Petani sawit yang tergabung dalam Koperasi Sawit Makmur (Kopsa-M) di Kampar, Riau bisa tersenyum manis. Di akhir Ramadan jelang lebaran ini mereka mendapat dana talangan yang nunggak dua bulan terakhir.
Dana talangan senilai Rp 1,08 miliar dari PT Perkebunan Nusantara V itu diberikan kepada ratusan petani dan pekerja Kospsa-M. Di mana hingga saat ini masih terjadi masalah kepengurusan yang berdampak tidak cairnya dana dari rekening bersama Kopsa-M dan perusahaan BUMN tersebut.
Seorang pekerja, Rita mengaku telah lama menunggu kabar bahagia tersebut. Sebab, petani dan pekerja butuh dana jelang lebaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami bersyukur doa didengar, bantuan dana talangan dari perusahaan ini tentu sangat kami nantikan di saat seperti ini," terang Rita kepada wartawan, Jumat (29/4/2022).
Bersama pekerja dan petani, senyum Rita mulai semringah. Mereka pun berbondong-bondong datang ke kantor Kopsa-M di Siak Hulu untuk menunggu pencairan.
"Sudah cair, bisa Lebaran," kata Rita sambil tersenyum.
Kepala Desa Pangkalan Baru Yusry Erwin menyebut langkah yang diambil PTPN V sudah tepat. Mengingat pekerja dan para petani sangat membutuhkan dana saat ini.
"Awalnya Kopsa-M berjalan dengan baik. Namun, setelah adanya campur tangan pengurus sebelumnya dan banyak bawa campur tangan orang luar Kopsa-M jadi hancur. Akibatnya begini, membayar hak pekerja dan petani sendiri harus memakai dana talangan terlebih dahulu," katanya.
Hal senada disampaikan Executive Vice President Plasma PTPN V, Arief Subhan Siregar. Perusahaan pelat merah tersebut memutuskan untuk menalangi gaji pekerja dan dana petani Kopsa-M menyusul belum adanya kejelasan dari Dinas Koperasi Kabupaten terkait kepengurusan yang sah guna pencairan hak pekerja dan petani.
"Kami sangat prihatin atas keterlambatan pembayaran gaji akibat masalah ini. Baik petani maupun pekerja adalah mitra kami, untuk itu dalam situasi buntu seperti ini kami berinisiatif membantu gaji pekerja pakai dana talangan menjelang Lebaran," katanya.
Menurut Subhan, besaran gaji sama seperti yang didapat dari pengurus Kopsa-M yang bersumber dari pekerja itu sendiri. Selanjutnya bantuan talangan ini nantinya dikembalikan Koperasi ke perusahaan saat dana di rekening bersama bisa dicairkan.
"Tidak ada bunga atau beban tambahan apapun dalam talangan gaji ini. Tujuan kita cuma satu, memudahkan dan memberikan hak petani dan pekerja," katanya.
Arief menyadari tidak mungkin selamanya perusahaan sebagai bapak angkat dapat menalangi. Untuk itu dia minta persoalan dualisme kepengurusan bisa diselesaikan sebaik demi kepentingan para petani.
Sebelumnya, para pekerja juga pernah mengadu ke Kantor Staf Kepresidenan (KSP) saat ada perwakilan, Kepala Deputi II KSP Abetnego Tarigan 12 November lalu. Saat itu Tarigan memastikan akan mencarikan solusi untuk persoalan tersebut.
Pencairan dana talangan sendiri sudah beberapa kali dilalukan oleh PTPN V sebagai bapak angkat koperasi tersebut. Namun sejak satu tahun terakhir tidak kunjung ada kejelasan kepengurusan.
(ras/astj)