Salah satu tanda peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia sudah dekat di Palembang adalah munculnya sejumlah pedagangan telok ukan, telok abang, dan ketan gepit. Para pedagang ini muncul sekitar tanggal 17 Agustus setiap tahunnya.
Nah, setelah sebelumnya detikSumbagsel membahas telok abang, kali ini kita akan mengenal lebih jauh telok ukan atau telur ukan. Telok ukan dibuat dari telur bebek dengan rasa gurih dan manis seperti makanan Srikayo.
Pembuatannya cukup mudah. Aminah, salah seorang pedagang telok ukan yang ditemui di Jalan Merdeka, tepatnya di depan kantor Wali Kota Palembang mengatakan bahwa telok ukan dibuat dengan cara mengeluarkan isi telur bebek dengan mengupas cangkangnya sedikit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah dikeluarkan dari cangkang, campurkan telur bebek dengan santan dan air daun pandan. Kemudian ditambah kapur sirih sedikit. Setelah semua bahan dicampur, kocok.
Usai semua bahan selesai dikocok, masukkan seluruh bahan tadi ke dalam cangkang telur bebek dan tutup cangkang menggunakan kayu gabus. Kukus dengan api sedang selama 30 menit.
"Telok ukan ini enak disantap dengan bongkol atau pun nasi," kata Aminah ditemui detikSumbagsel, Minggu (13/8/2023).
Telok ukan banyak dijumpai di sepanjang Jalan Merdeka. Para pedagang mulai berjualan dari pukul 16.00 WIB. Telok ukan sendiri hanya ada sebelum dan pada hari H 17 Agustus. Aminah menjual satu buah telok ukan dengan harga Rp 5 ribu.
"Kalau hari biasa buka dari sore hingga pukul 21.00 WIB dengan membawa 50 buah telok ukan. Tapi kalau weekend dan libur 17 Agustus dari pukul 10.00 WIB sampai malam dan membawa telok ukan dari rumah bisa sampai 100 buah," ujarnya.
Menurutnya, resep telok ukan ini merupakan resep turun menurun. Jadi bila sudah awal Agustus, pasti pedagang telok ukan mulai bermunculan untuk menjual telok ukan ini.
"Kalau hari biasa tidak rerlalu ramai. Ramannya penjualan Telok Ukan weekend dan saat 17 Agustus. Bahkan kadang ada wisatawan dari luar kota yang beli," pungkasnya.
(des/des)