansuri Lubis - detikSumut
Selasa, 14 Jun 2022 17:09 WIB
Bobby saat bersama pemain film Ngeri Ngeri Sedap di Ringroad City Walk.
Pemain film Ngeri-Ngeri sedap saat premiere di Medan (Foto: Istimewa)
Medan -

Film Ngeri-ngeri Sedap saat ini tengah digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Sebenarnya seperti apa film ini?

Film Ngeri-ngeri Sedap ini bercerita tentang kehidupan satu keluarga Batak yang tinggal di daerah pinggiran Danau Toba, Sumatera Utara. Satu keluarga itu terdiri dari Pak Domu (Arswendy Beningswara), Mak Domu (Tika Panggabean, Domu (Boris Bokir), Sarma (Gita Butar-butar), Gabe (Lolox) dan Sahat (Indra Jegel).

Film ini bercerita tentang kerinduan Mak Domu terhadap ketiga anak laki-lakinya yang merantau ke Pulau Jawa. Ketiga anaknya itu sudah tidak pulang lebih dari tiga tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, film ini juga menggambarkan keinginan dari Pak Domu agar ketiga anak laki-lakinya untuk mengikuti apa yang dia inginkan. Namun ketiganya menolak keinginan Pak Domu itu karena ingin menentukan hidup mereka sesuai keinginan masing-masing.

Singkat cerita, Pak Domu dan Mak Domu pun menghubungi ketiga anaknya yang berada di Jawa itu untuk meminta mereka pulang. Permintaan itu berdasarkan rasa rindu Mak Domu, Pak Domu untuk berbicara langsung agar ketiga anaknya mengikuti keinginannya, dan pesta adat yang akan digelar di rumah orang tua dari Pak Domu.

ADVERTISEMENT

Namun ketiga anaknya itu tidak ingin pulang. Mereka beralasan memiliki pekerjaan di tempat mereka saat ini yang tidak bisa ditinggal.

Untuk mensiasati agar ketiga anaknya pulang, Pak Domu pun meminta agar Mak Domu mau bersandiwara dengan menyebut mereka akan bercerai. Hal ini semata-mata agar ketiga anaknya pulang, setidaknya untuk membantu menyelesaikan masalah antara mereka berdua agar tidak jadi cerai.

Niat Pak Domu itu pun disetujui oleh Mak Domu. Mereka melakukan sandiwara perceraian yang kemudian direspon oleh ketiga anaknya itu dengan mereka langsung pulang ke kampung halaman.

Domu dan ketiga adiknya itu saat berada di rumah langsung melakukan upaya untuk segera mendamaikan kedua orang tuanya yang bermasalah. Namun tidak berhasil karena Pak Domu dan Mak Domu bersepakat sandiwara ini mereka terus lakukan hingga acara pesta adat yang digelar oleh orang tua dari Pak Domu selesai.

Pak Domu ditinggal minggat istrinya. Simak halaman berikutnya:

Usaha-usaha dari Domu, Gabe dan Sahat selalu tidak berhasil hingga mereka harus ikut pesta adat itu. Setelah pesta adat, Domu, Gabe dan Sahat memutuskan untuk pulang meski orang tua mereka tetap ngotot untuk bercerai.

Permasalahan pun timbul, Mak Domu membongkar sandiwara mereka di hadapan anak-anaknya yang sedang ribut dengan Pak Domu. Saat itu Pak Domu terus memaksakan keinginan terhadap tiga anaknya itu. Rasa kecewa pun muncul sehingga Domu dan adik-adiknya memutuskan untuk kembali ke Jawa.

Tak hanya itu, Mak Domu yang ribut dengan Pak Domu pun memilih pulang ke rumah orang tuanya bersama Sarma, anak perempuan mereka. Pak Domu pun tinggal sendiri di rumah.

Pak Domu kemudian mulai tersadar soal dirinya yang tidak bisa memaksa keinginannya. Dia pun memberikan izin kepada ketiga anaknya untuk menentukan pilihan. Pak Domu dan ketiga anak laki-lakinya mendatangi rumah Mak Domu untuk memintanya pulang.

Alur cerita film ini memang sesuai dengan kehidupan orang Batak. Adegan yang mengundang tawa hingga sedih membuat film ini sangat layak untuk ditonton.

Hingga kini belum ada kritikan terhadap film yang digarap Bene Dion ini. Kesesuaian dengan cerita orang Batak, adegan lucu hingga hari ini membuat film ini memang sangat layak untuk ditonton bersama keluarga.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Dinda Kanyadewi Nggak Takut Dilabeli Spesialis Antagonis: Aku Pasrah"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads